Bab 006
Tasya menjatuhkan Handphone mama Rita karena shock, ketika mengetahui bahwa Bryan adalah orang yang memberikan kartu namanya namun Tasya menolaknya.
"Jadi gimana ma? Ternyata karena dia tersinggung sama penolakan Tasya, jadi minta Tasya buat dipecat" ucap Tasya.
"Maka dari itu, kamu minta maaf sama Bryan, dengan benar dan tulus, agar dia mengembalikan pekerjaan kamu" ucap Rita.
"Bener Sya apa yang mama kamu bilang, ini cara terakhir gak ada cara lagi!" sahut Silvi.
"Gak, Tasya gak mau minta maaf, itu hal sepele, terlalu berlebihan, seharusnya dia jangan gitu dong, itu kan hak Tasya mau nerima atau gak, lagian cuman kartu nama doang!" bantah Tasya.
"Dia itu CEO kejam Sya, dia pasti gak pernah ditolak dan dibantah omongannya selama hidupnya, makanya dia tersinggung banget sama kamu" tambah Silvi.
"Iya sayang, dia punya kuasa yang kita tidak punya, maupun kita punya orang dalam sekalipun, kalau pengaruh dia lebih besar, gak ada apa-apanya, Pramugari cita-cita kamu dari kecil, masa cuman karena gak mau minta maaf kamu ngorbanin cita-cita kamu yang udah kamu capai" ucap Rita.
"Tapi ma..!" seru Tasya.
"Sayang, cuman minta maaf kok, pasti dia maafin kamu, asalkan kamu bener-bener tulus" ucap Rita lagi.
"Iya Sya, kalok kamu gak balik, terus aku gak punye temen lagi di maskapai, aku double bed sama siapa lagi kalok gak ada kamu" sahut Silvi.
Tasya benar-benar bingung, antara minta maaf atau mengorbankan cita-citanya sedari kecil, ia juga berjanji kepada Alm. Papanya untuk menjadi Pramugari baik yang siap melayani dan mengorbankan jiwanya untuk para penumpang.
"Tapi gimana caranya Tasya kesana, dia bukannya di Amerika?" tanya Tasya.
Silvi merogoh dompetnya mencari kartu nama milik Bryan, dan memberikannya kepada Tasya.
"Nih Sya, kemarin pas aku mau beresin gelas kopi di seatnya Tn. Bryan, aku liat kartu nama ini masih disana, jadi aku pungut, karena kita pasti membutuhkan orang lain, tidak mungkin tidak Sya" ucap Silvi.
Dengan anggukan mama Rita menyetujui ucapan Silvi.
"Kamu hubungin dia, ataupun kantornya, siapa tau kalok dia udah balik ke Indonesia, kamu bisa menemuinya" ucap Silvi.
Tasya menghela nafas, "Huuuhhh, oke deh, makkasih ya Sil, ma aku sayang banget sama kalian, yang selalu ada buat aku" ucap Tasya sembari memeluk kedua orang tersayangnya.
Ttutt..Ttut..ttutt..
Tasya mencoba menghubungi nomor Bryan, namun panggilannya tak dijawab.
Ia beralih menelfon nomor kantornya, akhirnya dapat jawaban.
"Halo selamat siang" ucap Admin kantor.
"Siang, apakah benar ini nomor perusahaan Miracle Group?" tanya Tasya.
"Iya benar sekali, apakah ada yang bisa saya bantu?
"Saya ingin bertemu dengan Tn. Bryan Pattinson, apakah bisa?" tanya Tasya sembari melihat nama Bryan di kartu namanya.
"Mohon maaf untuk saat ini beliau tidak ada di Indonesia, beliau sedang melakukan perjalanan Bisnis di Amerika, kemungkinan beliau akan pulang malam ini, jadi jika anda ingin menemuinya besok siang atau malam bisa langsung saja datang ke perusahaan, bagaimana?"
"Baiklah saya akan datang langsung besok perusahaannya, terim kasih" ucap Tasya.
"Sama-sama"
Panggilan pun berakhir..
"Aman sayang, nanti malam dia udah kembali ke sini" ucap Rita.
"Semoga berhasil ya Sya, sorry aku gak bisa nemenin kamu, soalnya besok ada jadwal penerbangan" ucap Silvi.
"Gak papa Sil, aku datang gak papa, aku berani kok, walaupun katanya dia kejam" ujar Tasya.
"Semoga aja kamu gak lagi masuk ke kandang harimau Sya!" ledek Silvi, mama Rita pun tertawa mendengarnya
*
*
-Miracle Group Company-
Hari ini Tasya mengunjungi Perusahaan Miracle Group milik Bryan Pattinson, bertujuan untuk meminta maaf atas kesalahannya, walaupun sebenarnya masalah sepele.
Tapi demi karir dan cita-citanya ia harus memaksa dirinya untuk meminta maaf agar dapat kembali menjadi Pramugari.
"Selamat siang" sapa Tasya pada Admin.
"Siang, ada yang bisa saya bantu?"
"Eee, saya ingin bertemu dengan Tn. Bryan Pattinson, apakah beliau ada"
"Maaf apakah sebelumnya anda susah membuat janji temu?"
"Tidak sih, tapi kemarin saya sudah menelfon Admin kantor, dan dia bilang untuk datang di siang hari ataupun malam hari"
Admn itu pun mengangguk paham..
"Oo, baiklah saya hubungi dulu manajer Tn. Bryan, sebentar ya.."
Tasya mengangguk kecil sembari tersenyum.
"Maaf nona, sepertinya anda tidak bisa menemuinya sekarang, karena beliau juga sedang kedatangan tamu penting"
"Kira-kira jam berapa tamu itu pulang?" tanya Tasya.
"Untuk itu saya juga belum tau nona, maaf"
"Eee, kalau saya menunggu disini apakah boleh?" tanya Tasya lagi.
"Oh.. Tentu boleh sekali, silahkan ada bisa menunggu disofa sebelah sana" tunjuk sang Admin wanita ke sebuah sofa berwarna Cream tak jauh dari pintu masuk kantor.
"Baiklah, saya boleh minta tolong sekali lagi, nanti jika tamunya sudah pulang tolong panggil saya ya! Terima kasih" ujar Tasya.
"Baik, sama-sama"
Tasya pun menuju ke sofa yang diarahkan oleh staff perusahaan itu, dan menunggu Bryan disana.
Ia melihat jam tangannya menunjukan pukul 14.00, jam tidur Tasya jika tidak ada jadwal penerbangan.
"Aduhh ngantuk banget lagi!" ucap Tasya sambil memelek melekkan matanya.
Melihat ada majalah dimeja itu, Tasya meraihnya dan membaca majalah itu, isi dari majalah itu seputar perusahaan Miracle Group dan biodata seorang Bryan Pattinson, CEO dari perushaan itu.
"Banyak juga anak perusahaannya, bukan cuma di Indonesia, diluar negeri juga, ohhh jadi dia blasteran!" ucap Tasya yang berbicara sendiri.
Saking sibuknya membaca majalah itu, Bryan yang keluar dari lift bersama manajernya Willy pun tak terlihat oleh Tasya, padahal mereka lewat tepat didepan Tasya duduk, alhasil dia kehilangan Bryan, dan pertemuannya tertunda untuk siang ini.
Tasya melemparkan majalah itu ke atas meja setelah membacanya sampai selesai.
"Huhh, majalahnya isinya hoax, apa! CEO baik, peduli sesama manusia, peduli apanya, cuih!! Bahkan dia membuatku di DO, itu namanya CEO kejam" gumam Tasya.
"Aduhh lama banget sih, udah jam berapa ini, tamunya ada berapa sih, apaan sih yang diomongin sama mereka!" gerutu Tasya.
Tasya pun menghampiri lagi Admin yang tadi berbicara dengannya.
"Halo permisi, apakah tamunya belum pulang?" tanya Tasya.
"Iya, maaf nona, Tn. Bryan sedang keluar menghadiri rapat di perusahaan lain, jadi kemungkinan anda bisa menemuinya nanti malam, itu pun saya tidak janji anda bisa menemuinya, maaf ya sekali lagi"
"Oww, iya tidak apa-apa, bukan salah anda kok, kalau begitu saya kembali lagi saja nanti malam, terima kasih" balas Tasya.
Perasaan kesal, kecewa, benci, bercampur aduk dihati Tasya, padahal ia ingin masalah nya cepat selesai. Namun, CEO kejam itu sulit ditemui.
"Aaaaaaaaaas kesselll!!!"
Teriak Tasya didepan perusahaan, membuat orang-orang yang berlalu lalang menatapnya sedikit bingung.
