Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Dasar Mesum!

Saat Almira tengah menertawakan Bryan tiba tiba ada seseorang datang dan menghampiri mereka berdua.

“Lagi apa kalian?” tanya Fania dengan berkacak pinggang.

Almira yang tengah tertawa langsung mengentikan tawa nya. Bryan pun berusaha untuk bangkit.

Fania berjalan mendekat ke arah Almira dia menyilangkan kedua tangan nya di dada.

“Lo habis ngapain sama Bryan?!” tanya Fania menatap Almira dengan sinis.

“Gue gak ngapa ngapain sama si Bryan.  Emang gak lihat?! Mata Lo buta?!” jawab Almira tak kalah sinis.

“Jangan bohong Lo, pasti Lo udah goda Bryan buat mes*m sama Lo, kan!” tuduh Fania.

“Ciih, najis! Gak guna banget godain cowok buaya kaya dia!” jawab Almira sembari membuang wajahnya ke arah samping.

“Tapi kenapa Bryan megangin itu nya?” Tanya Fania sedikit kepo.

“Ckk, Lo tanya aja sendiri sama dia. Gue gak ada waktu buat jelasin!” jawab Almira seraya bergegas pergi dari hadapan Fania.

Sepeninggalan Almira, Fania langsung menghampiri Bryan yang masih bersandar di dinding.

“Kenapa sih Lo masih suka deketin Almira?!” tanya Fania dengan cemberut.

“Emang nya kenapa? Masalah buat Lo!" Jawab Bryan dengan ketus nya.

“Jangan ketus gitu dong!” ucap Fania dengan suara manja.

“Apa? Bantuin gue berdiri dong!”ucap Bryan sedikit melunak.

Cupp!

Fania mengecup bibir Bryan dengan singkat, setelah ia membantu nya berdiri.

“Lo menggoda gue, dasar nakal!”ujar Bryan seraya memukul bokong Fania.

Fania tertawa kecil, Bryan melumat bibir Fania dengan ganas, Fania membalas ciuman panas Bryan. Mereka berhenti saat sama–sama kehabisan oksigen.

“Masih ganas aja!” ejek Fania sembari menyunggingkan sebelah bibirnya.

“Lo masih sama menggiurkan!”sahut Bryan seraya tersenyum nakal.

Mereka berdua tertawa, saat mereka kembali akan berciuman tiba–tiba teriakan teman teman nya Bryan mengagetkan mereka berdua.

“Woy Bryan lagi apa Lo?” Teriak Daffa.

“Hayoh, Lo lagi enak - enak kayanya!” timpal Reno.

“Ish ganggu aja kalian!”gerutu Bryan sembari membuang nafas kasar.

Bryan berjalan mendekat ke arah teman teman nya, di ikuti Fania.

“Ganggu aja bangs*t!” umpat Bryan setelah mendekat, ia menampol kepala Reno dan Daffa pelan.

“Haha, kalau yang enak–enak Lo serakah gak ngajak kita!” cibir Daffa.

“Berisik Lo! Ada apa sih kalian kesini?” tanya Bryan dengan datarnya.

“Wali kelas manggil Lo tuh,”sahut Reno sembari menyilangkan kedua tangan nya di dada.

“Mau apa?” Bryan mengkerutkan kening nya.

“Mana gue tau,” jawab Reno cuek.

“Ckk!” Bryan berdecak.

“Udah sana pergi aja temuin dulu. Oh iya, nanti malam mampir ke apartemen gue ya!” ucap Fania manja. Dia mengedipkan matanya sebelah.

“Oke, ditunggu ya!” sahut Bryan seraya mengecup bibir Fania singkat dan meremas bokong nya.

“Iish nakal.”Fania mencubit lengan Bryan pelan.

“Bikin kotor mata gue aja, Reno kuy cabut!”Daffa menggerutu dan mengajak Reno pergi. Tanpa nunggu jawaban Reno Daffa lalu pergi lebih dulu.

Reno menyusul langkah Dafa. “Tunggu gue bangs*t! Main tinggal aja!” teriak Reno.

Bryan berbisik di telinga Fania. “Awas nanti malam, habis Lo!” Bryan tersenyum menyeringai.

Bryan terkekeh lalu berjalan meninggalkan Fania di belakang Aula.

Sepeninggalan Bryan, Fania merapikan seragam nya yang tadi sangat berantakan akibat ulah Bryan.

•••

Sementara itu di kantor sekolah, Bryan berjalan menghampiri pak wali kelas yang tengah duduk.

“Silahkan duduk Bryan!” titah wali kelas tersebut, sebut saja Pak Ali.

Bryan pun duduk di kursi yang berada di hadapan pak Ali.

“Ada apa ya Pak, kok saya di panggil?”Tanya Bryan to the poin.

“Ya begini Bryan. Karena ujian telah berakhir bapak dan para guru disini berencana mengadakan class meeting seperti biasa nya. Jadi kamu rekkrut para siswa siswi dari kelas kamu yang akan ikut bertanding nanti. Setalah selesai kasih catatan nya ke bapak.” Pak Ali menjelaskan

“Baik pak, ada berapa macam pertandingan?”

“Ada delapan macam pertandingan, semua nya putra dan putri. Jangan lupa siapkan pemain cadangan di setiap macam jenis pertandingan.”

“Baik pak.”

Bryan pun pamit, dia langsung bergegas ke dalam kelas nya untuk memberitahukan kepada teman - teman sekelasnya.

“Kok cuma segini, mana yang lain?” tanya Bryan, melihat hanya ada beberapa orang di dalam kelas.

“Mungkin masih diluar,” jawab salah satu siswa.

Tiba–tiba suara pengumuman terdengar dari pengeras suara yang ada di sekolah. Yang mengharuskan siswa berkumpul di kelas nya masing–masing.

Almira yang saat itu tengah bersantai di kantin pun terpaksa meninggalkan kenyamanan nya.

“Ish ada apa sih? Ganggu aja!”Gerutu Almira.

Dengan malas nya dia berjalan ke arah ibu kantin untuk membayar minuman yang tadi dia pesan.

“Bu ini uang nya.” Almira membayar minuman yang dia minum tadi.

“Terimakasih neng.”

Almira mengangguk lalu berjalan pergi meninggalkan kantin untuk segera masuk ke ruang kelas.

Dengan langkah gontai Almira menyusuri lorong sekolah, setelah mendapati pintu ruang kelas nya dia lansgung masuk ke dalam. Dia melihat semua teman teman sekelasnya telah berkumpul di dalam

“Dari mana saja?” tanya Bryan.

“Bukan urusan Lo!” Sahut Almira ketus tanpa melihat ke arah Bryan sedikit pun.

Dia meliwati Bryan begitu saja, seakan tidak melihat keberadaan nya.

Bryan yang merasa di abaikan merasa kesal, dia menatap Almira dengan tajam.

“Awas aja Lo mira, gue akan membuat Lo bertekuk lutut di hadapan gue!” gumam Bryan di dalam hatinya.

“Bryan ini ada apa sih kok kita disuruh masuk, cepetan jelasin malah bengong!” teriak salah satu siswa yang mulai tidak sabar.

“Oh ya sorry, jadi begini teman–teman...”

Bryan menjelaskan semua apa yang di sampaikan wali kelas nya tadi. Semua nya menyambutnya dengan bertepuk tangan.

Terkecuali Almira, dia sama sekali tidak merespon apapun. Dia hanya terdiam sembari menyilangkan kedua tangan nya di dada.

“Oke teman–teman sekarang gue akan mendata siapa saja yang akan bertanding di setiap cabang nya.”

“Sekarang untuk bola basket kita membutuhkan 8 orang putri dan 8 putra. 5 pemain inti dan 3 cadangan,”seru Bryan.

Para siswa dan siswi sibuk mendaftar, tapi Almira tidak tertarik sama sekali, dia malah asyik dengan ponselnya. Padahal, dia selalu jadi kapten basket di setiap pertandingan.

“Ra! Almira!” panggil Bryan.

Almira hanya menatap Bryan sekilas, lalu dia kembali fokus dengan layar ponsel nya.

“Eh Lo ya, gua manggil Lo!” teriak Bryan.

“Gak usah pake teriak bego! Brisik! Ada apa sih?” sahut Almira kesal.

“Lo ikut basket, kan? Masa iya gak ikut Lo kan kapten nya!” ucap Bryan.

“Terserah!” jawab Almira singkat.

“Ckk!”Bryan berdecak kesal karena Almira bersikap cuek kepada nya.

Fania yang melihat Bryan di cuekin Almira, dia langsung mendekati Bryan dan bergelayut manja di tangan nya.

“Kalau dia gak mau, biar aku aja gimana?” ucap Fania menawarkan diri.

“Lo anggota cherleader mana bisa basket salah kostum Lo!”jawab Bryan datar.

Bryan sedikit menyingkirkan tubuh ramping Fania dari hadapan nya, lalu dia kembali duduk di atas kursinya.

Bryan meneruskan menuliskan nama-nama siswa siswi yang akan ikut nanti.

"“Sekarang gua udah mengisi semua nya. Jadi kalau mau tau siapa aja yang gua daftarin kalian lihat saja besok di mading.  Gua masukin nama kalian sesuai dengan keahlian kalian semua. Setau gue sih, kalau ada yang gak cocok besok aja protesnya. Oke sekarang semua boleh bubar,”seru Bryan lantang setelah dia menyelesaikan pendataan.

Semua siswa bersorak gembira lalu mulai berhamburan meninggalkan ruangan kelas

“Berisik banget sih!” Batin Almira.

Melihat teman - teman sekelas nya telah membubarkan diri Almira pun mengikuti para siswa yang lain untuk keluar kelas.

Beruntung si ketua kelas yang menyebalkan dan rese itu telah pergi, jadi Almira bisa tenang tanpa gangguan dari para pria bajingan itu.

Almira menyusuri lorong sekolah yang mulai sepi, karena para siswa telah pulang sebagian dan sebagiannya sibuk dengan kegiatan nya masing-masing yang tadi sempat tertunda.

Tiba–tiba...

Braaak!

duughh!

Almira yang tengah berjalan langsung meghentikan langkah nya, lalu dia mencari asal usul suara tersebut.

Karena keadaan sudah agak sepi, Almira dapat mendegar dengan jelas darimana suara tersebut berasal.

Dia terus berjalan mencari sumber kegaduhan yang di dengar nya cukup dekat dari tempat dia berada sekarang. Saat Almira menemukan sumbernya dia langsung terbelalak kaget.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel