Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Bryan Rese!

Salwa dan Mira masuk kesebuah rumah makan seafood, Mira memesan berbagai jenis masakan seafood. Setelah makanan nya terhidang mereka berdua langsung menyantapnya dengan lahap.

Setelah selesai makan keduanya berbincang sejenak. Setelah Almira kembali dari kasir, kemudian ia memesan taksi online untuk pulang bersama dengan sahabat nya Salwa.

“Terimakasih banyak ya Ra. Maaf, setiap makan enak selalu kamu yang bayar,” ucap Salwa.

“Sama–sama, santai aja lagi, lagian bukan kamu yang minta tapi aku yang ngajak,”sahut Mira seraya tersenyum manis, semanis madu.

“Ra, sebenarnya aku mau nanya. k

Kenapa kamu sudi berteman dengan ku? Aku anak orang miskin, sedangkan kamu, orang kaya, bahkan bisa di bilang tuan putri, mau apa pun langsung tersedia!” ucap Salwa seraya tertunduk.

“Sudahah Sa, jangan membebani diri sendiri dengan mikirin hak kaya gitu. Aku tidak pernah milih teman hanya karena dia kaya, tapi asalkan dia baik akan aku jadikan teman,” sahut Almira.

Salwa mengangguk setuju, tidak menunggu terlalu lama mobil yang di pesan Almira telah tiba, Almira pun segera mengajak Salwa untuk pulang.

Pertama, Almira menagatarkan Salwa pulang terlebih dahulu, setelah itu baru dia pulang kerumah nya.

Taksi yang ditumpangi nya telah sampai di pelataran rumah nya, setelah membayar Almira langsung keluar dari mobil.

“Terima kasih, Pak,” ucap Almira.

“Sama–sama Neng,” jawab supir taksi tersebut.

Almira menekan bel, tidak menunggu lama art nya muncul dan membuka kan gerbang. Saat masuk dia melihat mobil papah nya telah terparkir rapi di garasi.

“Kalau Papah ada dirumah, berarti yang tadi aku lihat bukan papah dong, syukurlah,” gumam Almira dalam hati, dia mengelus dada nya yang terasa lega.

“Hay semua, lagi apa sih asyik banget?” Almira menyapa Mamah dan Papahnya yang terlihat tengah asyik bersenda gurau.

“Ehh sayang udah pulang ya!” sapa balik Mamahnya.

“Iya, ehh kok tumben Papah udah ada dirumah?”tanya Almira.

”Iya, tadi nggak ada kerjaan di kantor, jadi Papah milih pulang cepat aja. Emang kenapa, bukan nya seneng papah pulang cepat?” tanya papah nya seraya terkekeh.

“Iya seneng.”

Almira tersenyum, kemudian dia melenggang pergi ke kamar nya. Dia akan mandi karena tubuhnya sudah terasa lengket.

Waktu makan malam telah tiba, keluarga harmonis tersebut tengah menyantap makan malam nya, mereka mengobrol dan sesekali bercanda di tengah makan malam nya.

Selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga untuk sekedar bertukar cerita kegiatan tadi siang.

“Mah, Pah, aku pamit ke kamar dulu ya, mau istirahat rasanya lelah." Pamit Almira seraya bangkit dari atas sofa.

“Oke sayang, selamat malam. Mimpi indah ya.” Ujar mamah nya.

Almira tersenyum dan segera bergegas menaiki tangga dan masuk ke kamar nya, dia bersiap untuk tidur. Besok pagi dia harus kembali ke sekolah dengan wajah segar.

•••

Pagi harinya seperti biasa Almira sudah cantik dengan seragam sekolah nya, setelah sarapan Almira dan papah nya segera berangkat.

Sampai di sekolah Almira di cegat dengan Genk GF, ketua nya adalah Fania dia adalah ratu bully di sekolah nya.

“Hay Mira, kebetulan ketemu disini,” sapa Fania seraya merangkul pundak Almira.

“Ya, ada apa Fan?”tanya Almi seraya terus berjalan tidak menghiraukan Fania dan kawan kawan yang memintanya berhenti.

“Berhenti dulu dong, gue mau ngomong sama Lo Ra!”pinta Fania seraya menarik lengan Almira yang hendak pergi.

“Ngomong apa sih?”tanya Almira dengan wajah datar nya. Ia mulai kesal karena gak mau di ganggu.

“Jangan galak gitu dong Ra. Oh iya kenapa sih Lo gak mau gue ajak ikut gabung sama Genk kita sih Ra, Lo kan memenuhi syarat untuk gabung di Genk kita. Tapi Lo malah milih jadi temen si miskin anak Beas siswa itu?!” tanya Fania.

“Suka–suka gue mau temenan sama siapa! Lo gak berhak ngatur pertemanan gue. Awas gue mau lewat,” jawab Almira dengan ketus dia menyingkirkan tubuh Fania yang menghalangi jalan nya.

Almira mendorong tubuh Fania sedikit keras, hingga dia jatuh terdorong.

“Aww sakit, bego! Kurang ajar Lo ya!” umpat Fania.

Teman teman nya langsung membantunya untuk berdiri. Almira hanya menengok sebentar ke belakang, dia menyunggingkan bibirnya dan kembali melanjutkan langkahnya.

“Awas Lo ya Almira! Gue akan buat perhitungan sama Lo!” ancam Fania.

Tetapi, Almira tidak menghiraukan nya, dia tetap melanjutkan langkah nya untuk segera melihat Mading, dia ingin segera melihat pengumuman hasil ujian nya kemarin. Apa dia lulus atau ramedial.

Ternyata sesuai harapan nya, nama Salwa dan diri nya terpang pang jelas di deretan siswa yang lulus. Almira pun bersorak gembira. Setelah tau dirinya lulus, dia celingak celinguk mencari keberadaan Salwa, tapi dia tidak menemukan sahabatnya.

Akhirnya, Almira memutuskan untuk menunggu Salwa di bangku yang berada di bawah pohon rindang, pohon tersebut berada di lapangan serba guna, dan dekat sekali dengan gerbang sekolah.

Jam di ponsel Almira telah menunjukan pukul delapan pagi, tapi Salwa belum juga menampakkan batang hidungnya. Akhirnya, Almira memutuskan untuk menghubungi Salwa.

Saat membuka room chat dengan Salwa ternyata terakhir aktif nya kemarin sore.

"Huh menyebalkan, gue kan jadi kesepian kalau salwa gak datang," gerutu Almira sembari menendang batu krikil di bawah pohon.

Karena kesal menunggu Salwa yang tidak kunjung datang, akhirnya Almira memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat di lorong sekolah tiba tiba ada yang menarik tangan Almira. Dan ternyata itu Bryan. Bryan menarik Almira hingga ke belakang Aula sekolah.

“Lepasin gue bangsat!” pekik Almira.

“Sssttt, jangan berisik!” bisik Bryan dengan suara sedikit pelan.

“Lo mau nya apa sih? gangguin gue mulu!” ketus Almira seraya menyilangkan kedua tangan nya di dada.

“Mira, Lo mau kan jadi pacar gua?”tanya Bryan penuh harap.

“Nggak!”Sahut Almira dengan cepat dan tegas.

“Kenapa?” Bryan kembali bertanya seraya mengkerutkan kening nya.

“Lo nyebelin, jahil, playboy, bajingan, dan brengsek. Oh ya satu lagi Lo bukan tipe gue!” jawab Almira dengan wajah datarnya.

“Lah di borong semua. Tapi, kan, gue gak punya pacar. Jadi play boy dari mana gue?” protes Bryan dia tidak terima di bilang playboy.

“Entahlah, tapi gue gak mau jadi pacar Lo!” sahut Almira.

Bryan terlihat kesal, karena Almira udah kesekian kalinya menolak cinta nya. Bryan menyeringai jahat, dia menyambar bibir Almira dan mengangkat kedua tangan Almira ke atas.

“Emmmmhhh.” Suara erangan Almira dari mulut nya yang di lumat oleh Bryan. Karena kesal, Almira mengigit bibir Bryan.

“Awww gila! Sakit bego!” umpat Bryan setelah melepaskan ciuman nya. Iya mengusap bekas gigitan Almira dengan tangan nya.

“Makan jangan macem–macem!”sinis Almira.

”Bisa nggak sih Lo lepasin tangan gue brengsek!”timpal Almira dengan kesal.

“Nggak!”

“Lepasin bego! Pegel tau,” protes Almira.

“Makannya terima cinta gue!”paksa Bryan.

“Ogah, maksa banget sih Lo. Gak laku ya? Sampe maksa maksa!”cibir Almira sembari memutar bola mata nya.

“Gua kurang apa sih buat Lo, kurang kaya?”

“Nggak!”

“Kurang ganteng?” Bryan kembali bertanya.

“Nggaak! ADAM BRYAN!! Intinya gue gak mau sama Lo titik!”pekik Almira.

Bryan tambah kesal, dia berniat kembali menghisap bibir Almira tapi kali ini Almira menghindari ciuman Bryan dengan memalingkan wajah nya kesamping.

Tidak hilang akal karena ciuman nya di tolak Bryan malah menggenggam gunung kembar milik Almira yang terlihat menyembul dari balik seragam nya yang ketat.

Grepp!

Almira membulatkan matanya saat tangan Bryan mendarat di buah pepaya nya.

“Bryan gilaaaa!”teriak Almira seraya menendang pusaka Bryan.

Bryan terjungkal ke belakang serayang memegang pusaka nya.

“Aduduh dasar cewek gila! sembarangan aja!” umpat Bryan seraya mengaduh kesakitan dia memegang pusaka nya yang kena tendang.

“Rasain makannya jangan macam macam sama gue!” ketus Almira.

“Aduuh untung telor gua gak pecah!”

Almira tertawa mendengar ocehan Bryan. Tiba tiba...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel