Bab 4 Pemilik Kost yang Perkasa
Sabtu pagi yang cerah, Lisa dan Om Simon merencanakan kemesraan mereka yang paling ditunggu-tunggu. Mereka akan menghabiskan akhir pekan di sebuah hotel mewah yang terletak dekat dengan pantai yang eksotis, tempat mereka bisa merasa bebas dan bermesraan tanpa perlu khawatir akan ditemukan oleh penghuni kost lainnya.
Mereka sengaja keluar dari kost-an tidak barengan dan janjian bertemu di tempat yang sudah mereka sepakati dengan membawa pakaian ganti dan barang-barang yang mereka butuhkan selama akhir pekan.
Saat mobil mewah om Simon tiba dengan cepat Lisa menaiki masuk ke mobil itu. Lisa melihat Om Simon dengan senyum ceria, merasa gugup dan bahagia sekaligus. Mereka berdua merasa seperti remaja yang baru jatuh cinta, meskipun kenyataannya jarak usia mereka terpaut cukup jauh.
"Kamu siap?" tanya Om Simon dengan senyum menggoda.
Lisa mengangguk dan menjawab dengan bersemangat, "Sangat siap!"
Setelah perjalanan singkat, mereka tiba di hotel mewah yang akan menjadi tempat mereka merayakan akhir pekan bersama. Mereka memesan kamar dengan pemandangan pantai yang mempesona, tempat mereka bisa menikmati matahari terbenam yang romantis.
Setelah tiba di kamar mereka, mereka melepaskan beban berat dari pundak mereka. Lisa melihat sekeliling kamar dengan senyum bahagia. "Ini tempat yang indah sekali, Om Simon."
Om Simon mendekati Lisa dan memeluknya dari belakang. "Iya, sangat indah. Tapi yang membuat tempat ini lebih indah adalah kehadiranmu, Lisa."
Lisa merasa detak jantungnya semakin kencang. Dia menoleh untuk berhadapan dengan Om Simon, dan mereka bertukar pandang yang penuh rasa. Tanpa kata, mereka saling memahami, dan bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh hasrat.
Mereka melepas satu sama lain dan tersenyum. "Apa yang Om mau lakukan sekarang?" tanya Lisa dengan mata berbinar.
Om Simon tersenyum nakal. "Ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sini. Tapi mungkin kita bisa mulai dulu dengan berjalan-jalan di pantai?"
Lisa pun setuju, dan mereka berdua segera pergi ke pantai yang indah. Mereka berjalan beriringan, berbicara tentang segala hal, dari masa lalu mereka hingga impian-impian mereka di masa depan. Mereka merasa begitu dekat satu sama lain, seolah-olah mereka adalah satu-satunya orang di dunia ini.
Saat matahari mulai tenggelam, mereka duduk di pasir pantai, merangkul satu sama lain, dan menyaksikan matahari terbenam yang spektakuler. Om Simon menjauhkan sedikit rambut yang terbang ke wajah Lisa dan menciumnya lembut.
"Kau tahu, Lisa," ucapnya dengan suara pelan, "aku sangat beruntung bisa ditemani kamu di sini bersamaku."
Lisa tersenyum dan menjawab, "Saya juga merasa sangat beruntung bisa diajak ke tempat yang seindah ini, Om Simon."
Setelah matahari terbenam, mereka kembali ke hotel dan menikmati makan malam bersama di restoran yang romantis. Mereka tertawa dan bercanda, menikmati kebersamaan mereka yang penuh keintiman.
Ketika mereka kembali ke kamar, mereka merasa lebih dekat daripada sebelumnya. Mereka berdua tahu bahwa saat ini adalah momen yang mereka tunggu-tunggu, saat mereka bisa bermesraan dengan bebas tanpa perlu khawatir akan ditemukan oleh penghuni kost lainnya.
Malam itu, Lisa dan Om Simon akhrinya bisa bercinta dengan nafsu birahi yang tinggi. Mereka berbagi ciuman yang penuh gairah dan keintiman, dan merayakan kemesraan yang mereka miliki. Mereka merasa seperti tidak ada orang di dunia ini selain mereka berdua.
Malam itu di kamar hotel dengan diiringi suara deburan ombak pantai berbarengan dengan suara desahan dan lenguhan tertahan dari kamar hotel yang dihuni dua insan yang sedang dimabuk gairah bercinta itu dimana Om Simon dengan tubuh perkasanya akhirnya berkesempatan mencicipi tubuh indah dan menggairahkan milik Lisa. Lisa pun menyambutnya dengan penuh bahagia dan Lisa tak kalah aktif dengan om Simon kala mereka bergumul dalam keadaan sudah sama-sama telanjang bulat di atas ranjang kamar hotel yang mewah itu.
“Plokkk...plokkk...eshhh..arghhhh! Kontol om gede bangetttt...enakkk arghhh!” pekik Lisa di kamar hotel yang kedap suara itu membuat keduanya berteriak sekuat-kuatnya untuk mengekspresikan rasa nikmat yang mereka rasakan malam itu.
“Heughh...arghhh,,,enak banget ngentot sama kamu Lisaaa....arghhh!” suara bergetar Om Simon sambil terus memajumundurkan pantatnya untuk menekan iang senggama milik Lisa yang sudah basah itu karena gempura kontol besar milik om Simon.
“Owhhh....ahhh....eshh..owhhh...ahhh!” tubuh mereka tetap berpeluh keringat meski ruangan kamar hotel itu berpendingin. Hal itu karena gerak tubuh telanjang mereka yang telah terbakar birahi level tinggi ditambah lagi mereka melakukannya di tempat yang sangat eksotis dan nyaman untuk mereka bercinta dengan bebas sesukanya.
Ranjang kamar hotel itu pun spreinya telah berantakan kemana-mana karena pergumulan mereka berdua. Kadang Om Simon yang diatas dan kadang Lisa yang dengan lincah menggerakan pantatnya kesana kemari menindih selangkangan om Simon dengan kondisi kontol om Simon menancap ke dalam vaginanya.
“Eshhh...oehhh..arghhh...memek kamu enak banget sayanggg...arghhh!” teriak om Simon yang merem melek digoyang Lisa yang sedang bergoyang erotis di atas tubuh perkasanya itu. Kedua tangan Lisa bertumpu di dada sicxpack dan berbulu lebat milik om Simon. Sesekali Lisa merunduk dan meraih wajah om Simon dan mereka saling berpagutan dengan penuh nafsu.
Sementara kedua tangan om Simon meremas kedua bukit kembar Lisa yang menantang dan menggantung indah di dada Lisa. Om Simon pun maju untuk melahap kedua gunung kembar itu dan sempat pula beberapa kali untuk menjilat serta menggigit puting susu milik Lisa.
“Awww...arghh..eshhh...arghhh..geliii omm..arghhh!” Lia mendesah kencang merasakan serangan ganas om Simon di kedua buah dadanya yang telah kencang itu. Lisa pun kembali meraih wajah om Simon dan mereka pun kembali berpagutan memainkan bibir dan lidah mereka.
“Ceppp...ceppp...cupp...arghhh! Arhhh...aku mau keluar om..arghhh!” Lisa berteriak sambil percepat gerak pantatnya menahan klimaks yang sebentar lagi kan menjelang. Mendengar itu Om Simon pun segera bergerak memposisikan Lisa rebahan terlentang dan om Simon pun kini gantian yang menggenjot dari atas.
“Sleppp...bless...eshhh..arghh!” ketika rudal besar milik om Simon kembali menerobos masuk ke lubang intinya. Lisa pun sesaat terhenyak dan sambil merem melek merasakan ada benda kenyal menegang berukuran besar dan panjang masuk memenuhi semua bagian lubangnya.
“Yuk sayanggg...kita tuntaskan yukkk...arghhh!” ajakan Om Simon direspon anggukan Lisa dengan tatapan mesranya.
“Ayo Om Simon, aku pengen ngerasain semburan om!” pinta Lisa yang semakin membuat om Simon horny di ujung persetubuhan mereka malam itu. Maka Om Simon pun kembali menghentak tubuh Lisa dengan gerakan yang makin keras dan kencang dan berujung pada klimaksnya mereka secara berbarengan.
“Serrr...serr...crotttt...crottt...arghhh!” tubuh keduanya menegang sambil menyemburkan cairan mereka masing-masing dan keluarlah kata-kata jorok sebagai pelampiasan ekspresi kenikmatan mereka.
“Arghhh....ngentottt...ennakkk!” teriakan om Simon diakhiri dengan om Simon kembali melumat bibir Lisa dan Lisa pun menyambutnya dengan penuh gairah sambil merasakan kedut-kedut di kelamin mereka masing-masing.
“Makasih ya Om Simonku sayang, enak banget dientot sama om, hihih!” ucap Lisa sambil membelai wajah rupawan om Simon yang masih mendekapya dari atas.
“Sama-sama Lisaku yang cantik dan seksi!” jawab om Simon dan setelah itu ambruklah tubuh keduanya di atas ranjang kamar hotel itu dalam kondisi napas mereka tersengal-sengal karena pergumulan mereka sungguh menguras energi malam itu. Usainya mereka pun memejamkan mata mereka bersama sambil berpelukan dalam keadaan tubuh mereka masih telanjang bulat.
Saat fajar mulai menyingsing, mereka yang terbaring di samping satu sama lain, masih merasakan sentuhan dan ciuman yang mereka alami. Lisa memandang Om Simon dengan mata yang penuh kasih.
"Om Simon, saya sangat puas semalam dan hepi banget diajak kesini," ucapnya dengan suara lembut.
Om Simon meraih tangan Lisa dan menciumnya lembut. "Dan saya pun sangat bergairah ditemani gadis cantik dan seksi sepertimu, Lisa."
Mereka tahu bahwa saat ini hanya menjadi awal dari petualangan bercinta mereka bersama. Meskipun harus merahasiakannya dari penghuni kost dan dunia luar, mereka berdua merasa bahwa hubungan ini sangat berharga dan pantas dijaga dengan baik.
Mereka berjanji untuk merayakan lebih banyak momen seperti ini bersama-sama, meskipun harus melakukan perjalanan jauh dari dunia mereka yang biasa. Kemesraan yang mereka rasakan di pantai yang eksotis akan selalu menjadi kenangan yang indah dalam hati mereka, kenangan tentang momen bercinta yang tumbuh di tempat yang penuh kedamaian dan keindahan.
