Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 12

"Ba~baik bos, maafkan saya," Nisa gugup. Mendengar jawaban sang bos.

Tak ada lagi jawaban, Nisa pun hanya berdiri menunggu perintah sang bos. Lima menit berlalu, tetap tanpa suara, sepuluh menit terlewati tetap sunyi. Sampai sudah melewati, dua puluh menit, kesabaran Nisa pun habis. Diapun memberanikan diri, membuka suara.

"Maaf bos, apa saya boleh tau. Apa yang harus saya kerjakan?" tanya Nisa, masih dengan perasaan gugup.

Tak lama berselang, sang bos pun berbalik. Nisa langsung terhuyung ke belakang. Dia sungguh-sungguh terkejut, dengan apa yang dilihatnya didepan matanya.

"Kamu, Eh boss anu eh, apa emm maaf boss!!" Nisa terbata-bata, sangking terkejutnya.

Nisa pun menunduk, tak berani mengangkat kepalanya. Dan tanpa Nisa sadari, sang bos sedang tersenyum puas. Karena berhasil, membuatnya terkejut dan ketakutan.

"Apa? kamu bicara apa? yang jelas kalau bicara sama saya!!" ucap Daniel, dengan nada dingin.

"Anu bos, saya minta maaf atas kejadian kemarin. Saya sungguh-sungguh tidak tau, kalau bos adalah pimpinan perusahaan ini. Maafkan saya bos, orang yang tidak tau diri ini!" akhirnya, lolos juga. Kata-kata yang tadi, tersekat di tenggorokan nya.

"Haloo Brian, kamu boleh masuk sekarang!" bukannya, menanggapi ucapan Nisa. Si bos, malah menelepon asistennya.

Tak lama, seorang pria yang tak kalah tegap dan tampan. Masuk kedalam ruangan, ternyata itu pria yang disamping si bos waktu di mall.

"Ini wakil mu, kamu urus dia. Beritahu apa tugasnya!" ucap si bos, begitu Brian masuk.

"Baik bos," ucap nya singkat. Namun didalam hatinya, merutuki kelakuan sibos.

"Apa-apaan sih, si bos ini. Dia yang meminta, wanita ini jadi asistenku. Tapi malah, menyuruhku yang mengurus. Aku sendiri bingung, harus bagaimana dengan wanita ini!" Brian kesal, dengan kelakuan sibos.

Brian yang biasanya, bekerja sendiri pun bingung. Harus memberikan Nisa tugas apa. Dia tidak terbiasa, membagi tugasnya dengan orang lain.

Akhirnya, Brian hanya menunjukkan dimana ruangan untuk Nisa. Dan kembali keruangan sang bos.

"Bos, apa yang mesti saya lakukan dengan dengan wanita itu. Saya tidak terbiasa, bersama orang lain. Lagi pula kerja saya selama ini, hanya menjalankan apa yang bos perintahkan!" ucap Brian, sambil duduk disofa ruang bosnya.

"Kamu tenang saja, sekarang saya masih memikirkan. Apa yang akan saya lakukan padanya!" ujar sang bos santai.

"Baik lah bos, karena anda bos nya silahkan lakukan. Apa yang anda suka!" Brian pun berlalu keluar dari ruangan Presdir.

"Maaf pak, bisa beritahu saya apa yang mesti saya kerjakan?" tanya Nisa, begitu Brian masuk keruangannya.

Ruangan yang dulu, hanya ditempati nya sendiri. Kini harus berbagi, dengan seseorang yang disebut sibos wakilnya itu.

"Kerja kita, hanya mematuhi apa yang Presdir perintahkan. Tanpa bantahan, sesulit apapun itu. Dan ikut, kemana Presdir pergi. Dan jadwal pekerjaan kita, tidak bisa disamakan dengan karyawan lainnya. Kita hanya bisa pulang, saat Presdir pulang. Atau jika beliau perintahkan!" jelas Brian. Dengan nada, hampir sama datarnya dengan sang bos.

"Emm baiklah Pak, saya akan mengikuti. Seperti, apa yang bapak katakan," ucap Nisa.

"Bisa tidak, kamu jangan panggil saya bapak. Saya belum setua itu, dan saya risih dengan panggilan itu!" ujar Brian datar.

"Baik pak, eh maaf jadi saya harus panggil apa?" sahut Nisa bingung.

"Terserah kamu saja!" jawaban yang singkat. Dan berhasil, membuat Nisa makin bingung.

"Baiklah, karena anda adalah asisten bos. Dan anda adalah atasan saya, maka saya akan memanggil anda. Asisten kepala," sahut Nisa.

"Lucu sekali, panggilan mu itu. Baiklah, daripada bingung, dan pembicaraan ini cepat selesai. Kamu panggil saja, Asisten Brian. Sudah selesai, jangan diperpanjang lagi!!!" ucap Brian tegas.

Nisa pun, enggan berkata-kata lagi. Dan segera kembali ke kursinya dan duduk diam. Sudah hampir sejam, duduk tanpa melakukan apapun. Nisa benar-benar, sudah dilanda kebosanan.

"sebenarnya, apa sih maunya mereka ini? Memberiku pekerjaan, tapi hanya menyuruh ku diam saja. Apa ini taktik, balas dendam sibos gila itu padaku!" batin Nisa kesal.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel