Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Salah kamar

Suara musik yang memecahkan telinga, dan pencahayaan klub yang temaram tidak menyurutkan langkah dua remaja cantik ini.

 

“ Safira, kata orang minuman ini ampuh untuk mengurangi kesedihan, sehingga membuat kita terbang melayang. Kamu cobain deh.”

 

Vita membantu meminjamkannya pada Safira yang masih ragu-ragu.

 

“Gimana?” tanya Vita yang belum terpengaruh oleh minuman tersebut.

 

Sementara Safira, meskipun baru awal. Tapi ampuh membuat kesadaran nya sedikit berkurang. Sehingga dia memutuskan untuk mengajak Vita untuk kembali ke kamar.

 

“Vit, kepalaku pusing banget. Sebaiknya kita kembali kekamar yuk.” Sambil berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.

 

“Aduh Safira lagi seru banget nih, lagian bentar lagi Dika anak teman papi itu mau kesini menemui kita. dia mau menemani kita buat senang-senang, ntar dia juga bakal nyariin kamu cowok blasteran tampan untuk menemani mu.” Ucap Vita sambil berusaha membujuk Safira.

 

“Ngak ah, aku kesini buat nenangin pikiran, bukan nyari cowok.”  meninggalkan Vita yang masih ngotot pengen di klub.

 

“Safira hati-hati, ingat No kamar kita 106,” teriak Vita.

 

Safira tidak menghiraukan, dia terus berjalan sambil menatap takjub hotel kelas dunia itu, Safira seperti bermimpi bisa memasuki tempat semewah ini.

 

“Pasti ini kamarnya, tapi... Ngak...bukan ini.” Gumam Safira ragu-ragu.

 

Safira kesulitan memperhatikan No kamarnya sambil menyipit kan mata. Pandangan nya mulai buram, sehingga dia bingung mencari posisi dan melihat dengan jelas No 106 yang tertera di pintu kamar yang akan ditempati nya. Seolah-olah No  901 dan angka yang dilihat nya sambil menyipit kan mata itu, bertukar dan terbalik-balik letak posisinya.

 

Safira berusaha mengumpulkan kesadarannya,  Dengan bahasa Inggris yang pasih, Safira mulai bertanya pada  seorang laki-laki yang ditemui nya, yang dipikirnya seorang pelayan hotel.

 

“Tapi card pintu kamar ku mana?” Safira mencari-cari di tas kecilnya. Namun tidak ditemukannya.

 

“Kamu tidak perlu card Nona, pintu kamar ini sudah terbuka sendiri untuk wanita cantik seperti mu.”

 

Tingkah  Safira membuat laki-laki itu mengulum senyum, menatap kagum pada kecantikan natural wajah Safira yang polos.

 

“Bos pasti tertarik dengan pelayanan baru yang diberikan hotel ini. aku yakin  bos Aldebaran pasti akan tertarik setelah melihat wanita cantik ini. Paling tidak dia mampu melupakan gadis yang bernama Marina.”  Gumam seorang laki-laki bernama Rey yang merupakan asisten pribadinya.

 

 

 

“Silahkan masuk Nona, kamar ini tidak  terkunci untuk wanita cantik seperti mu.” Ucap asisten Rey, sembari membuka kan pintu masuk untuk Safira.

 

“Thanks.” Balas Safira.

 

 Ceklek...., tanpa curiga Safira langsung masuk, mengingat kepala nya yang bertambah pusing. suasa kamar yang temaram membuat Safira tidak canggung, dia membuka blazer  dan sebagian pakaian nya sehingga tinggal dalaman saja, lalu  Safira merebahkan tubuhnya dan tertidur begitu saja mengingat kepada nya yang tersa begitu pusing.

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel