Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 9

Terlihat keluarga John, yaitu istri dan kedua anaknya serta keluarga Daniel yaitu istri dan ketiga anaknya tengah berbincang-bincang mengenai khara, Senia menceritakan semua yang dia tau tentang khara.

Dari awal pertemuannya sampai saat ini, dia tidak menyangka jika khara adalah Sih bungsu yang dulu sering main bersamanya. Pantas saja dia begitu tertarik dengan segala

hal tentang khara, semua orang begitu antusias mendengar cerita Senia. Lain halnya dengan khara yang kini bernafas lega karena sudah menunaikan kewajibannya yaitu

sholat, walau sedikit kesusahan mencari kiblat, karena dia sama sekali tidak bisa bertanya pada siapapun.

Untungnya sekarang jaman canggih jadi dia mengungkapkan aplikasi khusus untuk mencari arah kiblat, setelah dia temukan langsung saja dia memakai mukenah yang dia bawa lalu sholat. Selesai sholat dia membereskan sejadah dan mukenah miliknya dan dia masukkan kembali ke koper miliknya yang ada di sampingnya, setelah itu mengunci kembali koper lalu berjalan kembali ke meja makan.

Untungnya pelayan yang tadi mengikutinya masih menunggunya jadi dia tidak tersesat lagi, sesampainya di meja makan dia langsung di sambut oleh tatapan aneh. Khara menatap bingung mereka semua termasuk senia, karena sahabatnya itu juga ikut

menatapnya aneh. Dia pikir jika penampilannya yang bermasalah jadi dia lihat sekujur tubuhnya, namun dia sama sekali tidak melihat sesuatu yang salah. Merasa bingung sekaligus penasaran, khara pun menanyakan apa yang membuatnya mereka menatapnya

aneh.

"Kenapa kalian menatap saya kayak gitu?" Tanya khara formal, ya karena dia bingung harus berbicara bagaimana.

Namun bukan jawaban yang dia dapatkan melainkan sebuah pelukan, pelukan yang hangat dari seorang wanita yang asing baginya namun terasa sangat dekat. Khara hanya

diam mematung, membiarkan wanita yang memeluknya menangis. Tapi entah kenapa hatinya merasa tidak rela jika air mata itu terus mengalir tapi dia juga tidak bisa melarang karena dia tidak tau harus bagaimana, semua terasa membingungkan seperti hidupnya.

Dia hanya diam dan mematung, lalu mata menatap Senia yang kini sudah berlinang air mata, ada apa ini? Kenapa semua orang menangis dan kenapa dia sangat benci air mata yang keluar hari ini. Tiba-tiba saja kepalanya terasa nyeri dan pusing, ada beberapa

kilatan ingatan yang berkeliaran di otaknya namun buram. Khara meringis kesakitan hal itu mambuat wanita yang memeluknya terlihat khawatir dan melepas pelukannya namun

khara malah ambruk, yang dia lihat sekarang hanya gelap.

******

Kini semua orang berada di sebuah kamar, menatap sendu sesosok manusia yang terbaring dengan nafas teratur dan masih terpejam di atas ranjang di depan mereka.

Mereka terlihat Khawatir dan cemas termasuk Senia.

"Bagaimana keadaannya varo?" Tanya Angel sekaligus ibu kandung khara, wanita itu terlihat sangat khawatir bahkan air matanya tak berhenti mengalir.

Pikirkan saja ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya yang kini terbaring lemah, setelah sekian lamanya terpisah bahkan dirinya pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena frustasi dan putus asa mencari anak kesayangannya. Namun dia urungkan, dia pikir mati pun tidak akan menyelesaikan apapun bahkan mungkin menambah kesedihan suami dan ketiga anaknya. Tapi rasa rindu yang terus ia pendam semakin menggunung, akhirnya angel menyerah pada takdir. Karena tak kunjung

menemukan sosok yang angel cari, bahkan dia sudah menerima pemikiran suaminya yang mengatakan jika si nunggu sudah tidak ada lagi.

Namun naluri seorang ibu tidak bisa di bohongi, dia sangat yakin jika anaknya masih hidup dan entah berada dimana. membiarkan sang waktu mempertemukan mereka dan

benar saja, setelah belasan tahun lamanya waktu akhirnya membawa sosok yang selalu dia sebut dalam doanya. Tapi lagi-lagi takdir mempermainkan dirinya, ternyata si bungsu tidak mengingat siapa mereka. Bahkan menatap mereka dengan tatapan asing, dia juga tidak mengenali ibunya sendiri.

Miris memang tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Semua sudah di tulis dalam lembar demi lembar takdir mereka, yang terpenting sekarang anaknya sudah kembali.

Persetanan dengan ingatan toh mereka bisa membuat lagi ingatan indah bersama khara.

"Dia baik-baik saja nyonya, tapi boleh saya tau apa nona muda pernah mengalami kecelakaan dan mengalami amnesia karena melihat keadaan nona sekarang dia seperti mengalami gangguan pada memorinya" jawab varo lalu berbalik bertanya pada wanita

yang dia sebut nyonya itu.

Angel terlihat bingung menjawabnya karena dia sama sekali tidak tau apa yang terjadi pada anaknya itu, mencari orang yang merawat khara pun percuma karena semua sudah

pergi pada yang yang menciptakan mereka.

"Iya dok, dia pernah mengalami kecelakaan dan membuat semua memori yang dia punya hilang semua. Menurut dokter yang menanganinya dulu, dia mengalami amnesia

permanen tapi masih ada harapan untuk kembali namun hanya 1% saja" jawab Senia, ya yang menjawab pertanyaan varo adalah Senia.

Karena hanya dia yang tau bagaimana detail keadaan khara, itu karena kakak angkat khara menceritakan semua kepada Senia. Mungkin wanita itu sudah punya firasat jika dia

tidak akan hidup lebih lama lagi.

Varo mengangguk paham.

"Sebaiknya jangan membuatnya tertekan dan stres, saya sudah menyuntikkan obat penenang untuknya agar dia bisa merasa lebih baik. Saya juga memberikan beberapa

vitamin" ucap varo, semua orang mengangguk paham.

"Terima kasih atas bantuannya varo" ucap Daniel, varo tersenyum.

"Tidak masalah tuan, ini sudah tugas saya. Tapi ngomong-ngomong nona ini siapa? Saya merasa asing dengan wajahnya tapi terasa familiar" jawab varo lalu berbalik bertanya karena penasaran dengan sosok khara.

Karena pria itu tidak pernah melihat khara sebelumnya.

"Dia black dragon" jawab Blue Dragon, sontak varo kaget dan melihat khara.

"Bagaimana bisa? Bukan kah dia sudah meninggal?" Tanya varo bingung sekaligus haru.

"Panjang ceritanya, sebaiknya kita keluar saja. Si bungsu harus istirahat" jawab John.

Semua mengangguk paham lalu keluar dari kamar membiarkan khara sendirian di kamarnya, dia terlihat sangat damai berbaring di ranjangnya.

*******

Khara membuka pelan matanya, itu karena sinar matahari menerpa wajahnya dan membuatnya silau. Dia menatap sekelilingnya, dia merasa asing dengan semua yang ada

di sekitarnya, tentu saja karena dia tidak berada di kamarnya dan juga di negaranya. Tiba-tiba saja seorang pelayan mendatangi dan mengatakan hal yang tidak dia mengerti, huhhh khara menghela nafas pelan. Seharusnya dia tidak tidur saat pelajaran bahasa Inggris, sehingga dia sedikit bisa berkomunikasi dengan orang asing. Sangat tidak mungkin bukan pelayan itu tidak bisa bahasa Inggris pikirnya.

Dia mengabaikan pelayan itu, dia memilih untuk mandi dari pada mendengarkan wanita asing itu berbicara. Tidak berselang lama dia pun keluar dengan handuk melilit tubuhnya,

namun ada yang beda. Huhh dia menghela nafas kasar saat melihat tonjolan di bawah saja, sial kenapa benda sialan itu selalu berdiri jika habis mandi pikirnya kesal. Dia menatap sekeliling kamar berharap jika menemukan kopernya, dia tersenyum melihat koper miliknya ada di samping ranjang. Dia langsung menghampiri koper itu lalu membukanya, setelah itu mencari pakaian yang akan dia pakai.

Apa dia lupa tentang semalam? Ya, dia tidak mengingat hal itu. Dia hanya ingat jika dia di ajak oleh keluarga Senia berlibur ke Prancis itu saja, selebihnya dia lupa. Bahkan tentang wanita asing yang memeluknya, siapa lagi kalau bukan angel ibu kandung khara dan juga ketiga saudaranya yang menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan. Jangan lupakan Daniel yang menatapnya dengan tatapan nar-nar, dia melupakan semua itu dan bersikap biasa saja seperti tidak pernah mengalami hal itu sebelumnya. Selesai mengganti pakaiannya dia sedikit merias wajahnya agar tidak terlihat kusam, juga membanjiri tubuhnya dengan parfum.

"Khara, Lo udah bangun?" Tanya Senia yang tiba-tiba muncul, membuat khara tersentak.

"Ah, iya. Bahkan gue udah mandi" jawab khara, Senia mengangguk saja.

"Kuy, kebawah. Lo pasti udah laper kita semua nungguin Lo dari tadi, padahal om Daniel udah nyuruh pelayan buat manggil Lo eh lo nya cuek wae" ucap Senia panjang, khara menyengir.

"Ye, mana gue tau tuh pelayan mau ngajak makan. Lo kan tau kalau gue tuh gak bisa bahasa apapun selain Indonesia, itu pun masih kayak biawak keselek cangkul kalau ngomong pakek bahasa baku" sangkal khara membela diri, Senia memutar matanya malas.

"Iyain aja dah, cepetan gue udah laper nih" ucap Senia datar, khara hanya memanyunkan bibirnya mengikuti Senia yang kini berjalan di depannya.

Sesampainya di meja makan, kedua wanita itu duduk di salah satu kursi kosong. Senia duduk di dekat ibunya, begitu juga khara.

"Oke, semua udah berkumpul jadi silahkan di nikmati makanannya" seru Daniel, mempersilakan semua yang ada di meja makan itu menyantap apa yang di hidangkan.

Dengan senyum di wajahnya, khara langsung mengisi piring kosongnya dengan nasi namun saat dia mau mengambil salah satu lauk yang ada disana langsung di hentikan

oleh Senia.

"Jangan ambil itu, itu daging babi" larang Senia, sontak khara langsung menjauhkan sendoknya dari piring yang berisi daging yang terlihat lezat itu.

Sedangkan Angel dan Daniel malah menatap bingung, kenapa Senia melarang khara mengambil daging bakar itu pikir mereka.

"Kenapa kamu melarang khara mengambil daging itu?" Tanya Rafael atau blue dragon.

"Dia gak boleh makan daging itu, haram bagi agamanya." Jawab Senia apa adanya, Rafael menautkan alisnya bingung. Begitu juga anggota keluarganya lainnya, namun tidak bagi

keluarga John yang sudah tau apa maksud Senia.

"Agama kita sama agama dia itu beda bang, dia agama Islam sedangkan kita Agama Kristen protestan" jelas Senia.

Sontak semua anggota keluarga Dragon kaget bukan main, mereka melupakan fakta jika khara itu terpisah dari mereka belasan tahun dan entah di asuh oleh siapa. Lain halnya dengan khara yang terlihat bingung dengan situasi yang kini dia lihat, apa ada yang salah jika dia beragam Islam bukankah menganut agama Islam bukan tindak kriminal pikir

khara.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel