Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 7

Mereka semua mengangguk paham lain halnya dengan Senia dan juga khara yang terlihat bingung, mereka sama sekali tidak mengerti dengan situasi yang terjadi sekarang, keduanya saling melirik lalu menghela nafas pelan dan berjalan menuju kamar mereka.

Beruntung Khara belum membereskan barang-barangnya jadi dia tidak perlu berkemas lagi, singkat cerita kini mereka berada di pesawat. Pesawat pribadi milik keluarga Senia,

orang kaya mah bebas. Selama perjalanan khara hanya diam berkelut dengan otaknya yang kini penuh oleh banyak pertanyaan, lain halnya dengan Senia yang kini tertidur pulas, dia terlalu lelah hari ini jadi dia mengistirahatkan dirinya sejenak. Keduanya duduk

bersebelahan, Khara memijit keningnya yang terasa sakit.

Tanpa terasa kini mereka sudah sampai di Prancis dan pesawat yang mereka tumpangi sudah mendarat dengan sempurna di bandara tentu saja bandara tersebut Khusus untuk

keluarga Senia saja, khara lagi-lagi hanya diam dan mengekori keluarga sahabatnya itu.

Entah mau di bawa kemana dirinya yang jelas tidak mungkin mau menjualnya karena dia tau jika Senia bukan orang yang jahat mau memberikan bahkan menjerumuskan dirinya pada hal yang tidak baik. Walau pun begitu khara masih terlihat was-was, belum lagi ada banyak pertanyaan muncul di kepalanya dan itu membuatnya pusing.

Disinilah dia sekarang, berdiri di sebuah rumah atau gedung atau mungkin istana, sakin besar dan megahnya Khara bingung menyebutnya apa yang jelas tempat tersebut di

penuhi oleh pria-pria menyeramkan berseragam Hitam yang berdiri di beberapa tempat bahkan berbaris di depan pintu masuk, khara merasa kiku juga canggung saat melewati

mereka yang kini menunduk hormat padanya atau lebih tepatnya pada Senia dan Keluarganya. Khara masih saja mengekori keluarga sahabatnya itu, gadis itu menatap takjub pada sekelilinya saat memasuki Mansion tersebut, sungguh dia merasa bahwa dia berada di istana yang ada di negeri dongeng atau negara-negara yang yang menganut sistem parlementer.

Dia terlalu sibuk mengagumi setiap inci Mansion mewah itu tanpa menyadari jika dia sudah terpisah dari rombongan, sesaat kemudian dia tersadar dan langsung panik karena

di depannya sudah kosong dan asing baginya. Bagaimana tidak dia berada di tempat asing di tambah dia sangat bodoh dalam berbahasa asing, bahasa Inggris saja dia selalu mendapat nilai C. Dia sangat benci bahasa asing karena sangat susah untuk dia mengerti

dan pahami lalu sekarang dia ada di Prancis, Fuck dia sama sekali belum pernah mendengar atau belajar bahasa Perancis bagaimana ini? Pikirnya bingung dan panik.

Khara berjalan tanpa arah akibat dari kecerobohan dirinya, dia harus rela kelelahan untuk berjalan menelusuri setiap tempat di mansion tersebut, Khara harus menemukan

keberadaan Senia, sesekali dia menghela nafas panjang dan menatap sekelilingnyanamun belum ada tanda-tanda keberadaan Senia dan keluarganya. Dia sangat frustasi,

namun tiba-tiba saja tubuhnya terpental ke lantai, mungkin karena tubuhnya kecil.

Sial, kenapa gue gak liat ada tiang disini bego dah batinnya saat sadar jika dia menabrak tiang.

Dia tidak melihat ke depan malah asik menghitung langkahnya sendiri. Dasar Ceroboh, salahkan rasa bosan dan lelahnya yang kini menggerogoti tubuhnya. Tanpa sengaja

matanya menakap sesuatu yang sangat menakjubkan, ada sebuah taman di depannya.

Taman itu sangat luas dan kelihatannya sangat di rawat dengan baik, tanpa ragu dia berjalan masuk ke taman itu. Namun dari sekian bunga keindahan di taman itu dia lebih tertarik dengan bunga mawar warna putih dan hitam, jujur saja dia baru melihatnya dan

itu sangat indah juga harum. Kini matanya beralih pada pohon mangga yang penuh dengan buah yang bergelantungan, matanya berbinar-binar saat melihat ada banyak

yang matang.

Dia sangat suka buah itu, manis dan juga asam sangat segar. Dia meletakan koper dan ranselnya di rumput, lalu dia naik ke pohon itu dan memetik beberapa buah mangga matang, sialnya belum juga dia puas, gadis itu malah di tegur oleh pria menyeramkan

berseragam Hitam. Kepalanya terasa sakit dan telinganya pun ngilu mendengar ocehan pria itu, dia sama sekali tidak mengerti apa yang pria itu ucapkan,di telinganya terdengar

seperti suara nyamuk yang berterbangan kesana kemari.

Khara menatap datar pria itu sedangkan pria itu terus mengoceh, sebenarnya pria ini ngomong apa sih pikir khara. Seperti orang bodoh khara hanya diam bahkan saat dia di

seret masuk kedalam Mansion megah itu, pria tersebut membawanya ke sebuah ruangan.

Dia membawa Khara pada seorang wanita parubaya, Khara mengigit kecil bibirnya saat wanita tersebut melemparkan tatapan tajam dan dingin padanya sedangkan pria

menyeramkan yang berada di sampingnya berbicara dengan wanita paru baya itu, dia tidak mengerti apa yang pria itu bicarakan semoga saja bukan hal yang akan membuatnya

dalam masalah.

"Dasar genderuwo, udah serem tukang ngadu lagi, orang cuman ngambil mangga tiga biji udah kayak orang maling duit satu karung" keluh khara kesal.

Sedetik kemudian pria itu pergi meninggalkan dirinya bersama wanita yang berwajah sangar pakai banget, wanita itu mengoceh tanpa tau jika khara sama sekali tidak mengerti

bahasanya tapi untungnya wanita itu berbicara pakai bahasa Inggris jadi ada beberapa kata yang dia paham namun tidak semua. Wanita itu sering menyebut nama red dragon,

apa mangga ini milik orang yang bernama red dragon atau nama mangga ini red dragon? Pikir khara sumpah dia seperti orang bodoh dan tuli. Lagi-lagi dia diseret namun

sekarang lebih lembut mungkin karena yang menariknya adalah wanita tua, tapigenggamannya cukup membuat khara meringis.

Wanita itu malah membawanya ke tempat entahlah apa, yang jelas ada banyak loker dan wanita itu mulai ngoceh lagi. Lalu memberikannya sebuah seragam yang mirip dengan

para wanita yang tadi dia temui di beberapa tempat yang dia lewati.

Eh buset nih nenek-nenek nyuruh gue jadi pelayan ya? Ogah bener, gue emang miskin tapi kalau kerja jadi pelayan sorry dia masih punya banyak uang untuk membiayai kebutuhan

gue. Masa udah capek-capek kuliah malah jadi pelayan sih batin khara.

Tanpa menghiraukan wanita itu dia berjalan lebih tepatnya lebih tepatnya berlari kecil meninggalkan wanita paru baya itu, bagaimana bisa nenek-nenek itu mengira dia pelayan mansion tersebut, Khara memang terlihat menyedihkan tapi dia tidak berniat menjadi pelayan atau bercita-cita jadi pelayan orang kaya bukan karena pekerjaannya yang buruk atau gajinya yang kecil tapi dia tidak mau saja. Bangsat memang!, Dia harus cepat mencari dimana keberadaan Senia dan keluarganya. Namun sayangnya nenek-nenek gila itu mengejarnya bahkan dia tidak sendiri ada beberapa pria menyeramkan ikut bersamanya,

huaaa apa cuman karena dia ngambil mangga doang di suruh jadi pelayan apalagi ngambil barang-barang yang ada dirumah ini Huhh mungkin disuruh jadi budak kali gumam Khara dalam hati.

Gadis it terus berlari sekecang mungkin, dia tidak inngin tertangkap, serta sambil mencari Senia dan keluarganya hingga akhirnya khara menemukan senia dan keluarganya. Dia begitu bahagia, di tambah lagi dia berhasil kabur dari kejaran nenek-

nenek gila itu.

"Huaaa Senia akhirnya gue nemuin Lo" pekik khara senang segaligus haru. Sedangkan Senia menatapnya tajam, fix wanita itu marah.

"Lo kemana aja? Puas kita nyariin lo, udah gue bilang tetep sama kita jangan misah" omel Senia, khara malah nyengir.

"Maafpin gue Nia, om Tante juga kak Kevin, dan juga lainnya" ucap khara dengan wajah sendu, dia merasa bersalah.

"Gak papa sayang, emang kamu tadi nyasar kemana dan mangga itu kamu dapet dari mana? "Tanya Bella lembut.

"Ah itu saya gak tau Tante, mangga ini saya dapat dari taman yang indah banget. Maaf Tante saya gak bermaksud mencuri nanti kalau ada pemiliknya sama bakal bilang kok,

saya sangat suka mangga jadi saya gak bisa menahan diri saat melihatnya" jawap khara kiku juga merasa bersalah, dia pasti membuat malu keluarga sahabatnya itu karena tingkah tidak sopannya. Bella tersenyum lembut.

"Gak papa, jangan ngerasa bersalah dan gak enak gitu" ucap Bella, khara ngangguk.

"Pergelangan tangan kamu kok merah dek" tanya Fransiska istri Kevin, wanita itu menyadari jika pergelangan tangan Khara memerah dan sedikit membiru.

"Ini karena di tarik sama om-om serem juga nenek-nenek gila yang mau bikin aku jadi pelayan di rumah ini, cuman karena ngambil mangga doang. Ya kali ngambil mangga doang yang harganya gak seberapa di suruh jadi pelayan, aku yakin gajinya lebih besar dari pada jadi presiden di Indonesia" jawab khara jujur dan polos. Semua orang malah tertawa meledek, membuat khara berdecak kesal.

"Ish, kalian nyebelin" gumam khara kesal sambil sedikit memajukan bibirnya.

“Sudah-sudah, ayo kita pergi” seru John secara tiba-tiba, entah dari mana pria itu muncul.

Di belakangnya ada seorang pria berseragam hitam, Khara tidak begitu

memperdulikannya. Sekarang dia harus focus, jangan sampai dia tersesat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel