Chapter 5
Khara POV
Gue buka perlahan mata gue pas ada yang goyang-goyang tubuh gue, eh ternyata sih ogeb yang bangunin gue tapi kenapa wajah dia mumpeng gitu dah.
"Khara bangun khara, elah Lo kebo banget sih. Khara kakak Lo khara kakak Lo meninggal" seru Senia dengan wajah pengen gue bunuh. dramatis banget. eh dia tadi bilang kakak gue meninggal?
Gue diem bentar, otak gue tiba-tiba eror. Maklum baru bangun, nyawa belum ke kumpul.
"Bangsat, cepetan anjing bangun. Kakak Lo kampret jadi korban perampokan" ucap dia lagi tapi terasa sangat menyakitkan pas gue dengernya.
"Kakak gue yang Lo maksud? Kak Devi? " Tanya gue kayak orang bego.
"Hooh, taik. Cepetan kita ke rumah sakit" jawab Senia dengan wajah sedih dan pengen nangis.
Gue cuman diem doang, gue bingung harus bereksptresi kayak gimana. Tiba-tiba aja gue jadi amnesia, lupa caranya berkespresi yang gue lakuin yaitu diem. Gue masih setengah sadar dan berpikir kalau tuh taik boong tapi kalau boong kenapa muka dia mumpeng gitu,
kayak sedih dan kehilangan. Gak mungkin kan nih orang boong segitunya, kalau iya musti gue kasih piaya Oscar nih bocah. Senia narik gue kasar dan bawa gue kebawah lebih
tepatnya ke mobil dia, selama dalam perjalanan gue cuman natap kosong jalanan.
Gak berselang lama kemudian kita sampai di Rumah sakit, sih Senia udah nangis-nangis bohay. Hadeh disini tuh adek nya siapa sih kok dia yang nangisnya, ah udah lah tuh orang
emang gitu. Baperan. Pas kita sampai di kamar mayat dimana tempat kak Devi terbaring kaku di ranjang, wajahnya putih pucat ada beberapa bercak darah di wajahnya.
Sebenernya gue juga pengen nangis tapi gimana ya gue lupa caranya nangis, gue gak pernah berpikir atau membayangkan kalau kakak gue akan berakhir begini dan gue juga
gak bisa ngebayangi gimana hidup gue tanpa dia. Gue gak bisa membayangkan itu. Kak Devi keliatan sangat damai sedangkan gue? Gue hancur sangat hancur, dia satu-satunya keluarga gue kalau dia pergi gue sama siapa?. Siapa yang mau nampung gue? Siapa yang mau jadi tempat sandaran gue? Siapa? Kenapa semua orang yang dekat sama gue pada ninggalin gue semua kenapa?.
Apa sih salah gue sebenarnya? Tolong siapapun katakan di mana salah gue?, Gue udah jadi anak perempuan penurut. Gak sekali pun gue bantah apa yang di ucapkan orang tua gue sama kakak gue, gue selalu ibadah dan dekat sama yang ciptain gue? Walau gue gak
pakai hijab tapi gue sekalipun gak bertingkah. Kenapa nasip gue gini Amet? Kenapa? Apa gak cukup tuhan ambil ayah sama mamak? Kenapa sekarang malah kakak gue juga dia
ambil, padahal dia orang yang satu-satunya gue punya di dunia ini.
Andai saja gue gak ikut Senia kerumahnya gak bakal gue kehilangan kakak gue, kalau gue gak ketiduran mungkin gue bisa ngejawab telepon kakak gue. Semuanya salah gue.
"BANGSAT!" teriak gue marah, marah pada diri gue sendiri dan marah pada Tuhan yang selalu ngambil apa yang gue sayangi dan gue jaga. Gue gak ngerti kayak gimana takdir
hidup gue, gue gak paham gimana konsep hidup gue kenapa banyak banget kesedihan dalam hidup gue.
Terlalu banyak kata kehilangan dalam cerita hidup gue, walau pun begitu rasanya tetap
sama. Sakit dan sesak.
*****
Diremasnya ponsel yang dia genggam, terlihat jelas di layar ponselnya yang menyala ada beberapa panggil tak terjawab dari kakaknya, ada penyesalan, rasa bersalah dan amarah
terpancar di matanya dan tergambar jelas di wajahnya.
"KEPARAT!, Prang........" Teriak khara melampiaskan amarahnya, dia melemparkan ponselnya ke dinding.
"Sudah khara sudah, Lo gak sendirian. Lo masih ada gue oke. Lo harus kuat, Lo harus ngejalanin hidup Lo demi kakak Devi dan gue please jangan gini. Nangis aja, khara nangislah, gak ada yang ngelarang Lo buat nangis" ucap Senia menguatkan khara yang
kini terlihat sangat kacau, dia memeluk tubuh mungil gadis itu dengan erat.
Khara menangis dalam diam, tak terdengar sedikitpun suara isakkan dari mulut mungilnya selain suara nafas yang terdengar kasar dan memburu. Senia terus memeluk erat tubuh sahabat itu, menguatkan khara agar dia kuat menghadapi apa yang kini dia
hadapi.
Senia menuntun khara untuk keluar dari kamar mayat, dia pikir khara butuh waktu untuk istirahat dan sendirian jadi dia mengantar bocah itu kerumahnya. Senia menemani Khara sebentar sebelum akhirnya Khara tertidur, mungkin karena terlalu lelah menangis
jadinya gadis itu tertidur. Setelah itu Senia meninggalkan Khara sendiri lalu keluar rumah, awalnya dia berniat pulang tapi dia tidak sanggup untuk meninggalkan khara
sendirian, bocah itu bisa saja nekat karena frustasi atau sejenisnya. Jadi kini Senia berada di depan rumah Khara, lebih tepatnya di dalam mobil.
Dia tidak ingin masuk ke dalam rumah lagi, dia akan mengawasi gadis itu dari mobilnya saja. Tidak ada alasan khusus, dia hanya tidak ingin Khara berpikir yang tidak-tidak. Saat
ini Bocah itu begitu sensitive, Senia ingin sahabatnya itu percaya bahwa dia mempercayai Khara. Senia hanya tidak ingin Khara tersinggung dan salah paham dengan sikapnya itu
saja.
Karena bosan dia pun menyalakan ponselnya, namun dia tertegun saat melihat ada beberapa pesan masuk dari Devi. Ya kakak khara, mungkin beliau mengirim pesan ini
sebelum kejadian itu atau mungkin memang sedang terjadi.
eharian ini Senia memang tidak memeriksa ponselnya dan sekali dia megang eh ada yang menelponnya dan itu adalah Devi. Senia langsung mengangkatnya saat tau siapa
yang menelponnya, namun dia bingung karena yang berbicara dengan dia bukan suara wanita melainkan suara pria dan cara bicaranya sangat formal.
Ternyata yang berbicara dengannya itu polisi, ya polisi yang menangani khasus perampok di toko kue Devi. Senia sangat kaget saat tau jika kakak dari sahabatnya itu mengalami musibah dan berakibat kematian. Karena penasaran apa isi pesannya jadi dia
buka dan membacnya, Senia sangat kaget dengan isi pesan tersebut.
From Kak Devi :
“Senia, sebelumnya kakak berterima kasih sama kamu karena udah mau jadi temen khara.
Udah mau jagain dia dan kakak mau kamu akan selalu begitu, jangan jauh-jauh dari dia ya. Karena nanti hanya kamu yang nemenin dia, sayangin dia layaknya kamu sayang sama
saudara kamu sendiri.”
“Hehehe maaf kakak banyak mintanya tapi kakak berharap kamu mau melakukan itu, ah satu lagi. Kakak ingin kamu tau tentang satu rahasia yang keluarga kami sembunyikan dari khara, sebenarnya khara itu bukan saudara kakak dia hanya anak angkat. Orang tua kakak ngangkat dia jadi anak saat umurnya masih 5 tahun, kakak juga mau kamu cari orang tua dia dan jangan tanya khara soal orang tuanya karena khara mengalami amnesia
permanen jadi dia gak inget apapun tentang dirinya lagian dia juga masih sangat kecil pas itu jadi belum tentu dia inget walau pun dia gak amnesia, satu-satunya yang jadi petunjuk adalah tato di tubuh khara dan juga liontin perak yang kakak simpen di laci kamar kakak.”
“Disana ada foto keluarga dia, kamu sengaja nyembunyikan hal itu darinya karena kami tidak mau kehilangannya. Dia terlalu berharga dan tolong kamu kasih tau juga tentang ini padanya karena dia berhak tau tentang dirinya.”
“Hehehe kakak banyak maunya ya? Maaf ya. Kakak hanya ingin khara bahagia, salam manis kak Devi ”
Dia akan memberitahu Khara besok atau saat waktunya tepat, Senia ingin malam ini Khara istirahat karena gadis itu begitu Lelah. Soal Mayat Devi, dia sudah mengurusnya.
