Bab 10 Kuncup Club dan Tanti
Bab 10 Kuncup Club dan Tanti
Kita lupakan sebentar Hasbi yang masih dalam dunia jingga abu-abu bernama Moza yang hingga kini masih belum waras. Mari kita lihat si bungsu Hamash yang sedang mencoba meraba, mencerna dan merasakan ponsel 2,5 jutaan miliknya.
Hamash perlu berbangga hati karena baru sekali ini dia punya hape yang mahal dan baru. Bukan seperti ponselnya kemarin yang sudah kembali ke Maha Pencipta karena masuk sumur.
Bodo amatlah ya ponsel baru Hamash dibeli dari hasil togel atau beneran minjem. Pastinya saat ini Hamash ingin menikmati waktunya bersama kecintaannya yaitu ponsel barunya.
Sebentar-sebentar Hamash melihat ke arah ponselnya. Bukan karena tugas tapi karena ia masih tak percaya kalau ia punya ponsel sendiri yang lebih hebat bahkan lebih bagus dari milik Hasbi. 1 poin untuk Hamash yang menang dari Hasbi.
Saking tidak ingin berpisah dengan ponselnya, Hamash membawa si Hepi, nama ponselnya Hasbi, kemana-mana termasuk ke WC. Ia hanya berpisah dari ponselnya saat sedang mandi dan ibadah. Pokoknya si Hepi itu segalanya untuk Hamash. Tak tergantikan.
***
Hari ini, Hamash sudah selesai ujian dan sendirian di rumah. Hasbi? Jangan ditanya. Paling Hasbi sedang bersama dengan Mas Su mancing lagi seperti hari-hari sebelumnya. Ibunya? Masih jualan dan kalau Hamash pergi sekarang, rumah akan kosong. Padahal ibunya melarang rumah dalam kondisi kosong kalau tidak dalam kondisi darurat.
Memang, rumah Hamash hanya seupil dan tak punya barang berharga yang layak untuk dicuri. Namun, yang ibunya takutkan adalah saat kosong dan ikan asinnya dicuri kucing tetangga. Aduh mama sayange, ibunya bisa ngomel sepanjang hari.
Hamash pernah mencoba meninggalkan rumah kosong. Kala itu Hamash sedang bosan dan ia pergi ke kali bersama anak-anak seumurannya. Alih-alih badan segar, pantatnya jutsru panas karena tepukan keras Suwalow kesayangan ibunya. Sayangnya, nasib apes Hamash tidak berhenti disitu. Hamash harus rela mendengarkan ceramah ibunya hingga malam hari menjelang tidur karena 3 ekor ikan pindangnya dimangsa kucing. Nggak lagi-lagi deh sama ibuk. Mungkin kalau Mbak Kunti atau mas Wowo bakalan ngacir kalau ketemu ibunya yang mengacungkan Suwalow di tangan kanannya.
Kembali lagi ke Hamash yang sedang tiduran di depan TV sambil menggonta-ganti channel hanya untuk menonton iklan. Hamash bosan dan muak dengan acara TV yang itu-itu saja. Gimmick lah, gossip lah, India lah, sinetron. Ah bosan sekali!
Hamash lalu mengambil ponselnya yang ada di atas sofa. Ia mencari hiburan dengan membuka Nyuncup untuk menonton video ataupun membaca berita terbaru.
Iseng, Hamash mengunduh, menginstal, mencoba aplikasi yang ia temukan. Kalau suka ya akan digunakan dalam waktu yang lama. Sebaliknya, kalau tidak cocok maka aplikasi akan dihapus.
Hingga kemudian, Hamash menemukan aplikasi bernama Kuncup Club. Hamash membaca dengan teliti mengenai aplikasi tersebut. Bukan apa-apa, tapi nama aplikasi tersebut cukup aneh. Kuncup Club. Belum lagi logo aplikasi yaitu mawar hitam kuncup dengan duri yang mencuat.
Hamash mengecek bagaimana pendapat orang yang pernah menggunakannya. Tidak sebanyak Tinder sih tapi cukup banyak diminati. Bahkan, tidak sedikit yang mendapatkan belahan hatinya lewat Kuncup Club.
Hamash kemudian memutuskan untuk menginstal Kuncup Club. Memang dia masih SMP, tapi, siapa tahu kan kalau lewat aplikasi ini dia dapat jodoh yang aduhai?
Setelah proses instalasi selesai, Hamash kemudian duduk dan bersandar di sofa. Ia kemudian mengisi identitas dirinya dan memalsukan tahun kelahirannya karena dia masih di bawah umur. Ya walau 2 tahun lagi ia akan aqil baliq tapi tetap saja dia belum 17 tahun.
Satu-satunya yang identitas asli yang Hamash gunakan adalah fotonya dan nama panggilannya. Ia bahkan tidak ragu untuk berselfie saat diminta untuk mengunggah foto diri. Ya, walaupun miskin tapi Hamash berprinsip bahwa dirinya harus percaya diri. Lha kalau sudah miskin, rendah diri atau sombong, mau hidup kayak apa nanti? Pengamen, badut atau pengemis? Dih, Hamash mah ogah hidup seperti itu. Setidaknya harga dirinya harus dia jaga hingga akhir.
Setelah proses pendaftaran selesai, Hamash hanya perlu melakukan verifikasi. Duh, Hamash tidak sabar menanti siapa jodohnya. “Ayo bentar lagi, bentar lagi!” gumam Hamash saat melihat aplikasinya memproses data yang ia masukkan.
Hamash menggosok kedua tangannya sambil tersenyum lebar. Aplikasi Kuncup Club di ponselnya sudah terinstal dengan baik. “Ashaaa!” kata Hamash gembira. Ia kemudian melihat tutorial mengenai bagaimana cara menggunakan Kuncup Club. Tidak susah. Hamash hanya perlu tab tombol silang kalau tidak cocok dengan orangnya.
Iseng, Hamash melihat-lihat ada siapa saja di aplikasi tersebut dan ternyata, hampir semua lapisan dan kalangan masyarakat ada di Kuncup Club. Hamash melihat ada yang berprofesi sebagai satpam, penjaga toko, terapis, polisi, SPG, guru dan yang lainnya. Usianya juga bermacam-macam. Ada yang 17 tahun bahkan ada pula yang di atas 70 tahun.
Hamash hampir bosan karena tidak menemukan sesuatu yang membuatnya menarik. Memang sih ada yang cantik, tapi ya itu. Cantik aja. Tidak ada sesuatu yang membuat Hamash tertarik.
Hamash sudah menyerah dan meletakkan si Hepi di sampingnya lalu menonton iklan Gilet sampai kepalanya manggut-manggut. Entah berapa lama Hamash duduk di depan TV sambil liat iklan dan ngemil pilus kemarin sore.
Akhirnya karena terlalu lama duduk diam dan bosan, Hamash memutuskan untuk mengambil guling dari dalam kamar lalu tidur di depan televisi. Setidaknya dengan tidur, Hamash bisa lebih relaks dan tidak bosan. Tak perlu waktu lama, Hamash sudah berkelana di dunia mimpi.
***
Entah berapa lama Hamash tidur. Sudah lama ia tak bisa tidur karena Hasbi sangat berisik di rumah. Belum lagi petokan ayam tetangga yang rasanya ingin Hamash sembelih lalu dibakar dan dijadikan menu makan malam.
Hamash masih mencoba mengumpulkan nyawanya yang sedang berkeliaran saat ia tidur hingga nyawanya terkumpul dan dia sadar sepenuhnya. 1 menit, 2 menit hingga 10 menit berlalu dan Hamash masih berbaring malas di depan TV yang masih menyala. Jadi sepanjang ia tidur, ia dilihat oleh TV!
Masih dalam proses menemukan kesadaran dari tidurnya. tiba-tiba, Hamash mendapatkan notifikasi dari Kuncup Club kalau ada orang yang ingin berkenalan dengannya. Hamash agak ragu untuk membuka pesan tersebut. Pasalnya ini bukan pertama kalinya dia kerjain oleh orang yang tak dikenal.
Namun, Hamash kemudian membuka notifikasi tersebut dan melihat pesan yang dikirimkan. Dilihat dari ID-nya, nama orang itu adalah Tanti. Kalau dilihat dari fotonya, perempuan itu sudah berusia 30-40 tahunan. Cantik. Apalagi pose fotonya yang agak seksi. Kalau dibandingkan dengan pose alay milik Hamash tadi, foto Tanti jauh lebih menarik.
“Hai,” sapa perempuan yang bernama Tanti.
Hamash menimbang-nimbang, apakah ia akan membalas atau tidak. Ia takut kalau akun ini hanya rekayasa, tapi, dia juga penasaran. “Ah, bales aja lah!”
“Hai juga.” Hamash deg-degan menunggu balasan dari sang Tanti.
“Hai, namaku Tanti.” Hamash kemudian membalas pesan tersebut dengan perkenalan diri.
Entah berapa lama keduanya akhirnya saling berbalas pesan hingga akhirnya, “Kita ketemuan yuk! Tanti butuh teman ngobrol.” Hamash semakin galau. Ini memang bukan pertama kalinya bertemu dengan orang. Tapi, ini pertama kalinya ia kopi darat dengan orang yang lebih tua. “Haduh, bagaiamana ini? Arggg!!!” Hamash bingung. Ia bahkan mengusap kepalanya kasar.
“Kalau ketemu, nanti aku diculik. Kalau enggak, aku penasaran. Aduh, terima nggak ya?” Pikiran dan gumaman Hamash terhenti saat melihat pesan baru dari Tanti.
“Aku tunggu kedatangan kamu 2 hari lagi di Café Setia Percuma jam 3 sore ya. See you, muach!!!” Hamash mengernyitkan dahinya. Hey, dia belum mau dan belum setuju ketemu loh, kok udah mau ditunggu di café segala. Hei!!!
Haduh, bagaimana ini? Hamash merinding! Bukan karena ajakan si Tanti tapi emoji bibir merah di akhir pesannya yang membuat ia tidak nyaman. Belum kenal aja begini. Bagaimana nanti kalau sudah kenal? Kan… kan… kan… Hamash sudah berfikir yang tidak-tidak.
Ibu tirinya Putri Salju, tolong pinjamkan aku kaca ajaibmu agar bisa melihat muka asli si Tanti!!!
***
