Bab 4 Omega?
Gue masih kepikiran dengan percakapan gue antara sahabat gue kemarin. Gue masih nggak ngerti dan butuh penjelasan. Tapi itu percuma, karena mereka pasti bakal nyuruh gue buat sabar dan nunggu.
Sial lah. Mana enak nungguin hal yang nggak pasti kapan datengnya?
"Nek, nenek beneran nggak mau ceritain ke aku tentang apa itu Omega?" tanya gue dengan nada melas ke nenek gue yang lagi asyik menonton tv.
Beliau menoleh, tersenyum tipis lalu menggeleng pelan.
"Belum waktunya, Cu. Nanti kalo udah saatnya Nenek bakal jelasin semua yang kamu nggak ngerti. Sekarang kamu tidur gih, udah malem loh ini. Besok sekolah kan?" ujarnya. Gue yang mendengar itu mengangguk lesu sambil menaruh kepala gue di pundak nenek.
"Aku belum ngantuk, Nek. Aku masih penasaran kenapa dia benci sama cowok Omega. Dan kenapa di tujuinnya sama aku. Apa aku seorang Omega?" ujar gue sambil masih dengan nada lesu dan mata memandang tv yang menayangkan acara talk show.
Gue merasakan tangan Nenek yang menelusup masuk ke sela-sela rambut gue lalu mengelus lembut yang mana terasa nyaman saat dia melakukannya.
"Iya, kamu seorang Omega, Nak. Sama seperti Ibumu. Tapi Nenek nggak bisa jelasinnya sekarang. Karena bakal sulit buat kamu mengerti sebelum kamu mengalaminya sendiri. Lagian nggak lama lagi kan ulang tahunmu? Di tunggu saja toh." ucap beliau yang membuat gue nggak ada pilihan selain diam dan menyetujui ucapannya.
"Nek." panggil gue begitu otak gue menginginkan suatu jawaban dari mulut Nenek. Ada hal yang membuat gue penasaran selama ini namun gue tahan karena merasa nggak enak sama Nenek.
"Hm?" sahutnya.
Gue mengangkat kepala gue dari sandaran pundaknya, lalu menatapnya lembut karena memang gue nggak terlalu berharap akan apa yang dia katakan nanti. Tapi apapun itu, gue mau ngeluarin pertanyaan ini di depannya.
"Apa kedua orang tua aku nggak sayang sama aku, Nek? Sampai mereka tega ngasih aku ke Nenek? Apa ini semua karena aku jelek, makanya mereka nggak mau aku ada di antara mereka?" ujar gue yang udah merasakan baper di hati gue saat mengucapkannya.
"Kamu ngomong apa toh, Nak? Siapa yang bilang jelek? Orang kamu cakep manis begini. Lagian bukan itu alasan orang tuamu nyuruh Nenek membesarkan mu. Ada hal yang harus mereka lakukan sampai harus melepasmu hingga besar sekarang ini. Urusan mereka benar-benar sulit. Kalau bisa Nenek katakan, mereka berurusan dengan petinggi yang hampir memiliki kekuasaan yang kuat di dunia kita." ucap Nenek yang nggak gue paham sama sekali.
"Kamu pasti nggak paham, kan? Makanya Nenek bilang tunggu sampai waktunya tiba. Nenek akan menjelaskan semuanya. Sekarang kamu tidur gih, jangan mikirin macem-macem. Apalagi hal yang kayak tadi. Inget, kamu itu nggak jelek. Nenek bisa lihat perubahanmu dari sesuatu yang ada di dalam mu. Jadi berhentilah berpikir kalo kamu itu jelek. Ok?" tambahnya sambil menepuk bahu gue.
Mendengar itu pun gue memilih untuk menghirup napas dan menghembuskannya perlahan. Setelah itu gue mengangguk dan berdiri dari duduk gue.
"Kalo gitu Inu ke kamar dulu ya, Nek. Mau tidur." ucap gue yang sangat berbeda dengan apa yang ada di pikiran gue.
Tentu aja gue nggak langsung tidur. Gue masih pengen melek dan main beberapa game terlebih dahulu. Tapi yang lebih penting, gue mau browsing apa itu sebenarnya arti dari Omega yang akhir-akhir sering muncul di setiap percakapan gue.
"Jangan lupa minum susunya ya, Nu." ujar Nenek sebelum gue berbalik badan.
"Iya." balas gue.
Setelahnya gue langsung memasuki kamar gue yang nggak jauh dari ruang tengah. Gue menutup pintu dan nggak lupa untuk menguncinya. Selesai itu, gue pun langsung merebahkan tubuh gue ke atas kasur dan meraba ke samping untuk mencari keberadaan ponsel gue.
Tanpa menunggu lama, gue pun langsung mengetikan kata Omega di pencarian Google yang tentu saja tau segalanya. Gue klik cari, dan banyaklah hasil yang gue dapatkan. Tapi sayangnya semua jawaban yang terdapat di internet sangat nggak singkron dengan apa yang di maksud dengan bencinya Lukas sama cowok Omega.
Di artikel cuma menjelaskan, kalo cowok Omega itu hanya menjelaskan tentang kepribadian seorang cowok yang hampir mendekati sifat-sifat perempuan. Misalnya, nggak suka menjadi pemimpin, sulit bergaul, dan hal-hal lain yang nggak laki banget. Dan dari situ gue cuma bisa nemuin satu kesimpulan aja kalo sebenernya yang Lukas maksud dari ucapannya adalah kalau dia itu membenci cowok yang ke cewek-cewekan atau sering di sebut juga banci.
Gue yang tersadar pun langsung ngeh dong!
Ya gila. Dia ngira gue ngondek apa? Hell, gue emang suka cowok, tapi gue nggak ngondek apalagi bergaul sama-sama hal-hal yang kayak begitu. Gue emang nggak suka jadi pemimpin, tapi gue siap mati kalo itu berurusan dengan seseorang yang gue sayang seperti Nenek.
Tapi apa? Dia ngebenci gue hanya dengan sekali liat doang yang mana dia nggak pernah tau lingkungan gue kayak apa!? Taik. Gue kesel jadinya. Dasar cowok ganteng, pasti ada aja kekurangannya. Kalo nggak sok, ya pasti bego.
Erghhh, gue pengen gigit orang jadinya kalo inget ekspresi dan nada bicaranya kemaren. Tapi kayaknya percuma juga, gue mau marah ataupun menentang pemikirannya tentang gue pun pasti sia-sia. Karena pihak gue yang akan di salahkan. Dunia emang nggak adil. Huh.
Sebuah notif mengalihkan perasaan gue yang tadinya merasa kesal sekarang menjadi bingung begitu melihat isi notif yang gue terima.
Undangan grup?
Gue membaca nama grup tersebut sebentar dan setelah mengerti akhirnya gue bergabung dengan grup tersebut yang bernama IPA 1 All Model.
Seneng? Pastinya nggak.
Gue merasa terhina sebenernya dengan nama grup itu. Apaan tuh.... All Model? Semuanya keliatan kayak model gitu di kelas? Iya sih itu emang fakta. Tapi gimana sama gue yang burik ini? Apa mereka ngundang gue untuk jadi olokan mereka di grup? Nggak ngerti lagi gue. Dan bodohnya gue malah bergabung ke grup itu, dan satu notif kembali masuk dari grup tersebut.
IPA 1 ~ ALL MODEL (41)
Anda telah bergabung ke grup.
rezaspt
Welcome Wisnu^^ 20:38
Putridhiya
Wisnu siapa Za??? 20:38
rezaspt
Ini orangnya inuaja. 20:39
Melihat username gue di sebut, gue pun dengan segera membalas chat tersebut karena takut di sebut sombong, padahal jelek.
Dibaca oleh 23 Hai.
20:39
Setelah membalas pesan itu pun gue segera menutup aplikasi tersebut dan menaruh ponsel gue ke tempat semula. Bodo amat, gue nggak mau nimbrung disitu. Sial, kenapa juga gue harus bergabung sih?? Kalo gue langsung keluar sekarang bakalan langsung di cap sok gue. Yaampun, ini lah salah satu nggak enaknya jadi orang jelek. Susah buat ngapa-ngapain.
Nggak mau berpikir apapun lagi, gue pun memutuskan untuk tidur dan berharap kalo besok berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan ataupun hal yang membuat gue stres nantinya. Ya, gue harap.
***
Tapi ternyata harapan gue semalam nggak terkabul sama sekali. Gue malah mendapatkan kesialan lainnya hari ini. Dimulai gue yang telat sekolah, di hukum bersihin wc. Pake acara kepeleset lagi. Sial banget kan! Mana gue sendirian, nggak bawa baju ganti padahal baju gue udah keliatan kotor banget.
Ini masih jam pelajaran dan hal itu nggak memungkinkan bagi gue untuk menghubungi Dirwan ataupun Galih untuk menanyakan baju mereka yang seinget gue memiliki beberapa cadangan yang selalu mereka bawa. Dan karena hal itu, gue harus terpaksa berlama-lama di wc ini sampai waktunya istirahat tiba.
Gue yang tadinya berniat main hp dan bersantai sebentar karena hukuman yang di berikan udah selesai, harus tertunda setelah mendengar langkah kaki seseorang yang memasuki wc. Gue nggak tau kenapa, tapi gue malah langsung ngacir dan masuk ke salah satu bilik dan menutupnya rapat.
Gue nggak ngerti kenapa gue bersembunyi kayak gini padahal gue nggak melakukan kesalahan apapun. Tapi yang jelas, gue merasakan sesuatu yang menyeramkan akan terjadi kalo gue nggak sembunyi. Apalagi saat gue ketahui ternyata yang masuk ke wc ada dua orang. Dan mereka terdengar ngos-ngosan?
Dan apa ini?
Kenapa gue ngerasain aura yang bener-bener kuat disini. Bahkan gue bisa mencium bau yang baru pertama kali gue hirup. Baunya enak, bahkan gue betah untuk menghirupnya. Tapi perlahan bau itu tercampur dengan bau lainnya yang mana baunya lebih menyengat dan membuat gue terbawa suasana dan merasakan sesuatu yang berdiri di bawah sana.
"Kashhh..lo yakinhh kita lakuinnya disini hmmm.."
Suara seorang cewek yang masuk ke gendang telinga gue membuat gue sadar, kalo apa yang mereka lakukan sedari tadi dan gue diamkan beberapa menit ternyata tengah berbuat mesum. Apalagi saat gue mendengar suara desahan cewek itu yang jelas banget.
Gue berdiri dan berniat untuk menangkap basah mereka karena udah berbuat mesum disini. Namun tiba-tiba kaki gue terasa lemas lagi begitu bau yang kuat kembali masuk ke dalam penciuman gue. Bahkan junior gue yang sempat melemas tadi berdiri kembali dengan keras dan membuat gue nggak tahan untuk menyentuh dan meremas barang pribadi milik gue tersebut.
Suara demi suara gue dengarkan dengan bertambah terangsangnya diri gue oleh aroma yang entah nggak gue ngerti kenapa bisa membuat gue seperti ini, gue bahkan udah mengeluarkan penis gue untuk melegakannya karena gue udah nggak tahan dengan aroma yang begitu kuat ini.
Namun belum juga gue sampai klimaks. Tiba-tiba pintu bilik wc yang gue tempati terbuka lebar dan menampilkan sosok Lukas di barengi sang cewek yang menatap gue terkejut, berbeda dengan Lukas yang menatap gue datar dan terkesan dingin.
Gue yang tadinya ingin mencapai klimaks, langsung merasakan lemas dan tidak bernafsu lagi. Apalagi saat Lukas menyuruh gue keluar dengan dingin dan di barengi dengan bisikannya saat gue melewati dirinya yang mana itu membuat gue merasakan sesuatu dalam diri gue hingga membuat gue tertegun beberapa detik.
"Menjijikan." bisiknya---dingin.
