Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 6 KAKEK DAN NENEK

"Memangnya siapa yang akan kamu kawal, Ca?"

"Seorang gadis kecil berusia 7 tahun, Bun, baru kelas 1 SD."

"Hah, anak kecil, untuk apa di kawal?"

"Pertikaian kedua orang tuanya. Orang tuanya bercerai saat usianya 2 tahun, dan hak asuh jatuh pada papinya, karena maminya menolak mengasuh. Tapi entah kenapa, sekarang maminya memaksa ingin mengambil putrinya kembali."

"Wajar, kalau seorang Ibu ingin bersama putrinya?"

"Tapi papinya mencurigai niat si Mami ini tidak tulus, Bun."

"Kalau memang terasa mengganggu bisa dilaporkan Polisi, Ca."

"Masalahnya si Papi sepertinya masih cinta sama si Mami, jadi dia tidak mau melaporkan ke Polisi."

"Kalau begitu balikan saja si Papi, sama si Mami."

"Masalahnya, si Mami sudah nikah lagi."

"Ooh begitu ya, hhhh ... kasihan, si siapa namanya, C"

"Tari, Bun, tadinya aku sudah menolak jadi pengawalnya, tapi Tari tidak mau ke sekolah kalau tidak di temani sama aku, Bun."

"Memangnya kamu kenal di mana?"

Salsa menceritakan tentang awal pertemuannya dengan Tari.

"Jadi bantu aku bujuk Ayah ya, Bun, supaya di kasih ijin sama Ayah. Ya, Bun, ya, ya ...." Salsa menguselkan kepalanya di lengan Safira.

"Hhhh ... anak manja sepertimu, mau jadi bodyguard, itu lompatan yang luar biasa, Ca."

"Aku manjanya kalau sama orang rumah, Bunda, kalau di luar sana aku kan Salsa, si pemberani, mak comblang, sekaligus detektif cinta paling ngehits."

"Hhhh ... buah memang tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya," gumam Safira.

Salsa terkikik mendengar gumaman bundanya.

"Biasanya Ayah deh yang ngomong begitu, kalau sudah kalah berdebat sama aku."

"Sudah, istirahat sana! Oh ya, Kakek, Nenekmu di tengok dulu di kamar mereka!" Safira menepuk paha Salsa pelan.

"Bunda mau ke mana?"

"Bunda mau ke kantor Ayahmu."

"Mau ngapain?"

"Iishh mau tahu saja urusan orang tua."

"Iya dong, aku nggak mau punya adik lagi loh ya, jadi jangan bikin adik di sana!"

"Ya ampun, Ca, omonganmu, kamu ingin Ayah kamu kasih ijin nggak?"

"Mau dong!"

"Kalau mau Ayah kasih ijin, Bunda perlu keluarin rayuan maut dulu, sama Ayahmu."

"Hehehehe ... rayuan mautnya berupa apa, Bun, ucapan, ciuman, pelukan, atau ...."

"Iiissh dasar, anak gadis nggak boleh punya pikiran mesum tahu!" Safira ingin mencubit Salsa.

Tapi Salsa sudah berlari menaiki tangga, dengan meninggalkan suara tawanya.

Safira hanya bisa menggelengkan kepala, tidak bisa dipungkiri, kalau Salsa adalah duplikat dirinya, sedang sang Abang, si Sakha duplikat Ayahnya.

Tiba-tiba Safira merasa rindu pada Sakha, yang tengah menempuh pendidikannya di Australia.

--

Salsa mengetuk pintu kamar Kakek, Neneknya.

"Masuk," suara Kakeknya terdengar dari dalam.

Salsa membuka pintu kamar dengan lebar.

"Assalamualaikum."

"Walaikum salam."

Salsa memeluk, dan mencium pipi Kakek, dan Neneknya.

Usia Sakti, sang kakek, sudah 70 tahun lebih, sedang Sekar, sang Nenek, sudah 60 tahun lebih.

Mereka masih sehat walafiat, masih sangat mesra, hanya penglihatan mereka saja yang sedikit rabun, dan rambut mereka sudah memutih. Tapi wajah mereka masih menyisakan ketampanan, dan kecantikan dari masa muda. Gigi mereka juga masih sempurna, sinar mata, juga raut wajah mereka masih menyimpan semangat hidup yang luar biasa.

Bagi Salsa, kakeknya adalah pria tertampan di dunia, begitu juga penilaian bundanya. Kakeknya tidak hanya tampan, tapi luar biasa sabar, dan baiknya. Ayahnya sendiri mengakui kalau banyak belajar dari kakeknya.

"Sudah makan siang, Sayang?" Tanya Sekar.

"Sudah, Nek."

"Sudah sholat?" Tanya Kakeknya.

Salsa tersenyum lalu menggelengkan kepalanya

"Lagi halangan, Kek."

"Owhh ...."

"Kakek sama Nenek lagi ngapain? Oh mengenang masa muda ya!?" Salsa tertawa, sambil memperhatikan album foto Adams family dari waktu ke waktu.

Salsa mengambil salah satu album foto.

"Ini foto Kakek buyut Steven, waktu nikah sama Nenek buyut Tiara ya, Kek. Ehmm yang ini foto nikahannya Kakek, dan Nenek. Yang ini foto nikahannya Ayah, sama Bunda, yang ini foto nikahnya Uncle Satria sama Acil Siti. Semuanya punya cerita masing-masing, cerita yang sangat tidak biasa, istimewa, khas keluarga Adams." Salsa tersenyum sendiri, ia mengamati foto-foto pernikahan dalam silsilah keluarganya.

"Dan dilembaran yang masih kosong ini, akan segera terisi oleh foto pernikahanmu, juga pernikahan Sakha, dan juga foto-foto pernikahan anak-anak Unclemu. Akan kita lihat, apakah kalian juga punya cerita yang tidak biasa, dan istimewa seperti kami. Kakek, dan nenek selalu meminta kepada Allah, agar kami panjang umur, supaya bisa melihat kalian menikah, dan memiliki anak-anak yang akan jadi cicit kami, aamiin," ucap Sakti lembut.

"Aamiin," sahut Salsa, dan Sekar berbarengan.

"Salsa sudah punya pacar, Sayang?"

"Belum, Nek."

"Ehmm padahal Ayahmu itu playboy, dan Bundamu itu playgirl," gumam Sekar.

"Mungkin aku akan seperti Nenek, cuma akan jatuh cinta satu kali, dan menikah satu kali, untuk seumur hidupku."

Sakti tertawa mendengar jawaban Salsa.

"Bagaimana Nenekmu bisa jatuh cinta pada pria lainnya, kalau pria yang sudah mencuri hatinya sekeren Kakekmu ini," sahut Sakti bercanda.

"Ehm ... Kakek narsis juga ya, Nek "

"Kalau Kakekmu pedenya tidak tinggi, dia tidak akan punya sebutan mantan playboy, Ca."

"Hihihi ... Nenek benar."

"Dulu Bundamu menikah saat dia seusia kamu, Ca, kamu sendiri akan menikah diusia berapa?" Tanya Sakti serius.

"Belum tahu, Kek." Salsa menggelengkan kepalanya.

"Jodoh kalau sudah waktunya, akan punya cara sendiri untuk menemukan pasangannya, Ayah  Siapa tahu hari ini Caca masih belum punya bayangan tentang jodohnya, eeh ... bulan depan sudah ada yang melamar, dan ingin segera menikahinya, siapa tahu ...."

"Ehm ... Sayangku, benar sekali ucapanmu itu." Sakti memgelus pipi Sekar penuh rasa sayang.

"Haahhh ... aku ke kamar dulu ya, Kakek, dan Nenek sepertinya ingin bernostalgia, cup, aku sayang Kakek. cup, aku sayang Nenek!" Salsa memgecup pipi kakek, dan neneknya.

"Kami juga menyayangimu. Istirahatlah, kamu pasti lelah setelah dari kantor Ayahmu," sahut Sekar.

Salsa ke luar dari kamar kakek, dan neneknya, ia tidak berani menceritakan tentang keinginannya menjadi bodyguard, ia tahu benar seperti apa neneknya. Neneknya sangat keras, tidak akan mudah untuk meluluhkan hati neneknya.

***BERSAMBUNG***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel