Bab 2. Apa Matahari Terbit Dari Barat?
Kabar kedatangan abadi Shawn menyebar dengan cepat!
Pria ini katanya sudah hidup ratusan tahun tapi tidak mati maupun menua. Dan selama bertahun-tahun ini, tak seorangpun pernah melihat wajahnya, jadi ketika ada kabar pria itu berada di kediaman Nalan, setiap orang secara tak sabar berkumpul di taman utama.
Kereta dengan empat kuda yang menyeretnya sudah bertengger di depan. Seluruh kudanya putih bersih tanpa celah. Semakin dilihat, kuda-kuda itu semakin tidak nyata. Seperti kuda yang turun langsung dari langit.
Kemudian. Kusir kereta turun menyiapkan undakan. Tandanya abadi Shawn akan segera ke luar kereta.
Suasana hening seketika. Udara yang tadinya panas, mendadak sejuk meski tak ada pergerakan angin sedikitpun. Dedaunan bak mematung, rerumputan bak tertunduk.
Setiap orang tanpa sadar bersitegang menahan napas!
Lalu, dari pintu gerbong kereta perak berpadu ukiran rumit warna keemasan di depan mereka, keluarlah seonggok tangan diawali jari-jemarinya yang putih bersih bagaikan butiran salju.
Ketegangan setiap orang bertambah berkali-kali lipat. Kelopak mata mereka tak berkedip, seakan tak rela melewatkan momen meski satu detik pun.
Setelah tangan pertama keluar dari pintu gerbong, satu demi satu bagian tubuh abadi Shawn mulai terlihat. Dia memakai jubah hitam berkilauan dengan hiasan emas yang menawan. Mata birunya mengarah kerumunan orang-orang tanpa ekspresi, meninggalkan rasa takut dan kagum sekaligus.
Pria itu!
Penampilannya sama persis seperti yang digambarkan orang-orang terdahulu, tampan pari purna bak Kaisar langit!
Pandangan seluruhnya serentak mengarah abadi Shawn yang sepenuhnya menuruni kereta.
Pria yang konon berhasil berkultivasi menjadi abadi itu mengayunkan kaki ke arah semua orang.
Dengan langkah anggun, mata birunya menyapu kerumunan orang dan saat itu juga, semua orang merasakan panggilan yang kuat dari kehadirannya.
Kepala keluarga Nalan, Nalan Dou Ji, buru-buru melangkah maju untuk menyambut, tetapi sebelum sempat berbicara satu patah kata pun-
Abadi Shawn memusatkan perhatiannya ke arah timur. Pandangannya bak menembus apapun yang menghalangi, hingga dia mendapati satu-satunya orang yang tidak ada dalam kerumunan.
Orang itu Nalan Bai Ning!
Daripada bergabung menyaksikan seperti apa penampilan abadi Shawn, gadis itu lebih memilih mengambil arak persik milik neneknya secara diam-diam, kemudian menikmatinya seraya bersandar malas di bawah pohon plum.
Pada tatapan abadi Shawn... ada kerinduan mendalam yang belum pernah dia perlihatkan pada siapapun.
Nalan Dou Ji menebak-nebak siapa gerangan yang mampu membuat abadi Shawn terdiam dengan sorot mata melembut.
Kepala keluarga Nalan itu mengikuti arah pandangnya, lalu menyadari hanya ada satu-satunya gadis yang layak mendapat tatapan selembut itu.
Dugaannya adalah Nalan Shen Mei!
Hati pria itu seketika diselimuti kebahagiaan. Dia pikir, gadis yang katanya ditunggu-tunggu kelahirannya oleh abadi Shawn itu pasti Nalan Shen Mei, putri ketiganya dari nyonya Shen.
Hal serupa ternyata turut dirasakan Nalan Shen Mei!
Karena pandangan abadi Shawn seolah-olah mengarah padanya, dia menjadi gugup sampai tanpa sadar mencengkram kuat pergelangan tangan nyonya Shen.
Nyonya Shen belum memahami apa yang terjadi, hanya saja... tatkala abadi Shawn mulai mengayunkan langkah tanpa mengalihkan pandangannya... wanita itu akhirnya mengerti putrinya menjadi pusat tujuan pria tersebut.
Jantung nyonya Shen berdebar-debar seketika!
Nalan Dou Ji yang tadinya berniat menyambut, pun segera berbicara, "Abadi Shawn, gadis ini putri ketigaku, Nona ketiga keluarga Nalan, Nalan Shen Mei."
Nalan Dou Ji sengaja menjelaskan supaya abadi Shawn langsung mengenalnya, tetapi yang terjadi-
Abadi Shawn jangankan mendengar pengenalan Nalan Dou Ji, kalau meliriknya sepintas saja tidak sama sekali.
Ketika Nalan Shen Mei menduga dirinyalah yang akan dihampiri abadi Shawn, jantungnya berdebar kencang sampai rasanya mau copot.
Gadis itu juga bersiap menyambut tapi-
Abadi Shawn ternyata melewatinya. Bahkan tak sama sekali melihatnya sementara pandangan pria itu masih lurus ke depan.
Nalan Shen Mei mematung, wajahnya langsung merah bak udang rebus.
Nyonya Shen melongo, Nalan Dou Ji terkejut; membuka kelopak matanya lebih lebar.
"Siapa?"
Ketegangan sedikit demi sedikit mencair. Salah seorang bertanya, diikuti yang lainnya.
Kerumunan secara otomatis terbelah, memberi jalan lebar untuk abadi Shawn terus melangkah maju, semakin ke depan, lalu-
"Siapa di sana?"
Semua mata mengikuti pergerakan abadi Shawn, mereka mendapati satu-satunya orang yang tidak ada dalam kerumunan.
"Itu si pembawa sial!"
"Nalan Bai Ning!"
"Benar! Itu Nona pertama Nalan!"
Abadi Shawn sedang berjalan ke arahnya, setiap orang membicarakannya satu sama lain, tetapi gadis yang tengah menjadi pusat perhatian itu... menggoyang-goyangkan arak persik; memastikan masih ada atau kosong.
Begitu dituang tak meninggalkan satu tetes pun, dia akhirnya beranjak bangun kemudian secara otomatis melihat pria bak Kaisar langit tengah mendekat.
Ekspresi Nalan Bai Ning tidak seperti yang lain. Gadis itu beberapa saat mengerutkan alis dengan sorot mata tak bersahabat.
Nalan Dou Ji langsung khawatir!
Nyonya besar Nalan juga langsung menyikut lengan Nalan Dou Ji, mengisyaratkannya bertindak. Namun, sebelum semuanya terjadi-
Abadi Shawn telah sampai di hadapan Nalan Bai Ning, memandangnya penuh cinta sekaligus kerinduan, hingga akhirnya mengulurkan tangan sambil berkata merendah, "Istriku, kemarilah, mari kita pulang bersama!"
Kelopak bunga plum seolah-olah berwarna lebih cerah dalam sekejap!
Desiran angin yang awalnya hilang bak ditelan bumi, tiba-tiba saja berembus lembut, menyapu bunga-bunga plum di antara mereka, serempak meniup helaian rambut keduanya.
Ekspresi Nalan Bai Ning seolah terpaku kata-kata dan raut wajah abadi Shawn. Sorot matanya memancarkan kilatan emosi campur aduk dan sebelum gadis itu bereaksi lebih jauh-
Nyonya besar Nalan melangkah maju penuh percaya diri untuk berkata, "Apa-apaan, Abadi Shawn? Apa kamu ingin mati cepat setelah bekerja keras menjadi abadi?"
Setiap orang di sekelilingnya serentak mengangguk membenarkan.
"Benar! Anda sudah susah payah menjadi Abadi, sementara jika anda memilih gadis terkutuk itu..."
Kata-kata sarkasme tidak bisa dilanjutkan.
Abadi Shawn menoleh, wajah tenang nan penuh keagungan sebelumnya berubah gelap bak awan mendung dalam sekejap mata.
Orang-orang yang tadinya berdiri penuh kagum, pun berubah ngeri saling berpegangan tangan.
Jeder!
Anehnya, langit yang cerah langsung mendung, diikuti suara guntur menggelegar.
