Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#4.RENOVASI WARUNG

Matahari tegak di atas kepala, teriknya seakan akan memanggang bumi. Sebuah becak dengan dua orang penumpang melintas di depan warungnya Andrio. punggung tukang becak itu basah oleh keringat. Sesekali ia menyeka wajah dengan handuk kecil yang sudah kumal. Mestinya orang setia dia sudah tidak layak lagi bekerja menarik becak, tapi mungkin hanya itu satu satunya pekerjaan yang bisa ia lakukan.

"Ayo An, sudah beres kan? " tanya lek Min.

Sekali lagi Andrio mengamati sekeliling warung memastikan kalau semua memang sudah beres.

"Oke lak, makan di rumah aja lek, mbok Mangun masak rawon tadi, " kata Andrio seraya membantu lek Min mengemasi barang barang.

Baru saja Andrio handak menutup warung, sebuah mobil honda jazz warna kuning berhenti di depan warung, Andrio urung menutup warung melihat siapa yang turun dari mobil.

"Aku pulang duluan ya An, " kata lek Min melihat Sarah menghampiri Andrio dan masuk ke warung.

Andrio hanya mengangguk salah tingkah.

"Sudah kelar, An? " tanya Sarah sembari mengamati sekeliling.

"Baru saja."

"Keren.... keren.... aku bilang juga apa, kamu bisa dan mungkin lebih bagus dari sebelumnya, " puji Sarah.

"Ini idenya pak Tiki dari Jakarta sana. "

"Ide siapa pun itu tidak penting, yang jelas kamu sudah berani memulai, itu hebat. Memulai sesuatu yang baru itu berat, An. Kadang kadang dibayangi oleh ketakutan diri sendiri. Takut kalau gagal dan sebagainya."

Andrio mengangguk angguk.

"Tapi aku rasa ada yang kurang. "

Andrio mengamati sekeliling, rasanya sudah beres semua.

"Apanya yang kurang? " tanya Andrio penasaran.

"Wifi."

Andrio menepuk jidat sendiri. Memang di cafe pak Tiki ada wifi.

"Nanti menyusul sekalian yang lain lain. "

Beberapa saat lamanya mereka saling membisu, berjalan dengan pikiran masing masing.

"Kamu dari mana tadi kok nyampe sini? " tanya Andrio.

"Istirahat makan terus iseng kemari. Kamu sudah makan belum? "

"Belum sih, tadi baru mau pulang. "

"Ayo kalau mau makan di luar aku temani. "

"Nggak usah, aku makan di rumah aja. Mbok Mangun sudah menyiapkan rawon. "

"Wah enak tu, lama sudah nggak makan rawon. "

"Ayo kerumah, makan lagi."

Sarah tersenyum kemudian bangkit

"Lain kali aja, di kantor banyak kerjaan yang belum selesai, " ujar Sarah seraya. bangkit.

Andrio mengantar Sarah sampai di samping mobil. Setelah Sarah melambai seraya melepas senyum, mobil bergerak.

Andrio berdiri termangu mangu memandang mobil Sarah sampai hilang di kelokan jalan.

Sambil jalan pulang Andrio bicara dalam hati, keren. Kemarin bawa motor baru, sekarang bawa mobil.

*****

Malam itu usai makan Andrio dan dan Dimas duduk di teras membicarakan masa depan mereka berdua.

"Mas Andrio nggak pengen kuliah seperti kawan kawan? " tanya Dimas setelah mereka ngobrol kesana kemari.

"Aku fokus mengelola warung aja, tugasmu sekolah sampai kuliah nanti. "

"ya mas, " jawab Dimas patuh.

Saat Dimas menyinggung soal tanah dan rumah nenek di desa, Andrio tidak berani menjawab karena ia sendiri belum tau pasti.

Andai pun rumah dan sawah nenek di desa itu memang ada, Andrio tidak berani tanya karena pak de Daus sendiri tidak pernah menyinggung soal itu.

Andrio pernah mendengar kabar burung bahwa saudara saudara ayah berkonspirasi dengan orang orang orang tertentu untuk memonopoli rumah dan sawah nenek di desa, tapi itu baru sebatas wacana.

"Pak de Daus dan ibu juga pernah bicara soal itu mas, katanya rumah dan sawah nenek di desa itu terkena proyek pembangunan bandara internasional Jogya, " kata Dimas.

"Terus apa kata pak de Daus?" tanya Andrio antusias.

" Kalau itu aku tidak berani ikut campur, karena itu keluarga suamimu, " kata Dimas menirukan pak de Daus.

"ya udah kalau gitu, saya juga tidak akan tanya tanya mereka. Ayahnya Andrio pernah bilang, nggak usah ngurusi warisan, apalagi sampai bertikai dengan saudara gara gara warisan. Kalau dibagi trima, kalau tidak diam saja, " kata Dimas menirukan ibunya.

Andrio paham, ia mengangguk angguk, meski pun ia tahu kalau ayahnya punya hak warisan.

Ternyata dalam keluarga Sarah juga terjadi hal sama soal warisan. Sebagai anak bungsu, umi hanya menerima menerima sepersepuluh dari haknya. Begitu juga dengan keluarga abinya Sarah, hanya menerima bagian se perdelapan bagian.

Abi dan uminya Sarah diam saja tidak mau mempersoalkan ketidak adilan saudara saudaranya. Sekarang saudara saudara abi dan umi sengsara, justru abi dan umi yang hidup sejahtera. Sarah selesai kuliah, Azizah kelas tiga SMA. Abi selain meninggalkan pensiun yang cukup juga mewarisi usaha rental mobil dan perjalanan wisata yang kini dikelola Sarah.

*****

Dari balai RW samar samar terdengar suara kentongan dipukul sebelas kalo. Andrio bangkit.

"Istirahat, sudah malam," kata Andrio seraya masuk rumah diikuti Dimas.

Di kamarnya Andrio berbaring memandangi foto Ines. Dalam hati ia bertanya tanya kenapa ibu memajang lagi foto itu. Dimas sendiri tidak tau kenapa saat ditanya.

Andrio menghadap dinding agar tidak melihat foto tersebut. Ia kemudian menghadirkan bayangan Sarah namun tidak bisa, justru bayangan Ines lah yang muncul. Kenangan kenangan manis bersama Ines seakan bermain main di dinding.

Andrio kembali terlentang menarik bantal menutup wajah. Ini mendingan, batin Andrio. Bayangan Ines tidak lagi berseliweran. Beberapa saat berselang Andrio tertidur.

*****

Entah pukul berapa, Andrio terkejut mendengar suara gelas terjatuh di dapur. Ia turun dari tempat tidur.

"Dimas...! Dimas....! " serunya, nin tidak ada jawaban.

Andrio ke luar kamar melihat Dimas pulas di kamarnya.

"Kucing bu Hadi... " gumam Andrio seraya ke dapur.

Begitu pintu dapur terbuka, Andrio termangu mangu, tidak ada gelas jatuh. Dapur bersih tidak ada piring atau gelas kotor.

Andrio menutup dapur dan kembali ke. kamar.

"Tadi jelas suara gelas terjatuh. Ada ada saja, " Andrio kembali bergumam.

Sebelum kembali ke ranjang Andrio duduk di kursi menghisap rokok. Pikirannya tidak lagi pada gelas jatuh, tapi pada foto Ines.

Belum habis separuh Andrio menghisap rokok, ia benamkan di asbak, selanjutnya berbaring dengan posisi miring menghadap dinding, kali ini bayangan Sarah muncul mengendarai mobilnya.

Andrio tersenyum membayangkan

dirinya yang pegang setir mobil tersebut sedangkan Sarah duduk disampingnya.

Andrio tersenyum geli. Ia memang bisa menyetir mobil, tapi mobil angkot bukan mobil sedan seperti punya Sarah.

Sebelum berangkat ke Jakarta dia tahun lalu, lulus sekolah Andrio. kerja ikut temannya. Mukanya memang hanya sebagai kernet sopir angkot, tapi karena kawannya rajin mengajarinya menyetir, akhirnya Andrio bisa dan membawa mobil angkot sendiri.

Baru empat bulan Andrio membawa angkot sendiri, Ines membuat keputusan yang mengubah kehidupan Andrio hingga ia pergi ke Jakarta. Padahal Andrio punya rencana mengumpulkan uang untuk menikah dengan Ines.

Ibu pernah menanyakan hubungan Andrio dan Ines, ibu juga sempat menanyakan keseriusan mereka berdua. Bila memang mereka sudah siap, ibu sudah menyiapkan biaya untuk pernikahan mereka tapi Andrio ingin biaya pernikahan nanti tidak merepotkan ibunya, makanya Andrio mengumpulkan biaya sendiri.

Lain dengan Ines, saat ditanya ibunya Andrio soal pernikahan, ia jawab ingin menyelesaikan kuliah dulu.

Semakin lama lamunan Andrio semakin jauh ngelantur kemana mana. Beberapa saat berselang ia tertidur.

*****

Azan subuh berkumandang dari masjid dekat rumah. Andrio. dengar tapi ia malas bangun karena mata masih terasa berat. Ia dengar juga Dimas sudah bangun dan melakukan aktivitas di dapur, menyerang air dan sebagainya.

Andrio juga mendengar celoteh anak anak pak Ruslan di rumahnya. Hampir setiap pagi mereka ribut berebut ke kamar mandi. Maklum, anak anak pak Ruslan empat,sedangkan kamar mandi hanya satu. Yang sulung bekerja di kimia farma. Nomor dua bekerja di toko, nomor tiga dan empat masih sekolah. Masing masing mengejar waktu.

Andrio tidak merasa terusik dengan keributan keributan dari rumah pak Ruslan, ia masih bermalas malas di tempat tidur mungkin karena malam tadi terbangun gara gara mendengar suara gelas terjatuh di dapur tapi tidak ada apa apa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel