Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 2

Padahal dia sangat tahu kalau saudarinya itu tidak lah pingsan melainkan hanya pura pura. Tapi sekali lagi dia tidak berani mengungkapkan semua nya. Yang hanya bisa dia lakukan hanya diam dan diam.

Dan sekarang ditengah alun alun itu, dia tengah akan melaksanakan hukuman yang diberikan kaisar kepadanya, yaitu tiga puluh pukulan keras di punggung. Lima pukulan saja dia rasanya tidak sanggup dengan kondisinya yang lemah karna belum makan seharian ini apalagi tiga puluh.

‘Apakah aku akan mati seperti ini’ pikirnya sambil terus menangisi semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Tapi dia juga ingin hidup untuk seseorang yang sangat di sayanginya.

"Laksanakan" Ucap kaisar dengan nada yang tegas.

PAKK ..

Argghhh.. jerit nya karna tidak tahan akan sakitnya papan yang mengenai punggungnya dengan sangat keras itu.

Dia hanya bisa menangis dan menahan suaranya dengan menggigit bibirnya sedikit keras, yang membuat bibirnya yang kecil tapi penuh berwarna ceri itu memerah.

Orang orang yang melihat kejadian itu hanya menatap biasa saja karna mereka berfikir kalaupun gadis yang sedang dihukum itu mati tidak akan terjadi apa apa, malah banyak yang senang karna membayangkan Aib Kekaisaran itu akan mati.

Ya, orang yang sedang dihukum itu adalah Su Jia Limei putri ke empat Kekaisaran Su. Putri yang dikenal jelek, pengecut, pemalu, penakut,dan juga selalu menunduk ketika berjalan membuat semua orang menatap rendah dirinya, bahkan dayang dan rakyat Kekaisaran Su sekalipun menatap rendah dirinya.

PAKK.. Pukulan kedua Jia Limei hanya mampu memejamkan mata nya kuat kuat sambil menggigit bibirnya lagi.

PAKK...

Pukulan ke tiga, ke empat, lima, enam, dia merasa sangat tidak sanggup lagi, Jia Limei hanya bisa memejamkan matanya sambil menahan rasa perih yang sangat menyengat punggungnya, karna prajurit yang memukul punggungnya itu tak tanggung tanggung melakukannya.

Membuat Jia Limei benar benar tak berdaya lagi.

‘Tuhan.. ku mohon..., berikan..seseorang untuk... menjaga dia, ketika... kau membawaku. 'Lirihnya terbata bata dengan Suara serak

Argghhh..

Pukulan ke sembilan benar benar membuatnya tidak bisa menahan lagi, dia menutup mata sambil mengeluarkan air mata di kedua sudut matanya 'Ku mohon kabulkanlah' lirihnya sebelum benar benar menutup matanya dengan tenang. '

Ketika pukulan kesepuluh dilakukan tapi semua orang tidak mendengar suara Jia Limei lagi, prajurit yang disuruh memukul punggung Jia Limei berhenti dan menatap kaisar dengan pandangan bertanya apakah hukumam di lanjutkan atau tidak.

“Lanjutkan, Hukumannya belum selesai" Ucap kaisar Su dengan tegas, dia merasa bahwa Jia Limei hanya pingsan karna hukuman yang akan diberikan nya bahkan belum sampai setengah.

Para selir, permaisuri sekarang, putri, pelayan, dan prajurit yang menyaksikan hukuman putri keempat, juga berfikir hal yang sama bahwa Jia Limei hanya pingsan, karna pukulan yang diterimanya baru sembilan kali pukulan, jika dia sudah mati tidak salah lagi kalau Jia Limei sangatlah lemah.

bagaimana tidak dia belum memakan ataupun meminum apapun seharian ini, asalkan kalian tahu!! Ketika prajurit itu akan memukulkan papan itu lagi ke punggung Jia Limei, tangan nya langsung dicengkram kuat oleh tangan lembut seputih susu yang membuat prajurit itu mendesis kesakitan.

Semua orang yang melihat hal tersebut, sangatlah kaget akan kelakuan putri keempat yang tiba tiba itu, bagaimana tidak kaget, ini adalah pertama kalinya putri Jia Limei melawan.

"Beraninya Kau" Desis Jia Limei dengan aura pembunuh yang sangat kental membuat semua orang disana menelan ludah mereka susah payah tanpa mereka sadari dan Jia Limei langsung mematahkan tangan yang dipegangnya itu yang menimbulkan suara ‘krak' yang artinya bunyi tulang yang patah. 'ARGGHHH..

Jerit prajurit itu sambil memegang tangan nya yang patah tersebut. Membuat semua orang yang ada disana sangat kaget akan suara prajurit itu sangking besarnya.

"A apa yang kau lakukan Su Jia Limei" Ucap kaisar dengan suara terbata tapi tetap tegas

‘Astaga kenapa aku jadi gugup seperti ini’ batin kaisar sambil melihat Jia Limei yang menatapnya tajam dan sangat dingin walaupun wajahnya masih ditutupi cadar,namun itu yang semakin membuat kaisar dan semua orang disana merinding karna melihat matanya.

Jia Limei tidak merespon dan melihat ke sudut lapangan di sebelah kanannya yang tidak terlalu besar itu, menatap dayang pribadinya yang sedang menatap dirinya dengan mata memerah dan bengkak karna

menangis.

"Kemari" Ucap Jia Limei kepada dayangnya itu dengan dingin, membuat suasana yang lumayan panas itu mendadak menjadi dingin.

Gu ji dayang pribadi Jia Limei yang merasa ditatap, dengan pelan pelan melangkah mendekati Jia Limei, ketika sampai di depan nya. Pelayan muda tersebut langsung membungkukkan badannya sambil berkata.

"ha..hamba pu..putri" Cicitnya pelan sambil menunduk tidak berani menatap mata tajam Jia Limei.

"Bawa aku kekediaman ku" Ucapnya dingin dengan suara perintah tanpa penolakan yang membuat pelayan itu langsung menegakkan badan nya dan membimbing Jia Limei kekediaman nya, karna dia tahu bahwa putrinya itu masih sakit di punggungnya.

"Siapa kau?” Tanya putri pertama dengan suara menahan emosi karna melihat semua orang menatap takut ke Jia Limei, walaupun sebenarnya di dalam hati nya juga terselib ketakutan yang disembunyikannya. Entahlah dia merasa kalau orang yang ada di depannya ini bukan orang yang sama. Dan membuat dia merasa tidak nyaman.

Siapa kau?" Pertanyaan itu membuat semua orang yang disana menatap objek yang ditanyakan, mereka juga ingin mengajukan pertanyaan yang sama seperti putri pertama tapi mereka terlalu takut menanyakannya. Bagaimana tidak heran, sikap Putri keempat berubah dengan sangat cepat. Seperti orang yang berbeda.

Jia Limei yang mendapatkan pertanyaan tersebut berhenti dari jalannya yang akan pergi kekediaman nya, lalu menatap orang yang mengajukan pertanyaan tersebut

kepadanya dengan tajam dan menusuk. Membuat putri pertama yang ditatap merinding seketika.

"Ck.. Pertanyaan macam apa itu, apakah kau melupakan meimei mu ini jiejie." Ucap Jia Limei dengan senyuman dingin dibalik cadarnya itu. Membuat semua orang yang ada disana bungkam. bagaimana tidak, aura yang dikeluarkan putri ke-empat sangat lah mencekam, membuat mereka semua merinding.

Meimei: adik perempuan

Jiejie :kakak perempuan

Ketika Jia Limei akan kembali melanjutkan jalannya lagi, tapi suara dingin dan tegas membuat dia kembali menghentikan langkah nya itu, membuatnya bedecak kesal.

"Siapa yang menyuruhmu pergi dari sini, hukumanmu masih belum selesai Putri keempat" Ucap kaisar dingin dengan tatapan tajam yang mengarah kepada Jia Limei ,Jia Limei yang ditatap seperti itu tidak takut dan menjawab dengan santai dan dingin "tentu saja aku"

Kaisar yang tidak bisa menahan amarahnya karna prilaku tidak sopan putri keempat menyuruh pengawal yang ada disana menyeret Putri keempat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel