bab 2 Kedekatan ayya dan rafi
pagi ini umi hana dan kyai bashori sedang menghadiri acara di semarang, dirumah hanya ada rafi,ayya dan ahfaz, juga kang dan mbak ndalem yang membantu umi hana dan kyai bashori.
" kak ayya, tumben kakak belum bangun, katanya kita mau ikut kang ndalem membeli kitab kak..." ahfaz duduk ditepi tempat tidur dan menyentuh tangan ayya agar segera bangun.
" ahfaz, kamu saja yang pergi, kakak agak pusing, kakak mau tidur saja." ayya masih memejamkan matanya.
" baiklah kak...nanti ahfaz bilang mbak ndalem ya, biar menemani kak ayya..." ahfaz hendak keluar kamar saay ayya memanggilnya.
"ahfaz, nggak usah bilang mbak ndalem, kasihan mereka memiliki tugas sendiri,aku hanya ingin tidur saja kok, tidak apa- apa sendiri." ayya kembali memejamkan matanya, sebenarnya ayya agak merindukan umi dan abinya, saat dia sakit, orangtuanya akan memanjakannya bila mereka bersama, tetapi kali ini...ayya hanya bisa menahan kerinduannya,hingga membuatnya menjadi tidak enak badan.ahfaz sudah keluar dari kamar, kini tinggal ayya sendiri, dia memejamkan matanya dan tertidur.
" ahfaz,,,kamu mau kemana?" tanya rafi yang melihat ahfaz sudah rapi dengan sarung hitam dan baju koko putih lengkap dengan peci, membuat ahfaz semakin imut.rafi gemas dan mencubit pipinya.
" oh,,kak rafi, ini ahfaz mau membeli kitab bersama kang ndalem." ahfaz kemudian melanjutkan langkahnya saat ahfaz memanggilnya.
"ahfaz, kakakmu dimana? biasanya kalian selalu berdua, kok sekarang kakakmu tidak terlihat?" rafi merasa heran,biasanya duo anak kembar itu tidak terpisahkan.
" mmm...kak ayya agak demam kak, tapi katanya mau tidur saja...nanti dia akan membaik." ahfaz memberi tahu keadaan kakaknya.
" oh...baiklah...kamu pergi dengan kang ndalem, jangan jauh- jauh dari kang ndalem ya ahfaz,di toko buku itu biasanya ramai, nanti kamu hilang, kak ayya biar kakak yang jaga." ahfaz merasa lega ayya ada yang menemani, dia pun pergi dengan kang ndalem dengan tenang, setelah ahfaz pergi, rafi membuat teh hangat buat ayya dan membawa sebotol paracetamol yang memang selalu tersedia di kotak obat.
" ayya...apakah kamu tidur?" tanya rafi, tidak ada jawaban dari ayya, rafi membuka pintu kamar ayya dan dia masuk kedalam kamar ayya, teh hangat yang dibuatnya tadi diletakkan di meja belajar milik ayya disudut kamar itu.kemudian rafi mendekati ayya dan menyentuh dahinya yang memang terasa panas, rafi mendengar ayya mengigau.
" umi...abi...ayya merindukan kalian..." rafi merasa sedih mendengar ayya mengigau, rafi kemudian membangunkan ayya.
" ayya...bangun dulu yuk....minum obat dulu..." rafi menyentuh pundak ayya agar ayya segera bangun.
" kak rafi...." ayya terbangun dari tidurnya dan dia duduk bersandar di kepala tempat tidurnya.
" ayya minum obat dulu ya.." rafi menyuapkan sesendok takar paracetamol sirup rasa stobery ke mulut mungil ayya, ayya segera meminumnya dan rafi memberikan teh hangat untuk ayya.
" terima kasih kak rafi...kakak baik banget." ayya tersenyum dan rafi membalas senyum ayya.
" sama- sama anak manis, kamu rindu orang tuamu ya...?" tanya rafi pada ayya.
" iya kak...sudah sebulan umi dan abi belum datang menjenguk kami." ayya tertunduk, bagaimanapun dia masih anak- anak, dia masih ingin selalu bersama orangtua mereka, tetapi ayya dan ahfaz harus menuntut ilmu. mereka mengerti, orang tuanya menyayangi mereka, maka dari itu, orang tuanya memondokkan ayya dan ahfaz sejak usia dini agar mereka bisa belajar dengan efektif .
" nanti kakak bilang sama umi dan abi biar mereka menghubungi om ziyad dan tante kirana agar mereka segera menjenguk kalian." rafi membelai kepala kecil ayya yang tertutup jilbab.
" tidak usah kak rafi, mungkin abi dan umiku sedang sibuk, biarkan sampai mereka datang sendiri...ayya baik- baik saja kok...coba kakak pegang...ayya sudah sembuh...sudah tidak demam lagi..." ayya meraih tangan rafi dan meletakkannya diatas dahinya, rafi tersenyum, sebenarnya demam ayya belum reda, tetapi gadis kecil yang pintar dan berbakti ini tidak mau membuat orang tuanya khawatir, rafi merasa semakin menyayangi ayya.
" ya sudah adik kecil, sekarang kamu bobok dulu, kakak temani...kakak akan bersholawat untukmu agar kau cepat tertidur." rafi membaringkan ayya dan menyelimutinya, kemudian rafi menyenandungkan sholawat untuk ayya, suara kekanakan rafi juga sangat merdu...rafi sering mendapat juara saat dia mengikuti lomba.
" huwannuru yahdil haairina dhiyauhu...
wafil hasyri dzilul mursalina liwauhu...
talaqqo minal ghoibil...mujarrodi hikmata...
bihaa amtorot fil khofiqoini samauhu..."
ayya sudah terlelap saat rafi selesai menyenamdungkan dua bait sholawat ini, nadanya yang lembut dan suara rafi yang merdu,membuat ayya langsung mengantuk, ayya pun tertidur, rafi mengusap pipi gadis kecil yang pucat tetapi cantik dan imut itu sambil tersenyum, kemudian rafi membawa keluar cangkir teh ayya dan menutup pintu kamar ayya, rafi membiarkan ayya beristirahat.
