bab 11 Liburan
hari ini ayya dan rafi akan pulang karena sedang liburan, kyai bashori dan umi hana sedang menghadiri undangan di pondok pesantren dicilacap milik teman mereka, jadi yang menjemput adalah kang ndalem.
" gus rafi,ning ayya, hanya ini barang bawaannya.?" tanya kang fuad yang sudah dua tahun mengabdi di pesantren tahfidzul qur'an milik kyai bashori.
" iya kang...hanya ini saja." rafi kemudian masuk ke dalam mobil diikuti ayya yang duduk di kursi belakang.
" sudah gus...ning...kita berangkat ya.!" kang fuad menyalakan mobil dan mereka meninggalkan halaman pesantren untuk menuju kudus,sepanjang perjalanan ayya seperti biasa mengantuk.
" ayya...kalau ngantuk ambil bantal di jok belakang itu.. dan tidurlah, nanti kakak bangunkan kalau sudah sampai." rafi melihat ayya berkali- kali kepalanya trrkantuk jendela mobil karena mengantuk,dia pun tersenyum malu.
" iya kak...ayya kalau kena ac mobil bawaannya ngantuk terus." ayya pun mengambil bantal dan tertidur, rafi tersemyum melihat istri kecilnya sangat pulas meski jalanan kadang- kadang bergelombang.setelah menempuh perjalanan selama dua jam mereka sampai di rumah.
" kang fuad, tolong bawakan barang - barang saya dan ayya masuk ya, saya akan menggendong ayya masuk kedalam." rafi turin dari kursi penumpang dan kemudian membuka pintu belakang, rafi menggendong ayya dengan perlahan,agar tidak bangun.sementara kang fuad membawakan barang- barang mereka.
" saya taruh disini ya gus," kang fuad kemudian undur diri.
" iya kang,terima kasih." rafi kemudian membaringkan ayya kedalam kamar nya.
" kak rafi..." ayya terbangun saat tafi meletakkannya ditempat tidur, posisi keduanya sangat canggung, ayya kemudian mendorong tubuh rafi menjauh dan ayya langsung berlari kekamar mandi yang berada di sudut kamar.
rafi tersenyum melihat tingkah istrinya yang lugu dan polos.
" ayya...ayya...kamu ini semakin hari semakin menggemaskan." rafi menggelengkan kepalanya dan kemudian memasukkan barang - barang ayya ke dalam kamar ayya, rafi membongkar barang- barang ayya dan menaruh nya didalam lemari miliknya yang kini digunakan ayya, tiba- tiba rafi mendengar teriakan ayya.
" kak rafi...tolong ayya kak...ayya takut..." ayta berteriak dari dalam kamar mandi dan rafi segera berlari menghampirinya,rafi mengetuk pintu kamar mandi dan langsung membukanya, rafi melihat ayya berjongkok dipojok kamar mandi dan menangis menyusupkan kepalanya di kedua lututnya, rafi menghampirinya.
" ada apa ayya...? kenapa kau seperti ini...?" rafi bingung dengan sikap ayya.
" ti..tidak apa- apa kak...hanya saja ayya melihat noda darah di celana dalam ayya,ayya kaget kak...maafkan ayya ya..." ayya tersipu malu, ayya tadi sangat kaget karena menemukan bercak darah di dalamannya,tetapi pikirannya segera kembali, mungkin ini adalah haid pertamanya mengingat usianya kini menginjak tiga belas tahun.
" syukurlah, selamat ya ayya...kamu telah menjadi wanita sekarang...kakak keluar sebentar, kamu mandi dulu, bajumu basah, nanti masuk angin."ayya mengangguk dan rafi keluar, dia mencari mbak ndalem untuk meminta tolong membelikan pembalut.
" ini gus yang anda pesan tadi..." mbh ndalem menyerahkan sebungkus plastik berisi pembalut kepada rafi,tetapi rafi tidak menerimanya.
" mmm...mbak, bisakah saya minta tolong, berikan ini langsung pada ayya,dan mengajarinya memakainya, ini adalah pertama kali bagi ayya, jadi dia belum tau cara pakainya..." rafi tersenyum penuh harap pada mbak ndalem.
" njih gus....saya akan mengajari ning ayya...saya masuk njih..." mbak ndalem kemudian masuk kekamar ayya sementara rafi membuatkan jahe hangat untuk ayya, dia pernah membaca sebuah buku bahwa wanita yang sedang haid itu membutuhkan sesuatu yang hangat untuk perutnya.
" sampun gus...ning ayya sekarang sedang berbaring karena merasakan nyeri diperutnya." mbak ndalem pamit dan rafi mengucapkan terima kasih sebelum masuk kedalam kamar ayya.
