9. Semangat Kelvin
"Sebenarnya jarak terjauh dari kita bukan di ukur dari jauhnya kita berpijak.
Namun, jarak antara hatiku yang berkata iya dan hatimu yang berkata tidak."
Ellen berlari ke arah pinggir lapangan dengan tangan yang membawa sebotol air mineral. Tubuhnya yang mungil mampu menerobos kerumunan masa yang melihat pertandangian basket di sana.
Ellen menyapu pandangannya mencari seorang cowok yang membuatnya jatuh cinta.
Saat matanya berhasil menemukan Kelvin, Ellen tersenyum ceria sambil berteriak memanggil nama Kelvin tanpa memperdulikan tatapan- tatapan aneh dari orang-orang di sana.
"Semangaaat Kelvin," kata Ellen dengan antusias.
"Ayooo Kelvin..Kelviin.."
"Semangaaat Kelvin sayang.."
Beberapa menit kemudian.
Pertandingan basket pun akhirnya selesai dengan kemenangan berada di tim Kelvin sebagai kapten tim basket SMA Erlangga.
Ellen berlari ke arah lapangan untuk bertemu Kelvin yang sedang duduk istirahat bersama teman- temannya.
"Kelvin," panggil Ellen saat Kelvin masih sibuk berbincang dengan pelatihnnya.
Kelvin menengok sekilas ke arah Ellen yang tersenyum manis ke arahnya.
"Maaf pak. Saya permisi dulu," kata Kelvin ijin untuk berlalu dari hadapan pelatihnya.
Kelvin berjalan gontai ke arah Ellen sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Selamat ya Kelvin. Kelvin tadi keren, Ellen suka.." kata Ellen membuat Kelvin mengangkat sebelah alisnya ke arah Ellen.
Teman-teman Kelvin yang masih sibuk duduk sambil beristirahat tidak melewatkan kejadian itu. Mereka melihat ke arah Ellen dan Kelvin yang terus saja menatap datar ke arah gadis di hadapannya.
"Ini untuk Kelvin," kata Ellen sambil menyodorkan sebotol air mineral di tangannya.
Kelvin melirik sekilas ke arah botol minuman kemudian membalikan tubuhnya acuh tanpa memepedulikan Ellen yang masih dengan posisinya.
"Kelvin," panggil Ellen saat Kelvin berjalan menjauh dari nya.
"Kelvin mau kemana?" tanya Ellen sambil setengah berlari mengejar langkah panjang Kelvin.
Kelvin tidak peduli, cowok itu memilih terus melanjutkan langkah kakinya meninggalkan lapangan basket yang masih di padati beberapa anak di sana.
Ellen menghela napasnya kesal kemudian membuka tutup botol air mineral di tangannya.
"Kalo Kelvin nggak mau terima yaudah nggak papa. Ellen minum sendiri, dan Ellen anggep Kelvin udah minum air ini.." gumam Ellen kemudian meminum air mineral dari dalam botol di tangannya hingga tandas tak tersisa.
Selesai minum Ellen melihat ke arah botol di tangannya dengan tatapan kesal dengan bibir yang di masukan kedalam mulut.
"Kapan Kelvin mau terima pemberian Ellen?" Gumam gadis itu lagi kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.
Ellen berjalan bersama Cala menuju kantin Sekolah untuk memuaskan rasa lapar yang menjalar di perutnya.
Ellen duduk di salah satu meja kantin untuk menunggu pesanan mereka. Cala datang sambil membawa dua jus jeruk untuknya dan Ellen.
"Makasih, Cala.." kata Ellen sambil mengambil jus jeruk miliknya dan segera meminumnya.
"Jadi tadi gimana? Udah ketemu sama Kelvin?" tanya Cala penasaran.
Ellen menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Cala.
"Terus?"
"Ya gitu, Cala. Di tolak lagi.."
Cala menghela napasnya sambil mengelus pundak Ellen di hadapannya.
"Sabar ya Ellen,"
"Nggak papa, Cala. Ellen cerita ke Cala bukan untuk di kasihani. Ellen cuma butuh suport dari sahabat Ellen yang udah berpengalaman soal cinta.." kekeh Ellen ke arah Cala yang berdecih.
"Pengalaman apanya. Tiga tahun sama Arsen terus.."
"Gimana sih cala tips buat langgeng?" Tanya Ellen penasaran.
"Gampang sebenernya tinggal gimana cara menjalaninya..
Yang pertama adalah saling percaya, karena kepercayaan itu nomor satu dalam sebuah hubungan. Bukan hanya soal memberikan kepercayaan tapi soal mempercayai. Jadi kalo udah di kasih kepercayaan ya di jaga baik baik jangan sampai salah gunain. Dan kalau udah di percayain ya jangan bikin kecewa.." jelas Cala yang di simak baik- baik oleh Ellen.
"Yang kedua adalah komitmen. Menjaga komitmen itu penting, terutama tujuan kamu berhubungan sama dia apa. Langkah berikutnya buat kalian kedepannya. Syukur kalau punya visi dan misi hidup yang sama. Makin gampang buat ngerencanain tujuan hidup bareng nantinya.."
"Yang ketiga adalah pentingnya komunikasi. Udah pasti di setiap hubungan itu nggak mungkin mulus dan nggak ada masalah. Komunikasi itu penting banget, karena kita sadar kita punya dunia kita sendiri. Nggak selamanya hidup kita tentang cinta dan pacar, asal dia mau ngerti dan dimengerti. Kita ngabarin nggak harus setiap detik chatan atau ketemuan. Cukup sekali sehari asalkan dia udah ngasih kabar. Nggak usah banyak nething karna sekali lagi kepercayaan itu penting.."
"Yang ke empat adalah..Jangan gampang cemburu. Cemburu yang berkualitas, yang lebih bermutu. Jangan childish dan mentingin diri sendiri atau ego. Karna dia juga butuh di ngertiin. Jangan sedikit sedikit cemburu. Cemburu yang bermutu itu contoh dia lebih memuji perempuan yang lebih cerdas dari diri kamu sendiri. Itu lebih bermutu karna dia bakal jarang muji cewek pinter karna jarang cewek pinter yang ketemu sama keseharian dia, makannya kita jadi jarang cemburu. Bukan cemburu yang nggak pasang nama di status WA aja udah nething ngira ada hati yang dia jaga selain hati kamu.."
"Terus terus gimana Cala? Ellen kan belom pernah pacaran.."
"Cowok itu jangan terlalu di kekang atau di curigain. Nggak papa lah dia suka main game, suka ninggal Mabar dan lebih asik sama temen temennya. Dunia dia bukan hanya soal kamu. Jangan pernah mikir temen temen dia lebih penting dari kamu. Kamu tau? Cowok itu tau posisinya menempatkan cinta sama sahabat. Nggak cuma perempuan yang bisa risih kalo di kekang. Semakin kamu ngekang atau curigain cowok maka semakin sering dia bohong, Ell.."
Ellen menganggukan kepalanya memahami nasehat Cala sampai akhirnya pesanan makanan mereka datang. Dan mereka segera menyantap menu nasi goreng kantin sekolah.
