Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

chapter 03

Malam harinya.

Setelah banyak hal yang dirinya lakukan, kini Liera memutuskan untuk duduk di meja belajarnya, awalnya dirinya bermaksud untuk mengerjakan tugasnya sambil menunggu kepulangan Laluna.

Dia mengambil tas miliknya, mengeluarkan semua isinya, alisnya bertautan ke atas saat melihat ada buku di dalam tasnya, sejak kapan buku itu ada disana? Dia mengamati lebih detail tentang buku itu, Liera merasa tidak memasukkan ke dalam tasnya.

"Aku ingat jika aku tidak memasukkan ke dalam tasku, atau mungkin aku lupa? Ah baiklah, aku akan membacanya sebentar." Ucapnya, begitu sampul pertama terbuka, ada sebuah gambar dimana ada dua wanita yang berdiri di belakang seorang pria, dengan pakaian seperti jaman kerajaan dinasti.

Yang Liera tahu seperti selir yang berdiri di belakang sang kaisar mungkin? Atau kisah cinta segitiga?

"Menceritakan sebuah kisah, tentang persaingan sengit antara para selir untuk mendapatkan posisi permaisuri, dimana saat itu sang kaisar tidak pernah menemui salah satu selir miliknya, rumor mengatakan jika dia mencintai wanita yang bukan dari kalangannya." Ucap Liera, dia membaca singkap deskripsi kutipan di halaman pertama buku itu, belum pernah dirinya menemukan buku seperti ini.

"Seperti menarik, kisahnya berbeda dari buku kerajaan lainnya, seperti cinta segitiga di dalam sebuah kehidupan antara bangsawan dan kelas rendahan, aku penasaran dengan bagaimana akhir ceritanya." Ucapnya, wanita itu membalik halaman berikutnya, dimana mulai di tampilkan tulisan yang lebih panjang.

Sehingga—seperti angin menerpa wajahnya dengan nyaman, wanita itu memejamkan matanya karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang, Leira terlelap tidur padahal baru membaca beberapa kalimat di halaman kedua buku itu, Liera tidur di atas buku itu.

Dan saat itu.

Matanya kembali terbuka, terusik oleh suara kerasnya alat gong yang di pukul, bola matanya terbuka lebar. Tidak bisa menatap dengan tenang hingga rasanya bingung terlihat sangat jelas di wajahnya, ini dimana? Aku dimana?

"Aku sepertinya sedang bermimpi, tapi kenapa rasanya begitu nyata?" Tanya Liera, dia memegang kepalanya yang terasa sakit, beberapa kali memejamkan matanya dan melihat sekeliling seluruh ruangan ini.

Dia tahu tempat ini, jika di dalam buku biasa ini di sebut sebagai kamar yang mewah, hanya bangsawan tertentu yang akan menempatkan kamar ini, jadi apakah mimpinya dia berperan sebagai seorang anak bangsawan?

Saat itu muncullah seorang wanita, dia sangat cantik, langkah sungguh anggun di ikuti dengan beberapa pelayan yang mengikutinya di belakang, entah kenapa tubuh Leira bergerak sendiri hingga dia duduk dengan sopan.

"Putriku sudah bangun? Ada hal yang ingin ibu sampaikan sebelum kamu pergi ke kerajaan Liu Hwang." Ucapnya, dengan cantiknya menolehkan pandangan ke arah pelayan, lalu memerintahkan mereka menaruh barang bawaan.

Liera hanya terdiam, dia tidak bisa berkata seperti tadi, dia hanya mengangguk penuh dengan keanggunan, seperti tubuhnya tidak bisa di kendalikan.

"Ini barang-barang yang harus kamu pakai, jadilah seorang istri yang baik disana, ingat jangan sekalipun berpikir untuk pulang, karena ini bukan lagi rumahmu setelah kau resmi menikah,"

Liera mendengarkannya sedikit bingung, jika ini mimpi. Kenapa percakapan ini rasanya begitu aneh, kenapa semua seakan percaya ini adalah dirinya, tidak! Pernikahan apa? Kemana dirinya akan pergi?

"Tentu saja, aku akan mengingat semua nasehat ibu dengan baik." Ucap Liera, tubuhnya kembali bergerak sendiri, sampai dia kembali mendengar suara gong kembali di pukul dengan sangat keras, bunyinya begitu nyaring hingga kepalanya menjadi sakit.

Dia memejamkan matanya cukup lama karena di sekitarnya terasa sangat berisik, dia merasa jika kepalanya berputar dengan cepat dan dia membuka matanya kembali.

"Kenapa? Aku ada di kamar?" Tanya Leira dengan bingung, dia melihat kamarnya dan kini suasana sudah pagi, dia mengusap wajahnya dan terkejut melihat buku itu sudah melewati beberapa halaman.

"Apa itu benar mimpi? Kepalaku terasa sakit!" Ucap Liera lagi, dia menutup buku itu, lalu memegang kepalanya dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul tujuh pagi?

"Astaga! Aku ada jadwal kuliah pagi!"

Liera langsung bangkit dari kursinya, dia panik. Jika dalam waktu dua puluh menit belum sampai dia akan mendapatkan masalah, tanpa berpikir apapun Liera memutuskan untuk membersihkan wajahnya saja dan mengganti pakaiannya.

Lalu tergesa-gesa untuk merapikan seluruh barang yang akan dibawa olehnya, sampai tatapan melihat ke ranjang Laluna yang masih rapi, tidak ada tanda-tanda jika dia pulang.

"Akhir-akhir ini Laluna jarang pulang, apakah dia mulai berpikir untuk pindah dan tinggal sendiri?" Liera menggelengkan kepalanya, itu keputusan temannya jika memang dia tidak nyaman di asrama ini.

"Aku harus bergegas berangkat, aku bisa terlambat lagi."

Liera melangkah keluar dari kamarnya, kali ini dirinya meninggalkan buku itu di rumahnya, kali ini dia ingat.

**********

"Akhirnya selesai juga jadwal kuliah hari ini!" Ucap Liera dengan senang, dia merentangkan tubuhnya untuk meregangkan otot-ototnya, setelah kurang lebih lima jam duduk tanpa meninggalkan kursi selama mata kuliah, tentu saja itu membuat tubuhnya terasa kaku.

Dengan senang dia menuruni anak tangga agar segera keluar dari ruangan itu. "Hari ini aku ingin makan di toserba saja."

Karena waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang, tidak masalah untuknya langsung memilih makan siang, dia melihat suasana kampus yang mulai ramai, sebelum kembali ke asrama dia akan ke toserba dahulu, menghindari bertemu dengan Jean.

"Haruskah aku mengajak Laluna juga?" Tanya Liera, dia membuka totebag miliknya, mencari ponselnya dan lagi-lagi kenapa buku 'Dinasti Hwang' berada di dalam tasnya, ini aneh! Buku itu…

"Aku sangat ingat jika aku meninggalkannya di kamar tadi, kenapa bisa berada di dalam sini." Ucap Liera dengan bingung, sambil mengeluarkan buku itu, dia menghentikan langkah tepat saat berdiri di depan perpustakaan kampus.

Liera menelan air liurnya, entah kenapa dia takut dengan buku itu. Aneh! Dia tidak bisa membaca kisahnya, tapi seakan dia sudah tahu isinya, bahkan mimpi semalam itu benar-benar aneh.

"Ya, mungkin aku harus mengembalikannya, aku merasa aneh dengan buku ini,"

Tangannya terulur mendorong pintu perpustakaan, melihat suasana tenang dan tidak ramai, dia langkah menelusuri seluruh lorong dan juga rak buku, memastikan untuk meletakkan kembali buku itu pada tempatnya.

"Jean! Hentikan, ini menyiksaku! Aku sulit bernafas."

Leira menghentikan langkahnya, jantung nya berdetak dengan kencang begitu nama kekasihnya terucapkan di iringin dengan suara tawa di tempat lain, rasa penasaran dalam dirinya memuat hingga memutuskan untuk mencari sumber suara itu.

"Hari ini kamu akan kembali ke asrama?"

"Hm, Kau tahu bukan? Jika Liera pasti akan mencariku, aku tidak mau hubungan kita berakhir di curigai olehnya! Lagipula selama dua hari aku sudah menginap di apartemenmu! Kenapa kau tidak puas dengan hal itu, aku harus pulang!"

Liera menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dirinya dengar, dia merasa begitu terluka dengan segala penghianatan yang di lakukan oleh teman dan juga kekasihnya, hal yang tidak pernah dirinya pikirkan, malah benar-benar terjadi.

"Aku tidak pernah puas jika bersamamu! Aku selalu ingin bersamamu, Laluna! Aku sangat menyukaimu,"

Liera semakin tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya dengan air mata yang mulai berjatuhan, sampai dirinya tidak sadar menabrak rak yang ada di belakangnya, menjatuhkan buku yang ada di dalam genggaman tangannya.

Kedua orang itu langsung terdiam dari obrolan mereka, mendengarkan suara buku jatuh.

Leira yang merasa dirinya sudah ketahuan, tidak ada hal yang bisa Liera lakukan, dia mengambil buku itu lalu dengan bergegas berlari meninggalkan lorong perpustakaan itu.

Tidak! Dia hanya tidak mau menunjukkan dirinya yang sekarang pada kedua orang penghianat itu, sekarang dirinya sudah cukup tahu apa yang terjadi dan sudah tidak ada alasan lagi baginya untuk mempertahankan pria seperti Jean lagi.

Leira terus berlari hingga dirinya berada di area parkiran dimana dia meninggalkan sepedanya, Liera menangis hingga tersedu-sedu di besmen itu, tidak menyangka jika dirinya yang selama ini di tipu, dia juga sudah memberikan segala pada Jean, hingga rela meninggalkan keluarganya.

Tapi malah pengkhianatan yang dirinya dapatkan!

"Aku harus pulang." Liera menghapus air matanya, dia mengeluarkan sepeda dari barisan itu, lalu meninggalkan kampus itu kembali ke rumahnya, dia tidak akan pernah kembali ke asramanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel