Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 9

Aku bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar. Tidak dapat terbang bebas walaupun memiliki sepasang sayap yang kuat . Aku sering membayangkan terbang bebas, menjelajah ke seluruh muka bumi, berlompatan di antara awan, antara bintang, Aku memimpikan menjadi putri cantik yang menari di hadapan sang pangeran tampan.

Menggerakkan kedua tanganku dengan gemulai, berputar-putar di atas ujung jari-jari kakiku, mengangkat wajah dan melompat setinggi-tingginya menggapai kebebasan.

Imajinasi ini kulampiaskan dengan sering menyaksikan orang menari di televisi, meski aku tidak dapat melihatnya dengan jelas dan hanya mengandalkan pendengaran. Aku mulai membayangkan, betapa senangnya jika aku dapat menari di atas panggung. Berlari-larian, berputar-putar, dan melompat setinggi-tingginya. Benar – benar meraih kebebasan! Tanpa khawatir akan menabrak apapun yang ada di depanku.

Keinginan ini muncul ketika aku duduk di bangku SMU, Aku berpikir bahwa aku juga bisa menari, toh menari itu hanya membutuhkan kaki dan tangan, tidak menggunakan mata, dan akhirnya dengan keberanianku, aku utarakan kepada mami keinginanku untuk menari.

“Aku ingin ikut kursus menari, Mam!” seruku bersemangat.

“kursus tari?” Tanya mami bingung.

“ya, menari! Aku pasti bisa!”

Mami Nampak diam sesaat, tampak mami sedang berpikir dalam kebingungan dan kemudian mami berkata, “ Ya, sudah kamu nanti kursus menari dengan Miss Mei-mei saja.”

“Miss Mei-mei adalah teman mami ketika mami bersekolah dahulu. nanti dengan Miss Mei-Mei,kamu akan di ajari berbagai jenis tarian seperti tari tradisional, tari daerah"

Jawaban mami membuatku merasa senang, mami juga sudah mengenal Miss Mei-Mei calon guruku ketika dulu Miss Mei-Mei pernah mengajari adekku kursus menari juga, akan tetapi karena penglihatanku yang terbatas dank arena usiaku sudah dewasa, maka miss Mei-Mei akan mengajariku secara privat.

Tidak lama kemudian Mami pun mencari nomor telepon miss Mei-Mei dan langsung menghubunginya.

Ketika telepon sudah tersambung terdengar suara Miss Mei-Mei.

"selamat siang, apakah benar ini dengan kursus menari Miss Mei-Mei?"

"ya benar, ini dengan saya sendiri Miss Mei-Mei, maaf ini dengan siapa saya berbicara?"

"owh y, saya Ratna, mami nya Rachel."

"ohh baik, Bu Ratna apa yang bisa kami bantu?"

"saya ingin mendaftarkan anak saya kursus menari di tempat miss."

"boleh, siapakah nama anak ibu tersebut?"

"rachel, kakak nya jasmin murid ibu juga."

"baik bu.karena hari ini ada jadwal latihan menari anak ibu Jasmin maka saya ke rumah ibu nanti sore bu"

"Baik terima kasih miss"

Setelah berkata demikian sambungan telepon pun berakhir, dan mami memberitahu aku bahwa sore ini aku sudah bisa memulai latihan kursus menari bersama Miss Mei-Mei. tidak sabar rasanya menunggu hingga sore hari karena suasana hati sedang senang hati ini ketika ada salah satu impian yang akan terwujud.

Pada saat sore hari Miss Mei-Mei pun akhirnya datang ke rumah dan menemui mami dan aku. Setelah bertemu dengan miss Mei-Mei akhirnya mami pun menceritakan kendalan yang aku alami dan Miss Mei-Mei pun dapat memakluminya, bahkan miss Mei-Mei sampai berkata ,"Setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. tergantung manusia mau memanfaatkan bakat yang sudah ada atau tidak." Tidak lama kemudian, aku pun ikut duduk setelah membantu menyiapkan teh untuk miss Mei-Mei. Miss Mei-Mei pun akhirnya melihatku dan merasa bangga padaku karena di tengah kekurangan yang kualami seperti sekarang, masih ada semangat untuk meraih impian, dan akhir nya miss Mei-Mei meminta izin kepada mami untuk dapat mengajari adekku menari. sambil Miss Mei-Mei berkata kepadaku," segera ganti baju untuk senam."

Pada saat akan memulai latihan, miss Mei-Mei sempat melihat bakatku, dan setelah mengetahui, aku langsung di masukkan ke tingkat menengah, yang dimana badanku terasa sangat lentur sekali karena aku sangat menyukai senam lantai terutama ketika berada di rumah.

Ketika miss Mei-Mei mulai mengajariku dasar-dasar menari sebagai pemanasan, tubuhku telah lentur, ketika diminta untuk kaki diangkat lurus ke depan, ke belakang, ke samping, aku dapat melakukannya dengan baik. Aku sering meraba tangan atau kaki Miss Mei-Mei untuk mengetahui gerakan apa yang sedang dia peragakan. Terkadang sebaliknya, Miss Mei-Mei juga mengarahkan kaki atau tanganku untuk memperagakan gerakan yang benar.

Setiap gerakan memiliki istilah nama, aku tinggal berlatih lagi dirumah dan mengingat setiap gerakannya, dan ketika miss Mei-mei menyebutkan sebuah nama gerakan, aku tinggal mengikutinya. Katanya, aku memiliki daya ingat yang baik, Waktu ujian, aku berhasil memperoleh nilai yang cukup memuaskan, padahal hanya baru beberapa bulan di ajar olehnya.

Aku pernah pentas di dalam sebuah lomba bersama murid-murid kursus tari lainnya. Aku juga pernah menari dalam acara ulang tahun perusahaan papa dan berperan sebagai seorang ibu dalam pertunjukkan tari yang diadakan oleh miss Mei-Mei. Seluruh keluargaku turut hadir menyaksikan aku menari! Sungguh bahagia dan menyenangkan!

Aku berharap dapat terus mengikuti kursus menari ini sampai benar-benar menjadi penari yang handal yang seperti kuimpikan, Menari dan menari, merasakan hembusan angin yang menerpa wajah saat aku berlari dan melompat. Benar-benar bebas seperti burung, Meski kebebasanku itu hanya sebatas luas panggung, namun bagiku cukup mewujudkan keinginanku untuk bergerak bebas dan lepas! Tidak perlu lagi pusing memikirkan apa yang ada di depanku yang kemungkinan besar akan kutabrak: kursi, meja atau orang.

Tapi setelah lulus SMU dan pindah ke Jakarta untuk kuliah, aku harus merelakan impianku pupus begitu saja. Kursus menariku berhenti begitu saja, Aku ingin pindah belajar ke sanggar menari lainnya di Jakarta, tapi tidak urung ku laksanakan. Dikarenakan penglihatanku yang semakin memburuk membuatku semakin ragu-ragu untuk memulai sesuatu yang baru,terlebih lagi di lingkungan yang baru pula, belum apa-apa aku sudah membayangkan berbagai macam penolakan dari banyak orang. Dengan terpaksa aku menjadi diam mengurung diri di rumah walau aku ingin sekali bebas bergaul dengan teman-teman sebaya.

Hampir semua teman-teman sebayaku jika mereka ingin pergi, mereka tinggal pergi, tidak perlu menunggu orang untuk mengajak pergi, hingga akhirnya semua impianku hilang tergerus seiring berjalannya waktu. Sekarang aku lebih banyak menghindari semua yang berbau menari, dansa, atau balet. Sungguh sangat menyakitkan apabila menyaksikan orang menari sementara diriku tidak mampu untuk melakukannya.

Namun, apapun yang terjadi, aku tetap mensyukuri pernah merasakan semua itu, terlebih lagi aku ingin sekali mengucapkan terima kasih kepaada Miss Mei-Mei yang sudah sangat membantu mewujudkan impianku walau hanya sesaat. Dia mengajariku dengan penuh kesabaran, walau mataku tidak dapat melihat dengan sempurna, Kesempatan belajar yang diberikan oleh Miss Mei-Mei sangat berharga bagiku,

Lalu apakah yang akan terjadi setelah diriku sudah tidak meneruskan menari?

Nantikan di bab selanjutnya,,,,

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel