Jejak Rindu dan Cerita Kita
Beberapa minggu setelah pensi berakhir, suasana sekolah mulai kembali normal. Namun, bagi Alya dan Reno, semuanya terasa berbeda. Ada getar-getar yang tak bisa mereka abaikan, terselip di setiap senyum dan tatapan yang saling bertukar.
Suatu pagi di kantin sekolah, Alya sedang duduk sendiri sambil membuka buku catatan OSIS. Tiba-tiba, Reno muncul dengan dua gelas kopi hangat di tangannya.
“Kopi buat kamu,” katanya sambil tersenyum canggung.
Alya menerima gelas itu, “Terima kasih. Tiba-tiba jadi perhatian, ya?”
Reno mengangkat bahu, “Mungkin aku cuma pengen dekat, tapi nggak tahu caranya.”
Hari-hari berikutnya, mereka mulai sering bertemu secara tidak sengaja di koridor, saat istirahat, atau saat latihan acara sekolah. Setiap pertemuan membuat mereka semakin nyaman, namun kata-kata cinta tak kunjung terucap.
Suatu sore, mereka duduk di bangku taman sekolah, menikmati angin sepoi.
“Kamu pernah nggak sih, ngerasa kayak… ada yang hilang, tapi nggak tahu apa?” tanya Alya tiba-tiba.
Reno memandangnya, “Mungkin aku pernah. Tapi aku percaya, yang hilang itu bakal ketemu kalau kita berani cari.”
Alya tersenyum kecil. “Mungkin aku baru mulai nemuin yang hilang itu.”
Mereka mulai berbagi cerita tentang mimpi, ketakutan, dan harapan. Tapi yang paling menarik adalah cara mereka saling “menembak” tanpa kata dengan sentuhan tangan yang singkat, tawa kecil yang tak terduga, dan pandangan yang lama menempel.
Suatu hari, Reno mengirim pesan lewat chat.
“Mau ikut aku ke taman belakang jam 6? Ada sesuatu yang mau aku tunjukin.”
Alya penasaran dan setuju.
Di taman, Reno sudah menunggu dengan sebuah kotak kecil berhiaskan pita.
“Kamu tahu gak, ini pertama kalinya aku serius buat sesuatu selain OSIS dan geng,” katanya gugup.
Alya membuka kotak itu dan menemukan sebuah gelang kecil dengan liontin bintang.
“Ini buat kamu. Biar kamu selalu ingat, kita pernah lihat bintang bersama.”
Alya tersenyum lebar, “Kamu aneh, tapi aku suka.”
Reno tertawa, “Yang aneh itu kamu, yang rela ngadepin aku.”
Mereka tertawa bersama, dan di bawah langit senja yang mulai gelap, dua hati perlahan menyatu.
Hari-hari berikutnya penuh momen kecil yang manis di catatan meja, lagu favorit yang tiba-tiba diputar di kelas, dan kejutan sederhana yang membuat hari-hari mereka berwarna.Namun, bukan kisah cinta namanya kalau tanpa rintangan.
Suatu kali, saat acara reuni OSIS, mantan pacar Reno tiba-tiba muncul, mencoba mengacaukan kedekatan mereka.
Alya yang biasanya tenang, tiba-tiba merasa cemburu dan bingung.
Reno menghadapi situasi itu dengan jujur dan terbuka.
“Kamu yang sekarang aku pilih. Masa lalu gak akan mengubah apa-apa,” katanya di depan semua.
Alya lega, dan mereka pun semakin yakin melangkah bersama.
Akhir cerita, di sebuah pesta kecil di taman sekolah, Reno dan Alya berdansa di bawah cahaya lampu kecil, sambil berjanji untuk terus bersama melewati segala tantangan.
Suasana sekolah sedang santai. Pagi masih pagi, tapi Alya sudah sibuk dengan strategi “misi rahasia” yang ia rancang di catatan kecilnya. Di sampingnya, Reno hanya mengangkat alis dengan ekspresi bingung.
“Kak Alya, ini apa sih? Seriusan kamu bikin ‘misi nembak’ segala?” tanya Reno, sambil ngelus dagu.
Alya dengan serius menjelaskan, “Iya! Ini rahasia supaya kita bisa bilang ‘aku suka kamu’ tanpa malu-malu dan tanpa kata ‘aku suka kamu’ langsung.”
Reno terkekeh, “Wah, ribet banget ya caranya?”
Misi 1: ‘Kartu Cinta Misterius’
Alya menulis pesan pendek lucu dan manis, lalu menyelipkannya di loker Reno saat dia gak lihat.
Pesan itu berbunyi, “Kalau kamu baca ini, berarti kamu harus traktir aku es krim!”
Beberapa menit kemudian, Reno mendatangi kantin dengan ekspresi pura-pura kesal tapi mata berbinar.
“Jadi kamu yang ngatur misi ini ya?” katanya sambil menyerahkan dua es krim.
Alya tersipu, “Iya, siapa suruh kamu gak baca catatan pelajaran.”
Misi 2: ‘Kode Rahasia di Grup Chat’
Alya mengirim emoji bintang ke grup chat yang hanya berisi mereka berdua, maksudnya supaya Reno tahu kalau dia sedang memikirkan sesuatu yang spesial.
Reno membalas dengan emoji kucing, tanda kode balasan.
“Ini kayak kode mata-mata?” Alya tertawa geli.
“Persis! Kita agen rahasia rasa,” Reno menimpali.
Misi 3: ‘Jebakan Foto Selfie’
Alya bilang dia mau latihan pose foto, tapi sebenarnya ia ingin foto candid Reno tanpa dia sadari.
Hasilnya? Reno ketahuan sedang ngupil saat Alya klik kamera. Mereka tertawa ngakak bersama.
Misi 4: ‘Pertemuan Rahasia di Perpustakaan’
Reno pura-pura “tidak sengaja” ketemu Alya saat mereka sama-sama cari buku favorit.
“Aku kira kamu takut ketahuan sama geng,” kata Alya.
Reno senyum manis, “Kadang kita harus berani ambil risiko.”
Di akhir hari, mereka duduk di bangku taman, berbagi cerita dan tawa kecil.
“Kamu tahu gak, Alya?” Reno berbisik, “Misi ini seru banget, tapi aku cuma mau satu misi: terus dekat sama kamu.”
Alya tersenyum dan menggenggam tangan Reno.
“Misi itu… sudah kamu menangkan.”
