Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bagian 1

Veila tahu bahwa hidupnya tidak semenderita saat ia masih sebatangkara. Kecelakaan tak sengaja itu membuat dirinya bertemu dengan sosok Keyond yang merupakan lelaki penuh misteri tanpa bisa ditebak keinginannya. Veila diasuh oleh Keyond sejak wanita itu remaja hingga kini sudah berubah menjadi wanita dewasa.

Keyond yang merubahnya dengan mengambil hal berharga dari Veila. Menjadikan wanita itu budak seksnya setiap malam kecuali untuk malam weekend karena Keyond akan membawa wanita lain ke kediamannya.

Selama ini Veila tidak pernah membantah ataupun mencoba kabur dari Keyond karena ia tahu bahwa dirinya sudah bergantung kepada pria itu. Karena rasanya kaburpun percuma mengingat Keyond akan menemukannya lagi dan lagi.

Pintu depan berbunyi, Veila segera melangkah untuk membuka dan dilihatnya seorang pria membawa seorang anak perempuan seusianya tampak begitu kacau. Wanita itu terus menunduk tanpa mau melihat kemanapun. Rambut panjangnya yang terurai lurus disisi kiri dan kanan menutupi wajahnya. Sehingga Veila tak bisa melihat jelas keadaan wanita itu.

"Aku ingin bertemu dengan Mr. Elgevint," seru pria paruh baya dengan tatapan yang sama sekali tidak bersahabat."

Veila hendak mengangguk, namun suara lelaki yang dicari oleh pria paruh baya ini lebih dulu terdengar di telinganya. "Ada apa kau menemuiku, Crypton?" tanyanya dengan kedua tangan yang berada dalam saku celana pendeknya. Keyond melangkah mendekat dan berdiri tepat disamping Veila.

"Tuan, ini adalah wanita yang saya janjikan kepada Anda sebagai jaminan hutang saya," ujarnya terbata dengan rasa takut akan kekejaman sang master.

Keyond menaikkan sebelah alisnya, menilai perempuan yang masih belum memperlihatkan wajahnya sama sekali. "Angkat dagumu!" titahnya tak ingin di bantah.

Perempuan itu masih diam. Sehingga lelaki bernama Crypton dengan cepat memaksa perempuan itu untuk mengangkat dagu. "Kau tidak dengar apa yang dikatakan Tuan Elgevint, hah?!" serunya keras sambil mencengkram dagu wanita itu dan menengadahkan wajahnya menghadap Keyond.

Sejenak, wanita itu terperangah akan wajah tampan di depannya. Rambut coklat gelap yang di potong rapi, rahang yang begitu kokoh, alis tersulam tajam, hidung yang terpahat sempurna serta bibir tipis merah muda alami yang begitu menggoda. Lalu, mata wanita itu terpaku pada warna mata Keyond, kuning keemasan. Tapi, perempuan itu tahu sesuatu bahwa lelaki ini adalah lelaki yang berbahaya.

Veila yang sedari tadi diam di samping Keyond hanya mampu menghela napasnya pelan. Ia tahu bahwa perempuan itu jelas mengatakan kekagumannya pada sosok Keyond. Namun, ia hanya bisa mendesah dalam hati tanpa berniat bertanya lebih jauh tentang apa hubungan wanita dan pria tua itu dengan Keyond.

"Dia lumayan," sela Keyond lalu kembali menatap Crypton yang tersenyum puas. "Satu minggu! Dan setelahnya, hutangmu harus lunas."

Crypton mengangguk sebelum menatap wanita yang kini menatapnya takut-takut. "Mulai sekarang dia adalah majikanmu!" titahnya sebelum permisi dengan sopan kepada Keyond.

"Masuk!" Keyond memberi perintah kepada perempuan yang usianya sepantaran Veila. Perempuan itu menurut dan berdiri gugup di depan Keyond. "Siapa namamu?"

"Zia, Tuan," sahutnya dengan nada sangat pelan. Bahkan nyaris tak terdengar.

Veila yang sedari tadi diam, memilih untuk kembali ke taman belakang dan kembali menanam bibit bunga matahari yang ia beli di toko bunga. Ia tidak ingin lagi mendengar bahwa Keyond memelihara wanita hanya untuk dijadikan budak seks. Perasaannya sudah terlalu lelah untuk berharap pada pria yang sama sekali tidak memandangnya itu.

Tapi, tiba-tiba saja tangannya tergenggam hangat. "Kau mau kemana?"

"Taman belakang," sahut Veila seadanya sambil berusaha melepaskan genggaman Keyond.

"Antarkan Zia ke kamar belakang. Ajak dia berkeliling di rumah ini karena mulai saat ini, tugasnya adalah membersihkan rumah dan menyiapkan keperluanmu!"

Mata Veila melebar seketika, begitu juga dengan mata bening milik Zia. "Bukankah kau sudah memiliki banyak pembantu? Kenapa kau-"

Tatapan Keyond seketika menajam. "Kau ingin aku menjadikannya budak seksku?"

Perdebatan antara Veila dan juga Keyond membuat Zia terdiam karena ia benar-benar tidak tahu apa hubungan keduanya dan kenapa Keyond berbicara kejam seperti itu.

"Jika itu yang ada di dalam pikiranmu, enyahkan! Karena dia bukan standarku!" lanjutnya dengan kejam tak berperasaan. Membuat hati Zia merasa sakit lagi terhina.

•••

"Ini kamarmu, Zia," gumam Veila dengan nada rendah dan lembut. Ia membiarkan Zia masuk ke dalam kamar yang Keyond katakan sebelumnya.

Kamar yang Zia tempati cukup lengkap sekaligus dengan lemari empat pintu. Kamar itu memang dikhususkan untuk kamar pembantu karena dibagian belakang ada 5 kamar pembantu dan juga beberapa kamar satpam. Kamar belakang adalah kamar yang jauh letaknya dari rumah utama. Harus berjalan kaki sekitar 20 meter, melewati taman yang di rawat seindah mungkin serta pepohonan pinus yang rapi sepanjang jalan.

"Terima kasih,"

Veila mengangguk dan menatap sendu wajah sedih itu. Ia tahu bahwa Zia pasti tersakiti akan kata-kata Keyond sebelumnya. "Aku ingin minta maaf atas ucapan Keyond sebelumnya, Zia."

"Tidak perlu, Vei. Aku mengerti. Aku bersyukur menjadi pembantu disini daripada disiksa oleh Crypton. Aku juga senang memiliki teman sepertimu."

Veila tersenyum tipis sebelum keluar dari kamar Zia dan hendak kembali ke rumah utama. Ia merasa kasihan pada manusia-manusia yang tidak memiliki apapun untuk bisa menguasai seperti dirinya. Ia, Zia dan manusia yang berkedudukan rendah hanya bisa patuh pada orang-orang yang memiliki kekuasaan seperti Keyond.

Jika saja Veila diberi kesempatan untuk melepaskan diri dari Keyond, maka Veila akan melakukannya dengan senang hati. Namun, tampaknya itu tidak akan pernah terjadi. Menarik napas dalam-dalam, Veila memilih duduk di sebuah bangku yang disediakan. Ia menyandarkan kepalanya pada sebuah batang pohon yang rimbun. Angin sepoi-sepoi membelai lembut wajahnya yang membuat senyuman Veila kembali.

Tapi itu tidak berlangsung lama saat tiba-tiba saja badannya melayang yang membuat Veila segera membuka dan melingkarkan kedua tangannya ke leher berjakun itu. Ia nyaris memekik jika saja orang yang kini menggendongnya bukanlah Keyond.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Veila terbata.

Keyond tidak menjawab, ia terus membawa Veila menuju rumah utama yang jaraknya hanya lima meter lagi. Berjalan dengan cepat sebelum membawa Veila ke kamar mereka dan menidurkan wanita itu dengan cepat. Keyond tidak lupa mengunci pintunya dan menatap Veila seakan kelinci kecil yang siap disantap oleh harimau buas.

Dengan gerakan perlahan, Keyond maju dan menaiki springbed lalu memaksa Veila untuk tidur terlentang sebelum ia menindihnya.

"Key- aaa...," pekiknya saat Keyond merobek paksa baju yang dikenakan Veila.

"Aku menginginkanmu sekarang, V." Matanya meredup dengan gairah yang tak bisa di tahan, apalagi setelah melihat Veila setengah telanjang seperti ini.

"T-tapi, hmph..."

Veila membelalak saat Keyond menciumnya kasar. Menggigit bibirnya sebelum mengeksplorasi keseluruhan mulut Keyla. Lidahnya seakan mencari pasangan untuk diajak berdansa di dalam sana.

Veila menghela napas terengah sambil mencoba melepaskan ciuman kasar itu. Ia menatap Keyond dengan tidak suka. "Aku tidak mau!" tolaknya sambil mendorong dada bidang Keyond yang masih dilapisi kaus putihnya.

"Kau harus mau, V. Karena bagaimanapun, aku akan tetap memaksamu!" Keyond kembali mengecup Veila, tubuhnya mendesak penuh gairah membiarkan Veila tahu bahwa ia benar-benar sedang bernafsu saat ini dengan miliknya yang sudah menegang dibawah sana. "Jadi, kau ingin cara kasar atau lembut, hm?"

•••

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel