Pustaka
Bahasa Indonesia

Aesthetic Love

45.0K · Tamat
Mikas4
41
Bab
1.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Menjadi seorang pembunuh memang beresiko. Tapi, bagaimana jika yang selanjutnya target yang harus kau bunuh adalah wanita kesayanganmu?

One-night StandCinta Pada Pandangan PertamaPengkhianatanRomansaBillionaireSuspenseRevengeFlash MarriagePerselingkuhan

Prolog

Malam ini terdengar kembali desahan dari kamar sebelah yang membuat Veila tak mampu tidur nyenyak. Hatinya terasa sakit saat lelaki yang dicintainya itu kembali membawa wanita lain setiap malam weekend untuk dihabiskan bersama.

Veila merasa sakit! Amat sangat sakit!

Tapi, ia bukanlah orang yang berhak mengatur Keyond untuk tidak lagi bermain wanita. Karena dirinya hanyalah ibarat abu bagi lelaki itu. Yang sama sekali tidak memiliki arti apapun.

Sudah pukul 2 dini hari, Veila masih tidak bisa memejamkan matanya. Ia memilih untuk ke dapur dan membuat susu coklat hangat kesukaannya. Menghidupkan lampu dapur lalu mulai mengolah minumannya. Hanya coklat yang mampu membuat hatinya tenang, hanya coklat yang mampu menghilangkan kegelisahan itu.

Duduk di kursi pantri, Veila mulai menikmati coklat seduhannya sendiri. Menyesapnya perlahan untuk menikmati rasa getir dan manis yang memabukkan. Menikmatinya hingga tetesan terakhir.

"Kenapa belum tidur?" suara bariton dengan nada tajam itu membuat badan Veila menegang. Perlahan, matanya menengadah menatap laki-laki yang hanya mengenakan celana piyama tanpa atasan sedang berdiri sambil bersandar di dinding dengan mata menusuk tajam ke arahnya.

Veila hanya diam. Ia berdiri dan menaruh cangkir ke dalam sink sebelum berjalan melewati Keyond.

"Veila, aku bicara padamu!" seru Keyond dengan nada membentak.

Menghela napas pelan, Veila berbalik dan menatap Keyond datar. "Bagaimana aku bisa tidur jika kalian membuat kebisingan di kamar sebelah?"

Tak lama, keduanya mendengar handle pintu terbuka. Wanita dengan pakaian yang nyaris telanjang itu tersenyum lebar ke arah Keyond sebelum menatap Veila dengan sinis.

"Hei, buatkan aku minum!" titahnya angkuh sambil menunjuk ke arah Veila. "Aku haus dan ingin squash lemon."

Veila mengangguk, "Baik, Nona," patuhnya yang tak dibantah sama sekali dan beranjak ke dapur untuk membuatkan minuman wanita yang malam ini Keyond kencani.

Keyond yang melihat itu segera melepaskan tangan Elise yang menggelayuti lengannya, ia melangkah lebar menuju ke arah Veila dan menggenggam erat tangan Veila. "Aku tidak menyuruhmu untuk membuat minuman, V! Kau kusuruh tidur!"

Veila berusaha melepaskan cengkramannya namun sia-sia. "Aku akan melayani wanitamu dulu, setelahnya aku akan tidur," gumamnya sembari terus berusaha melepaskan genggaman erat Keyond.

Elise yang melihat itu tercengang. Ia segera mendekati keduanya, "Sayang, biarkan saja. Aku haus setelah pergumulan kita. Kenapa kau sangat memperhatikannya?"

Senyuman sinis tersungging dari bibir Keyond. "Dia bukan pembantumu! Dia adalah wanitaku, Elise. Jadi, silakan angkat kaki sekarang juga."