Chapter 5
London
Adelle bertumpu dagu sambil memperhatikan jalanan yang tidak begitu padat hari ini, bahkan ia tidak menghiraukan Alexandra dan William yang bercanda tawa didepannya.
"Eh ngelamun aja" ucap Alexandra sambil menggoyangkan lengan Adelle pelan.
"Hem.. Enggak kok"
"Kok diem aja?? sejak pulang dari australia kamu diam aja kenapa dek??"
"Lagi sariawan jadi malas ngomong"alibi Adelle membuat Alexandra dan William saling bertatapan kemudian tertawa bersama. Tertawa yang terkesan mengejek Adelle hanya mengerucutkan bibirnya saja.
"sudah gak usah melamun, bentar lagi kan jadi calon pengantin tuh, ntar kesambet loh!!" gerutu Alexandra
"Lagian ma gue heran ya ma ayah bukan kalian saja yang dinikahkan cepat-cepat ini malah gue yang harus dijodohi" ngomel Adelle didepan abang dan sahabatnya
William yang melihat adeknya mengomel pun mendekat ke arah Adelle duduknya memegang tangan adelle menenangkannya." Hai cantik jangan ngomel-ngomel gitu ah, nanti kamu jelek deh! mungkin ayah menjodohkan kamu demi kebaikan dek percayalah ayah melakukan itu semua demi kebaikan mu"
Ponsel Adelle bergetar diatas meja, ia melihatnya sekilas dan terkejut melihat nama Nicholas yang tertera disana. Adelle cepat-cepat mengambil ponsel itu dan membacanya.
"ehmm.. aku pergi dulu" pamit Adelle tiba-tiba setelah membaca pesan. membuat Alexandra dan William binggung.
"Mau kemana dek??" tanya WIlliam
"Mau tahu saja" jawab Adelle sambil menjulurkan lidahnya pada william. Kemudian berlalu pergi dengan menaiki mobil Audi R8 nya.
Mobil yang Adelle kendarai berhenti disebuah Butik, setelah dia memarkirkan mobilnya Adelle turun dan mulai melangkah memasuki Butik itu.
Saat memasuki Butik itu mata Adelle disungguhkan oleh gaun-gaun yang indah, beberapa customer butik itu terlihat sedang mencoba gaun-gaun itu. Adelle tersenyum lebar melihatnya.
Adelle sedang berada di sebuah Butik Gaun Pernikahan Terkenal, tempat dimana Gaun pernikahannya dibuat. Adelle memasuki sebuah privat room yang ada disana. Saat ia masuk Adelle benar-benar terkejut ketika melihat Nicholas yang langsung menatap ke arahnya.
Tanpa mengatakan apapun Adelle mengambil duduk disamping Nicholas sedangkan Nicholas tampak asik dengan Handpone nya.
"Gue tahu ada banyak pertanyaan di pikiran lo kenapa gue tiba-tiba panggil lo kemari" ucap Nicholas memcahkan keheningan diantara mereka berdua
"Terus lo sudah setuju dan ambil keputusan bukan?" tanya Adelle sinis membuat Nicholas mengangguk.
"Ya, dan gue rasa dengan keberadaan kita disini kamu sudah ngerti apa keputusan gue"
"Lo gak seneng atau gimana itu dengan keputusan gue??" tanya Nicholas bingung tak mendapatkan respon apapun dari Adelle
"Terus gue harus respon gimana?? bahagia atau nangis gitu??"
"Seharusnya kan kamu senang karena sudah dapatin apa yang kamu mau"
"Pernikahan ini bukan lagi hal yang aku mau ini cuma sekedar pernikahan yang diatur oleh kedua keluarga kita" ucap Adelle membuat Nicholas menoleh kearahnya
"Tapi juga bukan hal yang harus aku tolak, bukannya kamu juga harus mempertanggung jawabkan semua untuk perbuatan bejat lo bukan??"
"Kenapa kamu jadi rumit begini sih??" ucap Nicholas mencemoh. Adelle hanya diam
Pintu ruangan terbuka seoarang wanita paaruh baya yang terlihat cantik dengan fashionnya masuk kedalam ruangan itu.
"Hai... sayang kalian udah lama menunggu ya?? maaf tadi lagi banyak pelanggan"
"Hai tante Catherine tidak apa-apa kok , kita juga baru datang" ucap Adelle pada wanita itu.
"Kita?? Kamu aja kali yang baru datang, aku mah dari tadi udah disini". Adelle melirik kesal kepada Nicholas.
Catherine tertawa mendengar perkataan Anak dan Calon Menantunya, iya butik yang membuat gaun pernikahan Adelle adalah Butik Mertuanya seorang Designer terkenal di London Catherine Shimson Alexander.
"Nic kamu ini mirip sekali dengan papa, tidak boleh begitu dengan Adelle"
"Anaknya kali mom"
"Ya ya I Know, ya sudah ayo sayang kita lihat Gaun dan Tuxedo kalian, Mom yakin kalian pasti suka" Ucap Catherine kemudian berjalan keluar ruangan. Menuju tempat dimana Gaun dan Tuxedo Adelle dan Nicholas .
Adelle dan Nicholas berjalan berdampingan mengikuti Catherine dari belakang, sesekali Adelle melirik ke arah Nicholas yang menatap lurus kedepan.
"Sombong sekali pria ini, disangka gue senang apa nikah ma dia, Kalau bukan karena gue harus nurut ma bokap gue dan harus balas dendam ma pria bastard ini gue ma ogah nikah ma dia!" bathin Adelle.
****
Prang
bunyi pecahan vas bunga diruangan itu, Pria itu membuang semua yang ada didepannya membanting semua yang dilihatnya. pria tampan itu sepertinya kesal dengan hari ini
"Ada apa ini Tuan kenapa ruangan anda seperti kapal pecah begini???" gerutu Daniel yang baru masuk ruangan kerja Bos nya
" Aku benci sekali lihat tingkah wanita itu, seharusnya aku yang mengontrol dia kenapa dia mengontrol aku!! sesuka hati nya dia "
Daniel menghela nafas nya dan memandang Tuannya sekilas. " Sabar Tuan sebentar lagi Nona Adelle akan menjadi istri anda, jadi anda akan bisa mengontrol dia. Owh iya Tuan tadi Nona Jesicca Telpon saya dia akan pulang besok dari
jam 10.00 Am"
"Argh" Nicholas mengacak rambut nya . "Belum selesai urusan dengan Adelle datang lagi masalah nya, dia mau apa datang kesini?? kan aku sudah bilang kamu urus Jessi dulu sebelum pernikahan aku dan Adelle dilaksanakan kalau tidak akan berantakan semua rencana pernikahan ini!!"
"Tapi nona jessi bersikeras ingin bertemu dengan anda tuan, jadi bagaimana tuan dia sudah diperjalanan"
"Kamu ini urus satu perempuan saja tidak bisa bagaimana ini??? Kamu tahu kan bagaimana sifat jessi?? Kalau sampai papa tahu tentang Jessi bisa hancur karir model nya" gerutu Nicholas tegas
"Maafkan saya tuan Nicholas" ungkap maaf Daniel
"Kau besok yang jemput jessi antar dia ke penthouse kita, dan kurung dia disana jangan sampai dia lolos kamu tahu kan Daniel dua hari lagi pernikahan ku dengan Adelle akan dilaksanakan aku percayakan jessi kepada mu, selesai acara pernikahan aku akan menemui jessi" perintah Nicholas
"Baik tuan Nicholas , tugas saya laksanakan" jawab Daniel meninggalkan ruangan Nicholas
Mansion Albert David
Sesampai dirumah Adelle pun langsung masuk kedalam kamar nya lalu dia menghempaskan diri nya diatas ranjang nya, Adelle menarik nafas nya secara kasar mengingat kejadian di butik tadi siang pertemuan nya kembali dengan Nicholas pria bastard itu.
Adelle yang merasa lelah hati dan lelah otak memikirkan pernikahan yang terjadi antara dirinya dengan Nicholas pun hanya bisa memejamkan mata nya sesaat untuk bisa melupakan sementara pernikahannya yang akan akan diselenggarakan dua hari lagi.
"Ampun dah , nih mata kenapa tidak mau terpejam juga padahal aku ini ngantuk" gerutu Adelle
Ddrt ddrt hp Adelle bergetar
Adelle yang mendengar getaran i phone nya pun bangun dari tidurnya dan mengambil hp nya didalam tas nya dia melihat nama yang memanggil nya. Betapa kagetnya dia melihat nama pria yang dia benci sedang meneleponnya.
"Malas banget mau angkat telepon dia jangan-jangan dia mau ngomel lagi, biarin aja lah kalau dia perlu nanti nelpon lagi." Adelle membathin
Ting bunyi notifikasi
Pria Bastard
"Kau dimana?? Kenapa tidak angkat telepon ku"
Me
"Apa?? Aku ketiduran tadi, ada apa??"
Pria Bastard
"Alasan mu saja yang tidak mau mengangkat telepon ku, ingat dua hari lagi kita menikah jangan kamu lari dari pernikahan kita ya!!!
Adelle yang membaca pesan dari Nicholas pun tertawa "aneh nih orang"
Me
"Hai pria gak salah tuh yang kabur dari pernikahan itu kamu atau aku, jangan kamu pikir aku gak tahu ya niat kamu itu apa!! Please deh jangan buat orang marah bisa tidak sih??"
Adelle tiba-tiba mematikan hp nya lalu dia menaruh di atas nakas sebelah ranjang nya
"Lama-kamu aku bisa stres hadapi pria brengsek ini, ini belum nikah saja sudah bikin susah apalagi sudah nikah hidup serumah pasti bikin naik darah terus setiap hari" Adelle yang masih bergidik ngeri memikirkan Nicholas dengan segala sifat absurd nya pun lebih memilih memaksa memejamkan matanya hingga Adelle pun terlarut dalam tidurnya.
