Terlalu Berlebihan
Bab 8 Terlalu berlebihan
Adam membuka pintu apartementnya lalu mempersilahkan Dara untuk masuk.
Ragu-ragu Dara melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartment milik bosnya.Dara memandang takjub ruangan mewah itu,ada banyak barang yang Dara yakin berharga mahal.
"Di sini ada 2 kamar tidur dan 1 ruang kerja.." Adam berjalan lebih masuk ke dalam," Ikuti saya.." Titah Adam saat melihat Dara hanya fokus memandang apartmentnya.
"Ah iya sir.."Dara mengikuti Adam menuju sebuah pintu.
"Ini kamar adikku,dia sudah menikah jadi tidak pernah menginap di sini lagi,sebelah itu kamarku.."
Dara membola menatap Adam,"A..apa kamar anda?"
Adam menatap dingin Dara,"Kenapa?Apartement ini dekat dengan kantor,aku bisa kapan saja tidur di sini.."
"Eh..mm maaf sir,lebih baik aku cari tempat tinggal lain.."
Adam mengerutkan dahinya," Kenapa?Kau takut tinggal denganku?"
Dengan polos Dara mengangguk,mereka bukan suami istri atau kakak adik,bagaimana jika nanti mereka di gerebek warga.
"Ck..tenang saja saya sama sekali tidak tertarik dengan gadis kampungan sepertimu." Tukas Adam
membuat Dara mencelos,ia tahu dan tak perlu di perjelas lagi,dia juga tak berani memimpikan jodoh sehebat bosnya ini,bukan hanya kaya raya tapi juga tampan dan baik hati.Bisa Dara lihat dari
sikapnya terhadap ibunya meski mereka baru pertama kali bertemu dan juga bagaimana dia memperlakukan putri cantiknya.Ah bukankah dia tipe suami idaman,tapi Dara harus sadar diri,paling
tinggi jika boleh dia memiliki jodoh seperti Zaki aspri bosnya saja sudah sangat bagus.
"Di dalam masih ada beberapa pakaian milik Sifa,adikku kamu bisa memakainya aku pikir ukurannya sama denganmu.."Adam memandang Dara intens,ya Adam akui postur tubuh Dara 11 12 dengan
adiknya,meski sepertinya Dara memiliki postur tubuh sedikit lebih tinggi dari adiknya.
"Mana boleh,itu pasti pakaian mahal jadi saya tidak berani.."
"Ck..dia tidak akan mau memakainya jika sudah di pakai lebih dari 3x ,pakailah jika tidak itu juga akan di sumbangkan.."
Huh..Dara tak habis pikir,seperti itukah kehidupan orang kaya?
"Kenapa?Wajahmu terlihat memikirkan sesuatu?"
Dara menggeleng,"Apa adik anda tidak terlalu boros?"
Adam menatap tajam Dara, " Jangan pernah sekalipun kamu mengatakan hal buruk tentangnya jika kamu masih ingin hidup damai.."
Dara merasa ketakutan bukan hanya karena tatapan Adam,tapi karena cengkraman tangan Adam di bahunya.Air mata Dara sampai menggenang membuat Adam tersadar akan sikapnya.
"Maaf.." Lirih Dara membuat Adam tersadar akan sikapnya lalu melepaskan tangannya dan berbalik.
"Nanti jika adikku kembali kalian bisa berkenalan dan saat itu kamu bisa rubah pandanganmu dan belajarlah darinya.."
Lalu Adam meninggalkan Dara yang masih terpaku dengan sikap Adam barusan.
..............myAmymy..............
Dara membuka matanya saat alarm di ponselnya berdering,"Ah nyaman sekali tidur di kasur yang luas dan seempuk ini.."
Dara mengedarkan pandangannya menatap sekeliling.Lalu Dara bangkit ke kamar mandi,dia ingin segera mandi dan membuat sarapan.semalam dia hanya memakan sepotong daging,jadi pagi-pagi
sekali perutnya itu sudah sangat merasa kelaparan.
Setelah selesai membersihkan dirinya,Dara keluar kamar mencari letak dapur,"Wah,dapur ini bagus
sekali dan peralatannya lengkap.." Dara melihat isi kulkas,"Wah,bahkan bahan masakannya lengkap,apa boleh aku menggunakannya?"
Dara menopang dagunya dengan jari telunjuk," Hemm..siapa peduli,aku lapar dan aku butuh sarapan kan untuk kerja di perusahaannya.."
Akhirnya Dara memutuskan memasak,ia memulai dengan memasak nasi kemudian membuat semur ayam dan tempe goreng.
"Sayang sekali tak ada terasi.."
Dara asyik memasak sendiri.
Tanpa ia sadari sepasang mata memandangnya dengan tatapan yang tak
bisa di artikan.Adam mendekat dan berdiri bersandar pada dinding samping meja makan.
Mata Adam membulat saat ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.Tiba-tiba Adam menghampiri Dara dan langsung memegang bahu Dara.
"Aaaaaa..." Teriak Dara kaget saat ada yang tiba-tiba memegang bahunya.
"Diamlah ini aku.."
Seketika Dara terdiam saat dia mengenali suara bosnya
"Ssssssir..."Ucap Dara gemetaran,"Jj..jj..jangan.."
Adam masih diam memastikan apa yang dilihatnya.Sementara Dara makin gemetaran,ia takut bosnya akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.Bagaimana tidak,ia pikir bosnya pulang ke rumahnya,ia pikir ia hanya sendiri di apartment,jadi tanpa pikir Dara hanya mengenakan tengtop dan hotpant sejak ia tidur.
Adam menyadari Dara yang gemetaran, "Kau takut aku melecehkanmu?"Tanya Adam membuat Dara membuka matanya.
"I..iya " Jawab Dara polos.
"Ck..aku tak tertarik denganmu,bahkan jika kamu telanjang sekalipun itu tak akan membangkitkan gairahku.."
"Anda ..serius..sir?Anda bukan g..ggay kan?"
Adak menatap tajam Dara,"Jika aku gay bagaimana mungkin aku punya seorang putri.."
Adam melepas tubuh Dara dan berbalik,"Siapkan cepat sarapannya,aku akan bersiap.Sebelum berangkat ke kantor kita mampir ke rumah dulu,putriku ingin bertemu lagi denganmu."
Dara bernapas lega ia merutuki kebodohannya,kenapa ia tak berpikir jika bosnya semalam tak pulang dan menginap.
Adam segera memasuki kamarnya dan mengambil ponselnya untuk menelpon Alex," Temui aku di kantor!Ada sesuatu yang harus kamu lakukan.." Lalu adam menutup telpnya hingga ia menatap lagi
ponselnya saat berdering.
My princess
Adam tersenyum membaca nama siapa yang tertera pada layar ponselnya.
"Hallo my princess..."Ujar Adam saat mengangkat panggilan telepon dari putrinya.
“Hallo papi...papi...aku mau di antar sekolah sama mami...” Seru Siena dari seberang teleponnya.
"Iya..nanti papi bawa mami untuk jemput dan antar kamu sekolah."
“Yyeeyyyy...cepat pi..Siena udah tidak sabar mau bertemu mami..”Adam tersenyum mendengar sorak bahagia putrinya.
"Sabar sayang..mamimu sedang memasak.."
“Waaaahhhh...Siena mau bekal buatan mami...Siena mau...” Seru Siena antusias di seberang sana bisa Adam rasakan.
"Ya baiklah..papi tutup telponnya..papi dan mami perlu bersiap-siap.."
“Okey papi..i love you”
Setelah panggilan berakhir Adam berfikir," Apa ini tidak berlebihan ?" Gumamnya.
.
.
Adam dan Dara kini duduk berdua di meja makan.Adam memandang masakan Dara,"Kau yakin masakanmu ini enak?" Tanya Adam ragu.
Dara dengan cepat mengangguk,"Aku sangat pandai masak masakan indonesia.."
Ragu-ragu Adam menyendok makanan di depannya,menikmati masakan buatan sekretarisnya."Ya kamu benar..ini enak.." Puji Adam membuat senyum Dara merekah.
"Di dalam lemari ada kotak bekal,bisakah kamu membuatkan bekal untuk Siena?"
Dara tersenyum dan mengangguk cepat.Setelah selesai sarapan Adam bangkit,"Kamu bersiaplah.."
Adam memandang penampilan Dara.
"Ck..apa kamu tak bisa mengubah penampilanmu yang kampungan.." Protes Adam.
Dara menunduk membuat Adam kesal,"Ck..ikut saya.." Adam menarik tangan Dara untuk mengikutinya.
Adam membawa Dara masuk ke dalam kamar Sifa,membuka lemari dan mencarikan pakaian formal milik Sifa,"Kau pakai ini..dan ini.." Lalu Adam beralih ke lemari satu lagi,"Dan ini..saya kira ukuran
kakimu sama dengan Sifa."
Sungguh Dara tak habis pikir dengan sikap bosnya.Adam memandang Dara yang hanya terdiam, "Dengar kamu tak perlu berfikir macam-macam,kamu
akan mengantar putriku jadi kamu harus berpenampilan layaknya mami Siena.."
"Dan satu lagi,tidak usah berfikir aku tertarik padamu itu tak akan pernah terjadi,aku hanya ingin
kamu tak mempermalukanku sebagai sekretaris Adam Darmawan.."
Dara menunduk,lagi-lagi bosnya menyadarkan posisinya,lagian siapa sih yang berharap padanya.Dara tak berani memimpikan itu,sudah Dara bilang jika jodoh seperti Zaki saja itu sudah
sangat bagus untuknya.
