Bab 7 Menjadi Pasangan Sehari
Bab 6 Menjadi Pasangan Sehari
Adam dan Dara memasuki aula tempat di mana di adakan acara pentas seni khusus hari orang tua.Entah sengaja atau Adam yang tidak sadar sedari tadi ia terus menggenggam tangan Dara.Dan
sekarang mereka menjadi pusat perhatian.Siapa yang tidak mengenal sosok pengusaha sukses seperti adam.Adam sendirian saja sudah mampu menarik perhatian dengan paras tampannya.Yang
menambah kehebohan di sini adalah dia datang tidak sendiri dan sebagian bertanya untuk apa dia datang ke acara sekolah anak-anak seperti ini?
Adam mengedarkan pandangannya mencari sosok kecil putrinya di antara ratusan pasangan keluarga.Adam berfikir pantas saja jika putri cantiknya sangat menginginkan sebuah keluarga,kenyataannya sepertinya semua teman-temannya memiliki keluarga yang lengkap.
"Papiiiiiii....." Akhirnya Adam menemukan sosok princessnya.
Siena berlari dengan riangnya menyongsong kedatangan Adam.Sorakan Siena menambah perhatian para tamu undangan.
"Itu putri saya..." Bisik Adam pada telinga Dara.Dara menoleh ke arah yang Adam tunjukan.
Dara mengernyitkan dahinya saat sosok kecil itu makin mendekat.Siena langsung memeluk erat papi tercintanya yang tengah berjongkok untuk menyambutnya.
"Yeeyyy..papi tepati janjinya...cup..thank you papi..."
"Siena senang ? "
Siena dengan cepat mengangguk,lalu Siena melirik ke arah wanita yang datang bersama papinya.
"Dia mamimu hari ini sayang..."Bisik Adam membuat seketika mata Siena berbinar.
Perlahan Siena beralih ke arah Dara.Mata Siena tambah berbinar saat ia sepertinya mengenali siapa wanita itu.
"Mami...tante sepatu...."Seru Siena langsung memeluk Dara.
Dan saat itu Dara ingat gadis kecil di depannya adalah anak yang ia temui di toko sepatu waktu itu.Gadis kecil yang membuatnya mengurungkan niat untuk membeli sepatu baru.Dara berjongkok
meski ia agak kesusahan karena dress pendeknya.
"Hai sayang..wah masih ingat tante ya...tapi hari ini tante jadi mamimu..."
Siena sangat bahagia,sejak melihat Dara beberapa hari lalu,ia memang sudah tertarik dengan sosok Dara,entah karena apa yang jelas Siena bertambah sayang pada wanita yang selalu ia ceritakan pada
Sang papi Adam perihal pertemuan mereka di toko sepatu.
"Mami....cup..."Siena mengecup pipi Dara,"Thank you...Siena senang tante jadi mami Siena hari ini."
Sementara Adam menatap tak percaya putrinya akan menyambut Dara sebegitu senangnya.Dan apa yang tadi Adam dengar,putrinya pernah bertemu Dara sebelum nya.Adam tak percaya ini.
Kemudian mereka pun melanjutkan acara di sekolah Siena dengan memainkan drama keluarga dengan
apiknya.
.
.
Kini mereka sedang berada di dalam mobil bertiga,setelah acara selesai Siena meminta bermain ke taman bermain.Sejauh ini Dara berperan dengan apik.
"Mami....nanti Siena mau pakai sepatu yang mami belikan waktu itu..."
Dara ingat ia harus mengurungkan niatnya membeli sepatu baru waktu itu hanya agar bisa membelikan sepatu untuk Siena yang harga nya jauh lebih mahal dari harga sepatu yang ia ingin beli.
"Siena suka sama sepatunya? " Tanya Dara.
"Hemm..Siena suka mami..eh...mmm.." Siena menutup mulutnya dengan telapak tangannya lalu melirik takut ke arah papinya.
"Kenapa? " Tanya Dara bingung,Adam menoleh melihat ekspresi Siena yang berubah sendu.
"Kenapa princess? " Tanya Adam yang tengah fokus menyetir.
"Mmmm..papi..." Ucap Siena ragu-ragu.
"Ya sayang? "
"Mmmm..bolehkan Siena tetap panggil mami pada tante Dara? "
"Eh.." Dara kaget dengan permintaan Siena.
Adam melirik Dara sekilas yang terlihat bingung,"Tanya tante Dara dong,mau tidak jadi mami Siena?"
Dara bingung harus menjawab apa,ucapan bosnya terdengar ambigu di telinganya,ia tak mau di bilang memanfaatkan keadaan.Tapi ia akui ia menyayangi Siena meski mereka baru 2 kali bertemu.
"Hmm...i.iya boleh kok.."
Mata siena berbinar bahagia," Benarkah...? "
Dara menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Yeeeayyyyy....akhirnya Siena punya mami...cup..." Siena mengecup pipi Dara
"Siena sayang mami..."
"Wah...papi di lupain nih..." Goda Adam.
"Hemm..Siena sayang papi juga..."
Setelahnya mereka menghabiskan waktu di taman bermain hingga sore. Dan segera kembali pulang ke rumah karena Siena yang terlihat sangat kelelahan.
Adam memarkirkan mobilnya di depan rumahnya,Ia menoleh ke samping di mana putrinya tertidur di pangkuan Dara yang ternyata juga ikut tertidur.
"Dia bermain sampai kelelahan..."Gumam Adam memandang putrinya.Lalu mata Adam beralih pada Dara.Adam bingung apa yang harus ia lakukan,Perlahan tangan Adam terulur menyentuh bahu Dara.
Dara yang merasa terganggu,ia pun membuka matanya,menatap sekeliling lalu beralih pada gadis kecil yang terlelap dalam pelukannya.
"Saya tidak tahu di mana rumahmu,Siena juga tidur di pangkuanmu jadi saya tidak tahu harus bagaimana..."
Dara menatap Adam sebentar sebelum ia beralih menatap keluar jendela mobil,Dara gugup dalam situasi seperti ini,"I..ini di mana? "
"Rumah saya..mampir dulu nanti saya antar kamu pulang.."
"Baik sir.."
Adam keluar dari mobilnya,memutari mobil dan membuka pintu samping.Lalu dirinya mendekati Dara,sangat dekat.Kini wajah Adam berada tepat di depan wajah Dara,membuat jantung Dara
berdegup cepat.
Adam melirik sekilas wajah Dara yang memerah dengan segera Adam mengambil Siena danmenggendongnya masuk ke dalam rumahnya.
"Masuklah dulu.."
Dara mengangguk dan mengikuti bosnya masuk ke dalam rumah,tak lupa Dara mengambil beberapa paperbag belanjaan Siena.Dara menggeleng mengingat betapa pandainya Siena berbelanja tadi,Dara
tak heran pantas saja jika waktu itu Siena bisa memilih sepatu dengan harga yang mahal bagi Dara.
Adam memasuki kamar Siena yang di desain ala princess.Dengan hati-hati Adam merebahkan putrinya di ranjangnya.
Sementara Dara meletakan paperbag Siena di sofa lalu bergegas membantu Adam melepas sepatu Siena.
Saat adam akan menyelimuti Siena,entah keberanian dari mana Dara memegang lengan Adam.Adam melirik lengannya yang di pegang Dara,sadar akan apa yang ia lakukan Dara segera menarik tangannya.
"Maaf sir,dia tidak akan nyaman tidur dengan pakaian itu.."
Adam mengernyitkan keningnya,"Lalu ? "
"Biar saya bantu mengganti pakaiannya.."
Adam mengangguk," Lemari pakaiaannya ada di ruangan itu.." Tunjuk Adam pada satu pintu berwarna soft blue,"Di sampingnya itu kamar mandi.."
Dara mengangguk dan segera menuju pintu yang di maksud Adam.Sementara Adam menuju sofa duduk dan memeriksa email melalui ponselnya.
Dara membawa piyama tidur untuk Siena meletakannya di ranjang lalu masuk ke kamar mandi dan
kembali membawa baskom berisi air hangat untuk menyeka badan Siena.
Dengan lembut Dara melepas baju Siena,menyeka dan memakaikan piyama pada Siena tanpa mengganggu tidurnya.Dan apa yang di lakukan Dara tak lepas dari pengamatan Adam.Ternyata pria itu lebih tertari pada apa yang sekretarisnya itu lakukan dari pada memeriksa ponselnya yang telah ia abaikan seharian.
"Selesai.." Gumam Dara tersenyum,ia lantas menyelimuti Siena dan mengecup kening Siena lembut.Memandang sesaat wajah damai gadis kecil itu yang sedikit familiar untuknya.
Kemudian Dara berbalik dan kaget saat ia mendapati Adam yang menatapnya tajam.Nyali Dara menciut,ia menundukan kepalanya.
"Terimakasih " Ucap Adam membuat Dara menoleh ke arahnya.
"Saya antar kamu pulang.." Adam segera keluar kamar putrinya di ikuti Dara.
