Bab 6 Menjadi Mami Siena
Bab 5 Menjadi Mami Siena
Setelah mengantar Siena,Adam bergegas menuju kantornya.Begitu mobil Adam sampai ia langsung di sambut oleh bodyguardnya.
"Dengar hari ini kalian sedikit menjauh dari ku..aku ada acara dengan putriku.."
"Yes sir..."
Adam melangkahkan kakinya ke lantai 36 tempat di mana ruangannya berada.Di sana di meja sekretarisnya ia melihat Dara berdiri menyambutnya dengan tersenyum,dan itu entah kenapa
membuat Adam merasa gugup.
"Dara..hari ini kamu ikut saya.." Titahnya tanpa melihat sekretarisnya itu.
"Kemana sir?Bukankah anda sudah mengosongkan jadwal anda hari ini.."
Ini yang paling Adam tak suka jika bawahannya berani banyak tanya.
"Ck..aku bosmu..tentu ada kerjaan untukmu.."
"Eh..ii..iya sir.."
"Bersiaplah 5 menit lagi kita berangkat.."
Adam masuk ke dalam ruangannya dan meninggalkan Dara dalam kebingungan.
Tak lama kemudian Dara menunggu Adam di mejanya,ini sudah lewat lima menit dari yang dikatakan bosnya.Akhirnya Dara memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan bosnya.
Ceklek..
Dara berani masuk setelah ada jawaban dari dalam."Maaf sir..bagaimana apa kita jadi pergi ?”
Adam menatap Dara dari ujung rambut hingga ujung kaki.Gadis ini terlalu polos dan pakaiannya sama sekali tidak cocok jika harus menjadi pasangannya,bahkan sepatunya sudah terlihat butut.
"Oh sial.."Gumam Adam memejamkan matanya,bagaimana dia bisa memilih sekretaris modelan begini.Bukan hanya terlihat lugu bahkan kampungan.
Ini kali pertama Adam mengajak sekretaris barunya keluar,dan apa yang baru di sadariny adalah penampilan sekretarisnya akan membuat Adam malu.
"Mr.Adam.." Sapa Dara lagi.
Adam menghembuskan nafasnya.
"Kamu hari ini temani saya ke acara sekolah putri saya..".
"Aaa.apa sir..?" Tanya Dara ragu-ragu.
"Saya minta kamu menjadi mami putri saya.."
"Mak..maksudnya? " Tanya Dara tak mengerti,tidak dia takut salah dengar dengan apa yang baru saja bosnya itu katakan.
Adam merutuki perkataannya barusan dan segera meralatnya,"Dengar hari ini adalah hari orang tua di sekolah putri saya dan kamu tahu saya tidak memiliki istri.."
Dara di buat gugup dengan ucapan bosnya,dengan hati-hati ia mendengar setiap apa yang keluar dari bibir kissable bosnya itu.
"Saya mau kamu berperan sebagai ibu putri saya,hanya pura-pura."
Dara tersenyum canggung,ia sadar diri siapa dirinya.Bosnya ini jauh dari jangkauan.
"Kamu ngerti maksud saya? " Tanya Adam memastikan.
Meski ragu-ragu Dara akhirnya hanya bisa mengangguk,bagi Dara ini bukan permintaan melainkan perintah dari atasannya.
"Ya sudah,anggap saja hari ini kamu bekerja sebagai artis.."
"Ba..baik sir..."
.
.
Adam dan Dara sudah berada di mobil Adam.
"Ingat Dara nanti di sana jangan memanggil saya dengan Sir,pak atau bos,panggil saya mas atau papi sama seperti putri saya.."
"Eh..ii..iya sir..."
"Dan..." Adam melirik Dara sekilas,"Alex kita mampir dulu ke tempat tante Nilam." Titah Adam pada Alex yang hari ini mengawalnya.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah salon & butik milik tante Nilam,istri dokter Septa adik papi Surya papi Adam kakek Siena.
"Wah..ada angin apa nih kamu ke sini ? " Tanya tante Nilam saat Adam,Alex dan Dara memasuki butik miliknya.
"Saya bawa orderan buat tante.." Ujar Adam sambil melirik Dara.
Nilam mengerti maksud keponakannya itu, ia memandang Dara dari ujung rambut sampai ujung kaki," Hmmm...Tidak sulit tinggal permak sedikit pasti cantik,mau acara apa? "
"Acara sekolah Siena tante.." Jawab Adam.
Nilam menatap penuh tanda tanya pada keponakannya namun Adam acuh saja,ia mendekat ke sofa lalu duduk dan memainkan ponselnya.
"Setengah jam tante..." Titah Adam tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel pintarnya.Sementara Alex dengan setia berdiri di samping Adam.
Nilam beralih ke Dara,” Ayo sayang,kita ke dalam sebelum si lucifer ini berubah jadi malaikat maut."
Dara menahan senyumnya mendengar candaan tante Nilam.
Setengah jam menunggu membuat Adam gelisah,ia memikirkan putrinya yang pasti sudah menunggunya di sekolah.Sesuai undangan masih ada setengah jam lagi sebelum acara di mulai.
Derap langkah sepatu high hils menyapa ruangan yang terasa sepi,siapa sih yang berani bersuara jika ada seoarang Adam di sana.Adam menatap sebuah hils berwarna soft pink di depannya,pandangan Adam makin ke atas ,seorang wanita dengan dress selutut berlengan panjang berwarna senada dengan hils yang ia
kenakan,rambut sebahu yang ia ikat sedikit ke belakang serta riasan makeup tipis yang terlihat natural.
Satu kata cantik namun Adam merasa tak mengenalnya,Adam menaikan satu alisnya.Siapa wanita di depannya ini berani sekali mendekatinya.
Ehem...
Suara deheman mengalihkan Adam dari pemikirannya.
"Bagaimana Dam?Cantikan? " Tanya tante Nilam.
"Siapa tante?" Tanya Adam belum mengerti maksud tantenya.
"Ya dia gadis yang kamu bawa tadi..." Tunjuk tante Nilam pada gadis di depan Adam.
"WHAT..." Pekik Adam menatap tak percaya pada Dara,sekretarisnya yang kampungan bak itik buruk rupa kini menjelma menjadi angsa cantik.
Tapi jangan kira Adam akan jatuh cinta,dia hanya kagum sekarang,saat mengetahui ternyata sekretarisnya bisa juga berubah dan sekarang layak jika harus menemaninya.
Adam sama sekali tak
merasakan berdebar atau semacamnya,hingga saat ini hanya satu wanita yang mampu membuat
hatinya berdebar meski berkali-kali ia mencoba menghilangkan perasaan yang tak seharusnya namun ia belum juga berhasil.
"Ya sudah..cepat putri saya pasti sudah lama menunggu.."Adam berjalan mendahului Dara dan Alex.
Karena terburu-buru mengikuti langkah bosnya Dara hampir saja terjatuh karena ia lupa jika saat ini dirinya menggunakan sepatu berhak tinggi.
"Aws...." Untung saja Alex yang ada di belakangnya sangat sigap menangkapnya.
Dara menatap canggung ke arah Alex,apa lagi posisi Alex yang merengkuh pinggangnya membuat Dara malu hingga pipinya merona.
' Bekerja di sekitar orang ganteng sungguh tak baik untuk kesehatan jantungku ' Batin Dara.
Sementara Adam sudah berjalan jauh di depan tak perduli apa yang terjadi di belakangnya.
"Terimakasih " Ucap Dara pada Alex,namun pria dingin itu tak menanggapi,wajahnya tetap saja datar.
Dara berbalik lagi melihat tante Nilam,"Terimakasih tante.."
"Sama-sama cantik..." Nilam tersenyum penuh arti pada gadis yang baru saja ia make over.
...............
Kini mereka sudah ada di halaman sekolah Siena,sebuah sekolah taman kanak-kanak bertaraf internasional.Sebelum turun Adam memperingatkan lagi apa yang harus Dara lakukan.
"Ingat,hilangkan keformalanmu pada saya di dalam sana,bersikaplah senatural mungkin pada saya,ingat kamu hari ini bukan sekretaris saya,tapi pasangan saya dan ibu putri saya.Berperanlah jadi
mami Siena,ingat Siena nama putri saya.”
Dara mengangguk mengerti.
Adam turun dari mobil terlebih dahulu dan menunggu Dara keluar dari mobil.
Dara menatap takjub pada sekolah putri bosnya,bahkan sekolah TK ini lebih bagus dari SMA nya di kampung dulu meski sekolah itu adalah sekolah favorit.
Tiba-tiba Dara berjengit kaget saat tiba-tiba tangannya di genggam.Dara menatap tangannya yang kini berada dalam genggaman bosnya.
' Ya Tuhan,sehatkan jantungku ' Batin Dara.
"Ayo cepat,putri saya pasti sudah menunggu di dalam."
Dara mengangguk gugup,"I..iya sir.."
Adam menatap tajam Dara membuat nyali Dara menciut,namun ia segera tersadar akan kesalahannya.
" I..iya mas..." Dara menghembuskan nafasnya penuh kepasrahan saat ia berhasil memanggil MAS pada bosnya.
