Bab 4 Hari Orang Tua
Bab 3 Hari Orang Tua
Seorang gadis berlari menyusuri sebuah lorong rumah sakit,wajahnya nampak sekali menampilkan
kekhawatiran yang teramat sangat.
"Sus..di mana ibu-ibu yang di temukan pingsan tadi?" Tanyanya segera saat ia sampai di depan meja
informasi rumah sakit.
"Ada di kamar Anyelir nona..silahkan lurus belok kanan kamar nomor 5. "
"Terimakasih sus.." Gadis itu segera berlari menuju kamar yang di tunjukan oleh suster tadi.Setelah menemukan kamar yang di maksud gadis itu langsung membukanya.
"Ibu..." Lirihnya melihat ibunya terbaring di ranjang rumah sakit
"Ah syukurlah..apa kamu putrinya nak.."Tanya seorang wanita paruh baya yang masih nampak cantik
meski gadis itu yakin jika usianya ibu itu pasti sudah di atas 40 tahun.
"Mmm..iya bu...apa ibu yang menolong ibu saya?"
"Hem..tadi kebetulan supir saya ada di samping ibumu saat beliau pingsan di depan
minimarket.."Jelasnya.
"Terimakasih banyak bu..sudah mau menolong ibu saya.."
"Sama-sama..kata dokter ibumu kadar gulanya rendah..apa beliau punya riwayat penyakit lain?"
Gadis itu menggeleng.."Ibu saya sudah lama susah tidur,beliau juga memiliki Hepatitis B "
"Owh..pantas..ya sudah kata dokter beliau harus rawat inap..kalau begitu saya permisi dulu
ya..semoga ibumu lekas sembuh.."
"Terimakasih bu,saya tidak tahu harus bagaimana saya membalas kebaikan ibu."
“Sudah tidak usah di fikirkan,saya ikhlas menolongnya.”
“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.”
Ibu itu tersenyum seraya menganggukan kepalanya lalu berlalu meninggalkan ruangan itu.
...........myAmymy...........
Adam datang ke kantor sedikit siang..entah ada apa dengan putrinya..sudah berapa hari selalu saja
membuat dirinya kewalahan.Siena biasanya menurut hanya bersama pengasuhnya..tapi akhir-akhir
ini selalu meminta dirinya bermain bersamanya.
"Selamat siang pak.."
Adam berhenti kala ada seseorang yang menyapanya tepat di depan ruangannya.
"Kamu..ah..ya.." Adam memegang pelipisnya, " Kamu sekretaris baruku..Siapa kemarin namamu?"
"Saya Dara pak.."
Adam mengangguk setelah ingat siapa gadis yang berdiri di balik meja sekretaris,"Ah ya..dengar Dara
1 peraturan di sini..jangan panggil saya dengan sebutan bapak karena saya tak setua itu untuk jadi
bapakmu.."
Dara sedikit mengulum senyumnya,"Baik sir.." Jawab Dara mengingat beberapa orang kemarin memanggil bosnya seperti itu.
"Masuk ke ruangan saya dan bacakan jadwal saya hari ini!"
"Baik sir.."
Adam masuk ke ruangannya di ikuti Dara,setelah Adam duduk di kursi kebesarannya Dara mulai
membacakan jadwal bosnya hari ini.
"Oke Dara,saya mau kamu tahu aturan dalam bekerja bersama saya.."Dara mengangguk mengerti,
"Dengar..jika saya bertanya saya tak suka ada jawaban yang bertele-tele..kamu cukup jawab iya atau
tidak! "
"Baik sir..."
"Satu lagi,jangan menerima tamu yang tak punya janji dengan saya,kecuali yang datang adalah
putri dan adik saya..."
Adam menyodorkan bingkai foto pada Dara," Hapalkan wajah mereka,mereka adalah orang paling
penting buat saya,kapanpun mereka datang tak perduli saya sedang meeting atau tidak kamu harus
segera memberitahuku."
"Baik sir..."
"Sekarang kamu buatkan saya kopi."
"Baik sir..."
Dara keluar ruangan bosnya dan menuju pantry.
*
*
Dara sedang berada di pantry,dia mulai membuat kopi sesuai informasi yang ia dapat mengenai segala sesuatu tentang bosnya.
"Mba, sekretaris barunya mr.Adam ya?"
Tanya seorang berseragam OB.
“Iya mas.."
"Wah..selamat ya mbak,semoga betah,harus sabar kerja sama mr.Adam,dia orangnya disiplin
kalau soal kerjaan."
"Iya mas makasih.."
Dara kembali ke ruangan bosnya dengan membawa 1 cangkir kopi yang di minta bosnya,"Permisi sir ini kopi anda."
Adam yang tengah membaca dokumen,melirik sebentar sekretarisnya lalu meletakan dokumen dan mengambil cangkir kopinya.Adam mulai menyecap kopi buatan sekretaris barunya.
"Oke..saya suka kopi buatan kamu,saya mau setiap pagi setelah saya datang kamu langsung buatkan
saya kopi dan juga saat lembur."
"Baik sir.."
Adam memandang gerak-gerik sekretaris barunya.
“Dara..." Gumamnya.
Saat makan siang Zaki aspri Adam mendatangi meja Dara dan mengajaknya makan siang bersama di
kantin,"Bagaimana rasanya hari pertama kerja sama si bos?"
"Lumayan mas Zaki,sepertinya si bos tidak terlalu rewel."Ujar Dara sambil tersenyum mengingat
interaksinya dengan Adam.
"Hemm..kamu bener banget. Asal kita ikuti aturannya dan jangan sampai mengusiknya.."
"Maksud mas Zaki?"
"Ya gitu..dia baik kalau kita baik..tapi kalau orang lain mengusiknya maka dia akan lebih kejam dari
yang kita kira.."
"Masa sih mas?"
"Apa kamu tau DGS..?"
"Hemm sepertinya pernah dengar..semacam agen keamanan gitu kan ya?"
"Ya bisa di bilang gitu,nah itu dgs punya bos kita pribadi,bukan perusahaan keluarganya,hebatkan
dia.."
"Iya mas..hebat."Dara membayangkan wajah bosnya yang tampan,namun sedetik kemudian ia
sadar dan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa Dar?Pusing?”
Dara menggeleng,"Tidak apa mas.."
Adam masih berada di kantornya bersama Alex,"Bagaimana sudah kamu dapatkan?"
"Sudah sir.."Alex menyerahkan map berisi hasil penyidikannya.
"Dia tinggal berdua bersama ibunya,orang tuanya bercerai saat dia masih duduk di bangku
SMP,memiliki dua orang kakak perempuan berbeda 2 tahun dengannya namun sejak orang tuanya
bercerai mereka terpisah.."
"Lalu di mana ayah dan kakaknya sekarang?"
"Maaf sir,untuk itu saya belum berhasil menemukannya.Karena mereka hanya menikah siri jadi tak
ada data lain.."
"Oke..lanjutkan.."
Adam membaca ulang laporan yang di berikan Alex.
...........myAmymy.............
Adam pulang ke rumah di sambut oleh tangisan putri kesayanganya.
"Papi..huaaaa...."
"Loh ada apa ini?Kenapa princess papi menangis sampai seperti ini hem?"
"Papi...Siena harus bagaimana...huaaa..."
Adam menggendong Siena dan menuju sofa lalu mendudukan putrinya di pangkuannya,
"Ceritakan pada papi,apa nanny mu berbuat salah?Apa mereka tak mendengarkan apa katamu? Di
mana nenek,bukankah dia datang kemarin? "
Siena yang sesenggukan menggelengkan kepalanya,"Nenek sudah pulang ke Bandung tadi siang..."
Siena mengusap sisa air matanya,"Papi Siena harus gimana..hiks.."
"Kenapa sayang katakan pada papi..okey..jangan menangis lagi."Adam membantu mengusap
airmata putrinya yang masih saja mengalir dengan ibu jarinya.
"Senin besok..hiks...di sekolah hiks..ada hari orang tua..hiks.."
"Hemm..lalu.."
"Alvi meledekku pi..hiks..katanya..hanya aku yang tidak akan di dampingi papi..mami.."
"Hei..tentu papi akan datang.."
Siena menggeleng, "Papi bohong,biasanya papi membatalkan janji dan hanya mengirim pak Jaka
dan mba,kata Alvi,Siena anak supir dan pembantu.."
'Sial..putra siapa Alvi ini,berani-beraninya dia..' Batin Adam geram.
"Sssshhh...princess papi tenang ya,kali ini papi pasti datang.."
"Janji..."Siena menunjukan jari kelingkingnya meminta Adam untuk berjanji.
"Janji sayang.."
Siena tersenyum,” Tapi papi bisakah kali ini papi juga ajak mami.."
Adam tertegun dengan permintaan putrinya,"Terserah papi mau ajak siapa,yang penting Siena ingin sekali merasakan memiliki papi dan mami.."
Adam tersenyum,"Tentu...apapun akan papi lakukan untuk princess kesayangan papi.."
"Yeeeyyyy...." Siena turun dari pangkuan Adam dan berlompatan saking senangnya,lalu ia
mengecup pipi Adam.
"Thank you papi..i ..love..youuuuuuu"
Adam terkekeh melihat polah putrinya yang sangat menggemaskan.
Siena berlari ke dalam rumah mencari para nanny nya.
Adam mengepalkan tanggannya lalu menelfon Alex.
"Alex..cari tahu orang tua bocah bernama Alvi,salah satu teman putriku di sekolah dan hancurkan
mereka."
“Yes sir...”
Adam segera menutup telponnya,"Biar mereka tahu cara mendidik putra mereka dengan benar.."
Adam mengeratkan rahangnya menahan amarah,'Aku harus mengajak siapa?Sial bahkan aku tak
punya kekasih' Batin Adam kesal.
Adam kemudian menelpon lagi.
“Dara...kosongkan jadwalku untuk senin besok.."
“Yes sir...”
Setelah itu Adam bangkit dan menuju kamarnya,namun pikirannya terus saja berfikir dengan
permintaan putrinya.
"Ah sial,bahkan Sifa sedang ada di Jerman,tak mungkin aku memintanya pulang untuk masalah
ini.."
Sungguh Adam lebih baik memikirkan tentang saham dari pada masalah ini.Adam duduk di
ranjangnya lalu menatap ponselnya,tiba-tiba ia tersenyum.
"Benar..aku ajak saja dia.."Gumam Adam menyeringai.Ia merebahkan dirinya dan tersenyum penuh
kelegaan.
