Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Salah faham

Untuk pertama kalinya sejak awal sampai akhir, Rendy tiba-tiba mengangkat alisnya, dan merasa terkejut dengan reaksi komisaris.

Tapi kejutan itu hanya sesaat, dan dia kembali tenang berkata, "Aku hanya menginginkannya untuk datang kemari besok pagi. Jika tidak, kalian tahu?"

Tubuh tua komisaris Burhan tampak gemetar tak terkendali, dan ekspresinya sangat tidak rela.

"Tuan, dia... Dia masih muda dan tidak tahu apa-apa. Dia adalah keponakan dan putriku satu-satunya, saya benar-benar memohon Tuan melepaskannya."

"Saya benar-benar minta maaf atas namanya. Jika dia membuat Tuan marah, nyawa saya bisa digunakan sebagai gantinya."

"Dor!"

Suara pistol terdengar dan membuat empat orang di lantai menegang.

Khusus untuk tiga pemuda dibelakang komisaris Burhan, mereka merasa sangat ketakutan dan tidak bisa untuk tidak melihat kearah atasannya sambil menahan nafas.

Mereka bertiga sangat gugup, panik dan taku, lekat-lekat mengawasi tubuh berlutut komisaris Burhan yang sebentar lagi akan mengeluarkan darah, dan jatuh lemas.

Tapi tampaknya mereka terlalu khawatir, dan ketakutan mereka tidak pernah terjadi.

Meskipun tubuh komisaris Burhan disana masih tegang dan tak bergerak, kedua tangannya masih gemetar dan menandakan jika dia hidup.

"Diawal kau sudah berkata ingin bertanggung jawab, tapi saat aku memintanya datang, kau menolaknya. Apa maksudmu?" Suara Rendy ini juga menyakinkan semua orang jika komisaris masih hidup.

"Tuan, saya memang bertanggung jawab mengambil semua kesalahan, tapi Arinda... Dia--"

"Sekarang pilih. Aku menembakkan empat peluru secara berturut-turut, atau menyuruhnya datang. Tapi kau harus ingat, bahwa akurasi tembakanku adalah 100% akurat."

Mendengar ancaman pembunuhan semacam itu, komisaris Burhan masih kekeh berlutut dan tidak bergeming sekali.

Tampaknya dia benar-benar sangat bertekad untuk melindungi Arinda, bahkan jika harus menggunakan nyawanya.

Hanya saja, tiga orang yang dia bawa sudah sangat ketakutan dan kencing di celana.

Memang sangat memalukan sebagai seorang polisi harus ketakutan sampai terkencing-kencing. Tapi mereka juga tidak disalahkan, karena Rendy ini benar-benar mengerikan.

"Komisaris... Itu, sebaiknya kita menyerahkannya--"

"Tutup mulutmu! Apa kalian ingin aku mengorbankan putriku untuk keselamatanku!?" Komisaris Burhan dengan dingin memarahi dan segera menghentikan usulan bawahannya.

"Tapi komisaris, ini... kami bertiga...."

Ketika menyangkut bawahannya, komisaris tiba-tiba terdiam tidak menjawab dan mulai ragu-ragu.

Sekalipun dia tidak menyukai tiga amatir dibelakangnya, tampaknya dia masih tidak ingin membiarkan ketiganya mati juga.

Tapi komisaris juga dilemma dan tidak bisa memutuskan siapa yang harus dipilih.

Jika harus, komisaris Burhan benar-benar berharap bahwa itu adalah dirinya yang harus di korbankan.

Sedangkan untuk para polisi muda ini, meskipun mereka bodoh, masa depannya masih panjang dan tidak ada yang tahu jika mereka akan menjadi polisi hebat dimasa depan.

Untungnya ketekunan dan tekad komisaris Burhan membuahkan hasil, dan membuat Rendy sedikit menghargainya.

"Baiklah, biarkan saja dia datang kemari, dan aku berjanji tidak akan membunuhnya."

Baru ketika komisaris Burhan mendengar janji itu, akhirnya dia bisa mengangkat kepalanya dan menghela nafas lega.

"Terimakasih atas kebaikannya, Tuan. Saya berjanji akan segera menyampaikan perintah Tuan kepadanya." Kata komisaris Burhan yang segera berjalan ke pintu keluar.

Tapi saat berjalan keluar pintu, keempatnya tampak seperti sangat buru-buru, seolah-olah berusaha melarikan diri dari sarang singa.

"Hahaha..." Bella, yang sejak awal diam tiba-tiba tertawa terbahak-bahak setelah semuanya pergi.

"Orang tua ini sungguh lucu. Padahal dia hanya diminta untuk menyampaikan pesan, tapi dia bereaksi seolah-olah seperti sedang menyerahkan putrinya ke medan perang."

Rendy juga sedikit tersenyum saat memikirkan semuanya. Tapi itu hanya sesaat sebelum kembali ke penampilan awalnya, dan mengerut kening ke arah pintu hotel.

"Ada orang yang sedang menguping diluar. Sebaiknya suruh dia pergi, karena dalam tiga hari ini, aku tidak ingin ada orang yang mendengar sesuatu dari sini."

"Kesunyian?" Mata biru Bella tiba-tiba bersinar dan senyum penantian muncul di bibirnya.

"Aku pasti akan melakukannya!"

Memikirkan apa yang selanjutnya akan terjadi, Bella dengan bersemangat segera berjalan kearah pintu keluar.

Melangkahkan kakinya dengan langkah terburu-buru dan membuka pintu dengan tidak sabar, Bella tersenyum saat melihat siapa yang ada disana..

"Julia, ini waktu yang tepat saat kamu ada disini. Aku butuh privasi dalam tiga hari ini, dan kupikir kita harus mengosongkan semua kamar di lantai ini. Jangan khawatir soal masalah yang akan datang, aku akan menanggung semuanya."

Julia, dia adalah seorang wanita muda yang sedikit lebih rendah dalam hal kecantikan dan usia daripada Bella.

Memakai pakaian formal dengan kacamata bening, serta rambut pendeknya, dia adalah asisten sekaligus agen Bella selama ini.

Pada saat ini, ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Bella, wajah profesional Julia yang sudah kesal sejak awal tampak terkejut dan mengerutkan keningnya.

"Privasi dalam tiga hari, apa maksudmu? Ooh... Tidak. Itu tidak penting." Kejutan Julia kembali menjadi amarah.

"Bella, apa kamu sadar apa yang kamu lakukan hari ini? Membuat kegemparan dengan membawa gelandangan kedalam kamar sendirian, apa kamu tidak tahu bahwa itu akan merusak reputasimu."

"Terlebih lagi kamu juga memanggil gelandangan itu sebagai "Tuan" di depan wartawan. Apakah kamu tidak memikirkan berita macam apa yang akan kamu timbulkan besok pagi?"

"Belum selesai membuat masalah, kamu juga tidak membiarkanku masuk kedalam dan lebih memilih membawanya."

"Satu pria dan wanita cantik sepertimu dalam satu kamar, kamu tahu rumor apa yang akan segera berkembang?"

"Bagaimana jika gelandangan itu melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu? Siapa yang bisa menolongmu?"

"Dan sekarang, kamu juga menyuruhku untuk mensterilkan lantai ini, apa yang kamu rencanakan? Jangan bilang bahwa kamu akan berteriak sangat keras malam ini?" Berbicara dan bertanya panjang lebar, tiba-tiba Julia ketakutan saat sampai disini.

Sebagai orang dewasa, Julia pasti paham apa yang Bella rencakan dengan meminta semua orang pergi.

Apalagi dia juga sudah kenal Bella cukup lama, dan sangat tahu bahwa wanita ini tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Kenyataannya, ketakutan Julia memang benar.

Karena, setelah Julia selesai berbicara dengan semua jenis resikonya,  Bella tampak tidak pernah menyangkal atau peduli sama sekali.

Bahkan, Julia juga melihat senyum dan antisipasi diwajahnya.

"Tidak mungkin!" Julia tiba-tiba merasa akan gila.

"Bella, kamu tahu? Kita sudah merintis karir ini selama enam tahun bersama-sama, dan aku tidak pernah menolak semua idemu. Tapi hari ini, aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu."

"Sudahlah, Julia. Ini adalah waktu yang sudah kutunggu selama enam tahun ini. Jadi, bagaimana mungkin aku akan melewatkannya?" Mengatakan ini, nada suara Bella benar-benar bersemangat dan tidak sabar.

Dari ekpresi wajahnya, Julia bahkan bisa melihat kebahagiaan dan ketidaksabaran.

Tapi Julia tidak akan membiarkannya begitu saja, dan segera berkata, "Tidak mungkin! Ini benar-benar tidak mungkin. Aku mungkin bisa menerimanya jika itu adalah orang lain, atau semua generasi kedua yang selama ini mengejarmu. Tapi jika kamu melakukannya dengan dia--"

"Cukup, Julia!" Wajah bersemangat Bella tiba-tiba berubah menjadi dingin saat mendengar kata-kata tentang Rendy.

Mengabaikannya bahwa mereka telah mengenal sejak lama, Bella memasang wajah dingin dan berkata, "Jangan menjelek-jelekkan atau bahkan sampai membandingkannya dengan pria-pria menjijikan yang selama ini hanya berpikir aku bodoh!"

"Kamu tidak tahu siap dia. Kamu tidak juga pernah mengenalnya jauh lebih dariku."

"Jika kamu memang ingin membandingkannya, hanya Dewa yang pantas disandingkan denganya."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel