Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Dewa

Dewa?

Mata dan mulut Julia melebar.

Berdiri mematung di depan pintu, dia sangat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang Bella katakan.

Dewa, bukankah itu eksistensinya yang diluar imajinasi Manusia? Membalikan awan dan menciptakan hujan, apakah gelandangan itu mampu melakukannya?

Tidak? Tidak mungkin!

Bella pasti bercanda! Tidak mungkin gelandangan barusan orang seperti itu. Ini pasti hanya kecelakaan.

Atau jangan-jangan ini karena Bella sudah diperdaya oleh pria itu dan akhirnya memanfaatkan statusnya.

Benar! Pasti pria itu melakukan sesuatu pada Bella.

Bagaimanapun, Julia telah mengenal Bella sejak lama, dan sangat tahu jika temannya ini bukanlah orang bodoh yang mudah dimanfaatkan.

Dia juga bukan wanita yang mudah percaya, terlebih lagi itu adalah seorang pria. Bahkan, Bella juga tidak pernah sedikitpun melirik pria yang benar-benar baik dan mapan.

Tapi sekarang, saat Bella sangat bersikeras dan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal hanya untuk pria tak dikenal, sesuatu pasti sedang terjadi.

Tidak.

Sebagai seorang teman dan sekaligus sahabat, Julia tidak akan membiarkannya Bella jatuh ke tangan bajingan semacam itu.

Sayangnya Bella sudah tidak ingin berdebat lagi dengannya dan berencana untuk menutup pintunya.

"Tunggu!" Bergerak cepat, Julia segera menahan pintu yang akan ditutup.

Dengan wajah serius dan tanpa menunggu Bella bertanya, Julia buru-buru berkata, "Bella, sadar Bella. Kamu adalah wanita yang cerdas dan cantik. Pikirkan baik-baik, apakah kamu tidak sedang tidak dimanfaatkan?"

Bella kembali mengerutkan kening tidak senang saat mendengar kata-kata Julia.

Tapi Julia tidak membiarkannya berkata, dan melanjutkan, "Jangan jawab dulu. Ada hal penting juga yang harus aku sampaikan. Produser Aji, produser film layar lebar yang sudah kita nantikan bertahun-tahun ini sudah datang dan menunggu kita."

"Bukankah kamu ingin ingin tampil film layar lebar? Ini adalah impian dan kesempatan yang telah kamu tunggu selama bertahun-tahun. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali!"

"Jika kamu mengambilnya, aku berjanji tidak akan pernah lagi menghentikanmu untuk tidur dengannya. Tapi sebagai teman dan sahabat, aku sangat berharap kamu mengambilnya, Bella. Aku mohon...."

Ada senyum yang muncul di wajah Bella saat Julia menyelesaikan kata-katanya.

Dia kembali membuka pintu dan tersenyum ringan berkata, "Apakah itu benar-benar Produser Aji?"

"Benar! Itu adalah dia!" Julia segera mengangguk berulang kali, dan merasa usahanya untuk membujuk Bella berhasil.

Karena dilihat dari gerakannya yang membuka pintu dan tersenyum, Bella pasti berubah pikiran.

Jika Bella benar-benar mengubah pikirannya dan pergi dari kamar ini, semuanya akan lebih mudah dilakukan.

Memikirkan itu, Julia akhirnya bisa menghela nafas lega dan tersenyum senang.

Tapi itu hanya sesaat sampai Bella tiba-tiba berkata, "Aku ingat, bukankah Aji ini adalah produser bajingan yang menginginkan aku menemaninya selama satu malam untuk berada di proyeknya?"

Bella mencibir dan dengan jijik melanjutkan, "Benar-benar sampah! Siapa yang akan berpikir akan mau makan dengan pria tua botak, gendut, dan jelek sepertinya? Tidak mungkin, Julia. Aku tidak mungkin mau berkerja dengannya."

"Tapi ini juga bagus saat dia ada disini. Karena kamu bisa bilang dan mengumumkan padanya jika aku ingin berhenti menjadi aktor film, dan hanya ingin hidup dengan orang yang kutunggu selama bertahun-tahun."

"Tentu saja, aku masih berharap kamu menempati janjimu untuk mensterilkan lantai hotel ini. Jika kamu melakukannya, aku benar-benar sangat berterimakasih padamu."

"A..." Hanya reaksi itu yang bisa Julia berikan.

Setelah semua bujukan dan kata-katanya, dia benar-benar tidak berharap Bella akan mengungkapkan keputusan semacam itu.

Berhenti menjadi bintang film, dan hanya hidup sebagai wanita biasa untuk orang yang tidak dikenal? Apakah itu layak?

Semua impian dan cita-cita yang mereka bangun selama bertahun-tahun ini dilepaskan begitu saja hanya karena pria aneh itu? Apakah ini setimpal?

Julia tidak bisa berpikir atau meresponnya sama sekali.

Dia benar-benar berdiam diri mematung di tempatnya dengan ekpresi mata dan mulutnya yang melebar benar-benar tidak percaya.

Bahkan ketika pintu sudah di tutup dan sosok Bella sudah menghilang dari balik pintu, Julia masih tetap di posisinya dan tidak bereaksi sama sekali.

"Pria itu benar-benar mengerikan!" Anto, salah satu dari pemuda yang sebelumnya masuk dengan Komisaris Burhan tiba-tiba bergumam saat baru keluar dari hotel.

"Tidak hanya mengerikan, tapi dia juga sangat dominan." Pemuda lain mengangguk setuju dan menambahkan.

"Ini adalah pertama kalinya aku melihat seseorang semengerikan itu. Hanya dengan menatap matanya saja, aku seolah-olah sedang berhadapan dengan binatang buas yang harus darah. Salah langkah saja, mungkin nyawaku akan menghilang." Pemuda lainnya juga setuju dan berkata dengan nada yang masih ketakutan.

"Apakah kalian akhirnya mengerti?" Komisaris Burhan, yang berjalan di depan ketiganya tiba-tiba berhenti dan berbalik.

Melihat tiga pemuda yang masih mengecilkan lehernya disana, komisaris kembali berkata, "Sebenarnya aku tidak ingin memberitahukan kepada kalian siapa dia sebenarnya."

"Tapi mengingat betapa bodoh dan cerobohnya kalian, aku harus mengatakan bahwa pemuda yang barusan kalian temui bukanlah orang biasa."

"Rendy Pangela, itu adalah nama aslinya. Dia adalah salah aset yang sudah berjasa buat negara dan bangsa. Dia tidak berasal dari ketentaraan atau polisi, tapi di Indonesia ini, hanya orang dengan pangkat Jendral yang bisa memerintahkannya."

"RED, itu adalah nama tabu dan sudah melegenda di luar negri."

"Ketika dia mulai bergerak, dia akan mengalirkan darah dan mencipta sungai darah merah sepanjang jalan."

"Banyak pertemuan dan misi-misi diluar negeri yang telah dilalui. Misi rahasia dan mustahil mungkin hanyalah makanan sehari-hari. Tapi luar biasanya, dia tidak pernah gagal dan tak terkalahkan."

"Bagaikan binatang buas, ketika dia sudah mengeluarkan amarahnya, tak ada seorangpun yang bisa menghentikan atau menghalanginya."

"Datang dari timur ke barat, semua orang mengenalnya sebagai R.E.D. Red Everlasting Dragon. Seorang pemuda berusia 27 tahun yang dapat membuat suatu negara ketakutan, itulah dia."

"Uhm..."

"Glek..."

"Glek.."

Menelan ludah dengan ekpresi ketakutan adalah reaksi yang tiga polisi muda itu berikan sesaat setelah komisaris Burhan bercerita.

Dua puluh tujuh tahun dan sudah memiliki reputasi semacam itu, tiga polisi muda itu tidak bisa lagi berpikir dan berkata-kata.

Mengingat usia mereka yang sebenarnya berada di tahun yang sama tapi memiliki perbedaan antara langit dan bumi, tiga pemuda Anton tiba-tiba hanya merasakan bulu-bulu di seluruh tubuhnya berdiri.

"Terakhir kali dunia tahu dan melihatnya  adalah dua tahun lalu, saat dia melakukan ekspedisi rahasia di Pegunungan Kunlun. Tapi dia mengalami kecelakaan dan menghilang selama dua tahundengan meninggalkan satu pesan terakhir.

"Pesan itu adalah sebuah permintaan untuk menjaga keluarga, dan adiknya kecilnya yang bernama Nana."

"Tapi kemarin, kediaman Keluarga Sundara yang berisikan tiga orang tiba-tiba meledak, dan gadis kecil yang bernama Nana menghilang."

"Tak lama setelah kejadian itu, tiba-tiba dia sudah muncul di kantor polisi, menyerang hampir semua petugas dan membunuh tiga orang penjaga. Menurut kalian, apa yang sedang terjadi?"

"Glek!"

"Glek!"

"Glek!"

Tiga kali suara menelan ludah adalah apa yang bisa ketiganya keluarkan.

Mereka tidak bisa lagi menjawab atau sekedar berpikir.

Karena meskipun mereka ceroboh, mereka masih bisa dengan jelas memahami arah dari semua kejadian-kejadian demi kejadian ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel