Sakit Apa?
"Astaga nona Joana, apa yang harus saya lakukan. Segeralah bangun nona," ucap bik Sora sambil menangis karena khawatir.
"Anda bisa beristirahat, aku akan menunggu disini," ucap dokter Yuan.
Sejam kemudian Joana masih belum juga bangun dan membuka matanya, dokter Yuan dan bik Sora hendak membawanya ke rumah sakit.
Namun saat dokter Yuan menggendong Joana menuruni tangga, tiba-tiba saja Joana terbangun.
"Ahh, apa-apaan ini?! Turunkan aku!" pekik Joana keras.
"Kau bangun juga nona, maaf aku akan meletakkanmu kembali."
Joana berhenti memberontak dan dokter Yuan membawanya kembali ke tempat tidurnya.
"Siapa kau? Dimana dokter Ari? Bukankah dokter Ari adalah dokter langganan kami sejak lama, bagaimana bisa bik Sora membiarkan orang asing menyentuhku?" tanya Joana dengan sedikit emosi.
Bik Sora yang sedang merapikan pakaian untuk di bawa kerumah sakit, mendengar suara nonanya, yang marah-marah, lalu segera menuju ke kamar dan menjelaskannya.
"Nona Joana tolong hentikan, dia dokter Yuan, anak dari dokter Ari. Aku tak bisa melihatmu sakit jadi aku mengiyakannya saat dokte Ari merekomendasikannya untuk memeriksa keaadaan anda nona Joana," jelas bik Sora.
Joana langsung terdiam setelah mendengar penjelasan dari bik Sora.
"Astaga, apa yang aku lakukan? Maafkan aku, aku tidak tahu bahwa anda adalah putra dokter Ari," ucap Joana.
Joana merasa menyesal atas tindakan cerobohnya itu.
"Tidak apa-apa, bagaimana keadaanmu? Bisa kau katakan padaku apa yang terjadi padamu?" tanya dokter Yuan pada Joana.
"Tidak ada yang terjadi, mungkin aku hanya terlalu kelelahan saja," sahut Joana.
"Baiklah aku akan memberikan sebuah resep untuk ditebus, dan ini nomor telfonku. Segera hubungi saat kau membutuhkan bantuan ku," ucapnya sambil mengedipkan mata, Joana terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Baiklah, terimakasih," ucap Joana yang sebenarnya ingin tertawa melihat genitnya ketika dokter Yuan mengedipkan mata.
Setelah dokter Yuan pergi, Joana kembali beristirahat, sedang bik Sora sedang pergi untuk menebus obat itu.
Malam harinya, Joana terbangun pukul tujuh malam.
'Wow, apa aku tertidur selama itu? Mengapa malam datang begitu saja?' gumam Joana yang merasa keluar dari kebiasaannya. Beberapa saat kemudian Joana duduk untuk mengumpulkan semua nyawanya.
'Hah! Sepertinya sudah saatnya bangun,' ucap Joana berbicara dengan dirinya sendiri.
Dan dia kemudian pergi mandi dan berendam selama mungkin untuk merelaksasi tubuhnya, Joana berharap itu bisa melepaskan semua hal buruk yang terjadi hari ini.
Joana mandi sekitar satu jam, setelah selesai Joana segera mengenakan piyama bercorak teddy bear imut miliknya, dan segera turun ke ruang makan. Tanpa Joana sangka seseorang sudah menunggu di bawah.
"Loh, dokter Yuan? Sedang apa kau disini? Sudah lama ya?" tanya Joana.
"Tapi aku merasa, aku sudah baik-baik saja," ucap Joana saat melihat dokter Yuan.
"Tolong berikan aku kesempatan untuk menjawab satu persatu pertanyaanmu nona, aku sedang menunggumu mandi. Sudah sekitar lima belas menit yang lalu," sahut dokter Yuan.
"Dan, ya. Aku perhatikan sepertinya kau sudah baik-baik saja, tapi. Maka dari itu aku ingin mengajakmu makan malam, bagaimana?" lanjut dokter Yuan.
Joana tersenyum dokter Yuan menjawab semua pertanyaannya.
"Hm, kau bisa saja dokter. Tapi maaf tapi sepertinya aku tidak bisa makan di luar, bik Sora sudah memasak makan malam untukku," ucap Joana menolak lembut.
"Sayang sekali, tapi seingatku bik Sora sudah tidak ku perbolehkan memasak makan malam untukmu," sahut dokter Yuan.
Joana mengernyitkan keningnya.
"Bagaimana mungkin kau bisa mengatur bik Sora? Sedang aku yang mempekerjakannya," sahut Joana.
"Tentu saja, karena aku memiliki alasan untuk kesehatanmu," ucap dokter Yuan sambil tersenyum.
"Kesehatan apa? Bukankah kau sudah memberikan resep obat padaku? Bahkan aku baru saja akan meminumnya," sahut Joana.
"Sayangnya nona, aku tahu betul sakit apa yang sedang kau rasakan," ucap dokter Yuan tiba-tiba.
"Memang apa? Jangan sok tahu," ucap Nara sambil meliriknya ketus
"Baiklah kita buat kesepakatan dulu, jika aku benar menebak. Maka kau akan makan malam denganku, bagaimana?" tawar dokter Yuan.
Joana merasa jika dokter Yuan sedikit konyol, jadi dia mengiyakan saja apa yang dokter Yuan katakan.
"Yaaa, baiklah aku setuju. Memangnya aku sakit apa dokter?" tanya Joana sambil memonyongkan mulutnya menggoda dokter Yuan.
Dokter Yuan tertawa karena merasa gemas dengan tingkah Joana.
"Hahaha, baiklah.. Jika kulihat dari hasil pemeriksaanmu, sepertinya... Kau sedang sakit hati karena pasanganmu nona Joana," tebak dokter Yuan.
Joana langsung terdiam.
"Apakah tebakkanku benar?" tanya dokter Yuan.
Suasana mendadak hening, setelah beberapa saat kemudian.
"Baiklah kali ini kau memang benar, seperti kesepakatannya aku akan makan malam denganmu dokter Yuan," sahut Joana.
"Tunggu sebentar aku akan berganti baju yang lebih layak untuk makan malam denganmu," ucap Joana.
"Haii, kau sudah sangat cantik menggunakan pakaian itu. Sudah, ayo berangkat," ucap dokter Yuan.
Rupanya putra dokter Ari ini memang suka bercanda.
'Mungkin tak ada salahnya mencoba sekedar makan malam dan berjalan jalan sebentar untuk menghilangkan stress,' pikir Joana sambil berjalan kembali ke kamarnya dengan sesekali melirik ke arah dokter Yuan.
Dokter Yuan menyadari jika Joana beberapa kali meliriknya.
'Sepertinya aku benar-benar memiliki pasien darurat sakit hati,' batin Yuan.
Lima belas menit kemudian, Joana turun. Dokter Yuan melihat Joana dengan mata terbelalak, hingga tak menyadari jika Joana telah berada di hadapannya.
"Halo putranya dokter Ari, berhentilah menatapku dengan tatapan seperti itu," pinta Joana.
"Ahh, eh. Sungguh kecantikan yang luar biasa dan sangat..."
Belum selesai dia mengucapkan pujiannya pada Joana, Joana sudah menyerobot ucapannya.
"Hadeuhh, aku sudah kelaparan. Ayo segera berangkat," serobot Joana.
"Baiklah, ayo," ucal dokter Yuan mengulurkan tangan, dan Joana merih tangan dokter Yuan begitu saja.
Di dalam mobil, dokter Yuan bertanya dimana, Joana ingin makan dimana. Dengan bersemangat Joana mengajak Yuan ke restoran favoritnya, dokter Yuan pun mengiyakan ajakan Joana.
Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di restoran favoritnya Joana. Dokter Yuan segera membukakan Joana pintu mobil dan mempersilahkannya turun.
"Silahkan turun nona Joana," ucap dokter Yuan mempersilahkan.
"Terimakasih..." sahut Joana.
Setelah itu mereka disambut oleh pelayan Mark.
"Selamat malam nona Joana, lama tak berjumpa apakah harimu baik hari ini?" sapa pelayan Mark seperti biasanya, dengan penuh perhatian.
"Aku rasa aku kurang beruntung hari ini," jawab Joana.
"Akuu dengar kau berpacaran dengan tuan Leon? Kau tahu, setiap hari dia datang kemari dan menceritakan hal-hal yang menyenangkan denganmu, setiap hari," jelas pelayan Mark.
"Benarkah?" jawab Joana dengan sedikit cuek, tidak tertarik dengan topik pembicaraan.
"lya aku sungguh-sungguh nona, tapi sepertinya saat ini kau tidak tertarik membahas itu," ucap lelayan Mark melihat kekesalan Joana pada Leon terpampang jelas di wajahnya.
Yuan perlahan memegang pundak Joana.
"Sudahlah tuan, bisakah kami melihat menu restoran ini, maaf aku baru pertama kali datang kemari," ucap dokter Yuan.
