Tamu Tak Diundang
"Baiklah tuan, maaf jika saya boleh tahu siapa nama anda?" tanya pelayan Mark seraya memberikan buku menu.
"Aku Yuan Nanda, aku seorang dokter yang sedang merawat Joana hari ini," sahut Yuan.
"Apakah kau sedang sakit nona Joana?" tanya pelayan Mark.
"Yaa, aku sedikit merasa tidak baik. Semoga setelah makan disini, menjadi lebih baik," sahut Joana.
"Lekas sembuh nona Joana, semoga kau selalu diberkahi kesehatan dan kebahagiaan," Sahut pelayan Mark dengan tulusnya.
"Terimakasih, aku pesan ini saja," ucap Joana sambil menunjuk menu sushi favoritnya.
"Aku pesan ini saja," sahut dokter Yuan.
"Baiklah tuan, tunggulah sebentar, Aku akan segera membawa pesanan kalian," sahut pelayan Mark.
Yuan meresponnya dengan senyuman.
"Dia sangat mengenalmu ya? Apakah kalian memiliki hubungan khusus?" tanya dokter Yuan menelusuri.
"Tidak, kau salah paham, jadi ini adalah tempat favoritku. Aku sangat sering kemari dan, aku suka semua makanannya terutama sushinya, sangat enak," sahut Joana.
"Mmmh, begitu."
Beberapa saat kemudian tiba-tiba, seseorang masuk kedalam restoran, Joana sangat mengenal parfum ini, Joana perlahan menoleh, dan benar saja ternyata itu adalah Leon.
"Astaga, tidak bisakah untuk beberapa hari kedepan aku tidak bertemu dengannya," gumam Joana lirih.
"Dia 'kah kekasihmu itu?" tanya dokter Yuan.
Leon datang sebagai seorang lelaki dengan aura penyesalan dan terlihat wajahnya begitu sendu, perlahan Leon mendatangi Joana.
"Joana, bisakah kita bicara sebentar?" tanya Leon untuk pertama kali saat sampai dihadapan Joana.
"Sudahlah Leon, aku sedang tidak ingin berbicara denganmu," sahut Joana.
"Baiklah jika kau tidak mau bicara berdua, biar semua orang mendengarnya," sahut Leon pilu.
Dokter Yuan menatap pria dengan penyesalan itu dengan nanar.
"Terserah kau saja, aku tidak perduli juga," jawab Joana acuh tak acuh pada Leon.
"Joana, aku adalah seorang pria yang normal dan dewasa. Sudah pasti semua laki-laki dewasa dan normal akan melakukannya, namun aku terlalu mencintaimu, maafkan aku. Aku tak mampu melakukan itu kepadamu sebelum pernikahan. Aku baru saja memberikanmu sebuah cincin dan kita akan segera dan menikah, tolong maafkan aku," ucap
dokter Yuan menutup mulutnya dengan tangan, tidak menyangka pria dihadapannya akan membuka aibnya di depan banyak orang.
"Lalu? Mengapa kau mau dengan wanita itu, jika kau memang mencintaiku! Menjijikan sekali, suka berganti ganti pasangan," cela Joana.
"Dengar, aku sungguh merasa lelah dengan semua pekerjaanku, dan lagi setiap hari aku harus melihat lekuk tubuhmu, aroma tubuhmu dan segalanya dalam dirimu, aku sangat menyukainya. Namun aku tak mampu untuk menyentuh mu, lalu akhirnya. Akhirnya... Aku melihat wanita itu menggoda ku, dan aku hanya, kami hanya bersenang-senang saja, sedang cinta ku hanya pada mu Joana," ucap Leon panjang lebar.
"Kau sungguh menjijikan Leon! Aku tak mau bertemu denganmu lagi," ucap Joana.
"Jadi, jadi. Kau ingin meninggalkanku karena hal seperti itu, maafkan aku, aku berjanji jika kau memaafkan aku kali ini, aku tak akan melakukan nya lagi," Leon mengatakan hal itu dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.
Dokter Yuan menyentuh keningnya, melihat betapa dalamnya perasaan pria itu pada Joana.
"Tidak Leon, sepertinya kita tidak berjodoh. Aku harus segera pergi, terimakasih sudah menjagaku selama ini," ucap Joana.
Setelah itu Joana beranjak pergi sambil menggandeng tangan dokter Yuan. Orang-orang di restoran itu menatap Joana yang pergi begitu saja, lalu Leon mulai berlutut dan menangis. Lalu pelayan mark datang untuk membantunya berdiri.
"Sudahlah tuan, jangan lakukan ini. k
Kau memang bersalah dan dia berhak marah, tunggulah beberapa hari lagi. Semoga semuanya segera membaik," sahut pelayan Mark.
Leon tidak menjawab dan langsung berlalu meninggalkan restoran.
***
Di dalam mobil, Joana terdiam menatap jendela mobil sepertinya ada sedikit perasaan bersalah di hati Joana.
'Bagaimana bisa seorang pria menangis seperti itu, jika dia memang tidak sungguh-sungguh mencintai wanitanya?'
Pertanyaan seperti ini mulai berkecamuk di hati dan pikiran Joana.
Lalu dokter Yuan membubarkan lamunan Joana.
"Hai, apakah kau masih mencintai nya?" tanya dokter Yuan.
"Entahlah..."
"Coba kau ingat, sejak kapan kau mencintainya..." tanya dokter Yuan lagi.
"Aku, aku... Aku bahkan tidak tahu sejak kapan aku mencintainya, dia hanya membantuku dan aku berjanji jika dia bisa membantuku mengembangkan bisnis, maka aku akan menerima pinangannya. Namun kini kupikir itu hal konyol," ucap Joana sedih.
Lalu dokter Yuan menghentikan mobilnya di suatu tempat, kemudian dia mengajak Joana pergi ke suatu tempat.
"Kemana kita?" tanya Joana.
"Turunlah..." ucap Yuan sambil mengulurkan tangannya perlahan pada Joanan dan membuatnya turun menyambut tangan Yuan.
"Wah indah sekali pemandangan kota dari sini, banyak lampu saat malam hari, sangat indah..." puji Joana.
"Aku kemari saat aku sedih, disini aku bisa berteriak, menangis tanpa seorang pun yang tahu," jelas dokter Yuan.
Joana terdiam, kemudian dokter Yuan memeluk Joana.
"Menangislah, jangan kau tahan, itu hanya akan menyakiti hati dan pikiranmu, kau bisa mengungkapkan kekecewaanmu disini, bagikan semua itu denganku," sahut dokter Yuan.
Perlahan Joana menangis sejadi-jadinya, Joana tidak mengerti mengapa dirinya menangis. Tapi rasanya sakit, kemudian Joana berteriak sesuka hatinya sampai merasa lega, dokter Yuan hanya menatap Joana dan menunggu dengan sabar.
"Ini sungguh memalukan..." ucap Joana sambil menutupi wajahnya dengn kedua tangannya.
Mereka berdua pun akhirnya tertawa bersama.
"Ini adalah hal yang benar dilakukan saat patah hati," ucap dokter Yuan.
"Yaa, terimakasih dokter Yuan, kau sungguh-sungguh membuatku merasa lebih baik," puji Joana.
"Bukan hal besar, ini sudah kewajiban ku sebagai dokter..." sahutnya.
"Apa benar pekerjaan dokter sampai sejauh ini?" tanya Joana keheranan.
"Iya, jika semua pasien sepertimu, hahaha," sahut dokter Yuan sambil terkekeh.
Kini Joana mulai memahami maksud dokter Yuan, mereka pun tertawa bersama, setelah merasa lebih baik Joana segera mengajaknya untuk pulang.
'Hatiku merasa lebih baik, Leon tidak lagi menjadi beban bagiku, semua itu karena dokter Yuan,' uap Joana sambil memeluk gulingnya dan bersiap mimpi indah malam ini.
***
Keesokan paginya, Joana membuka matanya dan bangun dengan semangat baru. Seperti ada hal menyenangkan yang akan terjadi hari ini.
"Hari ini anda nampak lebih segar dan berseri-seri nona Joana," sapa bik Sora saat melihat Joana duduk di kursi meja makan.
"Ya, hari ini aku merasa sangat sehat dan sangat bahagia, hihi," jawab Joana sambil tersenyum sendiri.
"Wahh, sepertinya pengobatan dari dokter Yuan benar-benar mujarab yaa, padahal kemarin anda nampak begitu sakit. Bahkan terlihat lebih sakit dari orang sakit, namun hari ini. Anda terlihat segar bugar tanpa beban. Saya turut bahagia nona," ucap Bik Sora sambil menitihkan air mata.
"Ah, bibik berlebihan deh. Aku kan cuman demam dikit doang," sahut Joana sambil menikmati sarapannya.
"Sakit badan mudah di obati nona, tapi jika yang sakit itu adalah hati Bahkan dunia yang indah akan hampa dan muram," ucap bik Sora mendadak puitis.
"Ah yang penting hari ini aku akan pergi ke kantor dan memeriksa segalanya seperti kebiasaanku," Joana mengucapkannya dengan bersemangat.
"Tetaplah berbahagia selalu nona." Bik Sora menitihkan air mata lagi.
"Yaya, aku berangkat dulu bik Sora."
"Baik nona ini, kunci mobil Anda nona."
