Jalinan
"Ya ... Aku ingin tahu, apakah bibik melihat pria yang membawaku pulang semalam? Apa dia mengatakan sesuatu?" tanya Joana menyelidik, dia cukup penasaran dengan apa yang terjadi semalam.
"Iya Nona Joana, semalam anda pulang dengan seorang pria berpakaian pelayan. Sebelum pergi dia meninggalkan secarik kertas dan meminta saya untuk meletakkannya di samping tempat tidur anda Nona Joana," jelas bik Sora dengan hati-hati menjelaskan.
"Begitu rupanya. Baiklah kau boleh kembali dan tolong siapkan sarapanku," titah Joana, dia sudah cukup kesiangan untuk pergi ke kantor.
"Baik Nona Joana, apakah ada hal lain yang Anda butuhkan?" tanyanya penuh perhatian. Bik Sora yang sudah mengabdi pada Joana hampir satu dekade itu sudah menganggap Joana seperti putrinya sendiri.
"Ah tidak. Aku rasa itu sudah cukup, lakukan yang ku minta saja," titah Joana sambil meraih kimono mandinya dan hendak mandi.
"Baik Nona," sahutnya lalu bik Sora segera pergi mempersiapkan kebutuhan Joana.
Joana pergi ke kamar mandi, membuka kran air dan menaburkan bath salt lalu kemudian merendam tubuhnya dalam balutan busa yang lembut. Ini sangat nyaman karena mampu menghilangkan stres pada kulitnya.
Setelah selesai mandi, Joana memilih pakaian kasual, dengan belahan dada rendah. Sesuai dengan gayanya, yang seksi. Dengan sedikit kepang pada bagian depan rambutnya, sehingga terlihat seperti bando, itu imut sekali.
***
Pagi ini Joana membatalkan rencananya untuk sarapan di rumah. Joana mengatakannya pada bik Sora, bahwa ada urusan penting dan mendesak yang harus segera dia selesaikan. Yang bukan lain adalah urusan semalam.
Joana langsung pergi ke garasi mobilnya, entah mengapa pagi ini mobil dengan logo segitiga banteng berwarna hitam terlihat sangat menawan di mata Joana.
Dua puluh menit kemudian, Joana sampai di restoran tempat pelayan Mark bekerja. Pagi ini, restoran tidak begitu penuh. Entah apa mereka yang sudah meninggalkan restoran karena pergi bekerja atau bagaimana. Hingga akhirnya Joana berkesempatan mendapatkan tempat parkir yang cukup dekat. Setelah masuk, Joana segera mencari pelayan Mark.
"Di mana pelayan Mark? Apa kalian melihatnya?" tanya Joana pada seorang pelayan wanita yang akan menyambutnya.
"Pelayan Mark ada di dala Nona, dia sedang membereskan sesuatu. Aku akan memanggilnya terlebih dahulu, tunggulah di sini Nona Joana," sahutnya pada Joana sambil memberikan Joana segelas jus jeruk sebagai minuman selamat datang.
"Terimakasih ..."
Lima menit kemudian.
"Selamat pagi Nona Joana, bagaimana kabar anda hari ini? Apa kepala anda masih pusing?" tanyanya ramah pada Joana.
"Selamat pagi pelayan Mark. Aku merasa tidak begitu baik, tapi aku penasaran dengan apa yang sudah terjadi semalam," jelas Joana dengan wajah serius. Dia benar-benar tidak bisa membiarkan dirinya dipermalukan.
Pelayan Mark hanya tersenyum yang kemudian senyumnya dia sembunyikan.
"Nona Joana, saya sudah lama mengenal Anda. Dan saya tahu jika Anda adalah seorang wanita yang tidak hanya cantik bermodalkan cantik, tapi juga pandai, lincah, elegan, dan sangat hebat dalam bisnis. Tapi saya tidak menyangka Anda bisa melakukan hal konyol seperti semalam," ucap pelayan Mark cekikikan, dia tidak bisa menahannya lagi ketika mengingat kelakuan Joana semalam.
"Sebenarnya apa maksudmu pelayan Mark? Hal konyol apa yang sudah kulakukan semalam?" tanya Joana, dia terdengar sedikit meninggikan suaranya. Apa yang pelayan Mark katakan tentang Joana adalah benar, karena itulah kedatangan Joana ingin segera meluruskan hal itu.
Pelayan Mark melihat Joana yang kesal, dia tidak lagi tertawa dan segera menceritakan panjang lebar apa yang terjadi semalam. Kemudian memberinya sebuah kartu nama, yang tidak lain adalah kartu nama pria tampan semalam yang mobilnya Joana klaim sebagai miliknya, dan terlebih lagi sikap Joana yang masih sempat memarahinya, setelah itu Joana segera pergi setelah mendengar penjelasan dari pelayan Mark.
'Astaga ... Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana jika jadi pembicaraan jika seorang Joana mabuk dan melakukan hal yang memalukan seperti itu, dasar bodoh,' Joana kesal, dia merutuki dirinya sendiri.
Tak lama kemudian Joana segera mencoba menghubungi nomor yang tertera di kartu nama itu.
Tutt ... Tutt ... Tuttt …
"Halo ..." sahut suara seorang pria dari seberang telepon.
Joana ragu untuk menjawabnya.
"Siapa ini?" sahutnya lagi karena tidak mendapat respon dari orang yang menelponnya.
'Astaga, suaranya serak dan terdengar sangat seksi,' batin Joana disambut senyumannya.
"Kau tidak sedang berimajinasi dengan suaraku kan Nona?" ucapnya tiba-tiba yang seketika membuat Joana tersadar untuk segera menjawabnya.
"Ehm ... I—itu aku, hanya ..." ucap Joana menjadi gugup dia langsung menepuk jidatnya.
'Bodoh!' umpat Joana pada dirinya sendiri.
Belum selesai Joana menjawab pertanyaannya dan sudah disambut gelak tawanya.
"Jika aku benar, Anda pasti gadis cantik di restoran semalam ya?" sahutnya dengan yakin.
"Ah, iya ini aku. Tuan Leon," jawab Joana. Jika biasanya Joana akan menjadi orang yang tidak gampang goyah, entah apa yang terjadi hari ini.
"Maaf menghubungimu di jam sibuk. Tapi bisakah kita bertemu hari ini? Aku ingin meminta maaf dan mengganti kerugianmu semalam," pinta Joana dengan tulus, sebenarnya bisa saja dia meminta orang lain untuk melakukannya atau langsung melakukan ganti rugi. Tapi Joana bukan tipe orang yang sembarangan dia tidak mau mengambil resiko.
"Benarkah? Aku pikir Anda adalah orang sibuk," jawab pria yang dipanggil Leon tadi sambil sesekali dia kembali tertawa mendengar suara Joana.
"Anda ini tak hanya cantik nona Joana, tapi juga sangat terburu-buru ya," sahutnya lagi sambil menggoda Joana.
"Maaf, mungkin aku sedikit gugup. Mengingat hal konyol semalam," terang Joana.
"Baiklah kita akan bertemu hari ini, saat makan siang," sahutnya.
"Baiklah, sampai bertemu nanti saat makan siang di restoran FJ," sahut Joana yang langsung mematikan teleponnya.
"Sampai jumpa Nona Joana," Dia tetap menjawab meskipun tahu jika Joana sudah menutup teleponnya.
'Ah, mungkin aku bisa sedikit mencari tahu dulu siapa sebenarnya pria yang bernama Leon itu. Aku perlu tahu sebelum aku makan siang dengannya,' gerutu Joana sambil kembali mengutak-atik handphonenya.
Beberapa saat kemudian Joana menghubungi Jihan, sekretarisnya di perusahaan Big Grup.
"Halo Nona Joana, selamat pagi. Apa Anda ingin bertanya jadwal Anda hari ini?" sahut Jihan saat pertama kali menjawab telepon Joana.
"Jadwalku kirimkan saja lewat email. Oh ya, Jihan, tolong kamu cari tahu tentang seorang pengusaha bernama Leon," pinta Joana, dia benar-benar mencari tahu tentang siapa sebenarnya pria bernama Leon itu.
"Baik nona Joana, siap! Saya akan segera mengirimkan jadwal Anda dan mengirimkan informasinya segera," sahut Jihan. Dia adalah orang yang sangat bisa diandalkan oleh Joana, pekerjaannya rapi, cepat dan seperti yang diinginkan oleh Joana.
"Terimakasih," sahut Joana yang kemudian mengakhiri panggilannya.
