Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Dua Puluh Tahun Kemudian

Dua puluh tahun kemudian. Setelah sepasangan suami istri itu meninggalkan Spanyol. Gadis itu tumbuh menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan pandai mereka beri nama Joana Grizelle Freya, dia adalah seorang gadis belia berusia dua puluh tahun yang sudah merintis usahanya sendiri sejak berusia sembilan belas tahun. Dia bisa dibilang adalah seorang pebisnis yang jenius, karena diusianya dia sudah begitu mapan. Joana Grizelle Freya memiliki sekitar sepuluh anak perusahaan yang berada di bawah naungan perusahaannya yang bernama Big Grup.

Joana Grizelle Freya atau yang biasa lebih akrab dipanggil Joana itu adalah Ceo dan founder—nya, maklum saja jika dia sudah sangat sukses di usia mudanya, Joana lulus dari salah satu universitas di Jakarta, saat umurnya masih 18 tahun, dengan ipk tertinggi. Tubuhnya memiliki tinggi 170 cm dengan berat badan kurang lebih lima puluh lima kilogram, dia memiliki ukuran tubuh yang cukup proposional bukan?

Joana memiliki warna kulit yang putih, warna kulitnya persis seperti mendiang sang ibu. Dengan tahi lalat yang menghiasi bawah mata sebelah kanannya, dan lesung di kedua pipinya, menambah kesan manis yang membuat orang dengan nyaman berlama-lama menatapnya. Rambutnya berwarna pirang panjang terurai.

Hari ini waktu menunjukkan pukul 8 pagi, Joana sudah bersiap untuk bergegas pergi ke tempat peresmian resort barunya yang akan di resmikannya pagi ini pukul 9 pagi.

Joana memacu mobil warna merah, dengan logo kuda larat—nya menuju gerai emas miliknya. Gerai emas adalah nama yang dia sematkan untuk tempat usahanya. Mungkin lain kali Joana memang harus benar-benar berbisnis emas.

Waktu menunjukkan pukul delapan empat puluh lima, Joana sudah sampai dan disambut oleh para pegawai.

"Selamat pagi nona muda Joana, bagaimana kabar anda hari ini?" Sambutan ramah para pegawai pada Joana.

"Selamat pagi, kabar saya sangat baik hari ini," sahut Joana dengan penuh keramahan dia senang karena semuanya sudah disiapkan seperti yang dia inginkan.

"Semoga acara hari ini, acaranya sukses dan berjalan lancar Nona," ucap mantan asisten Joana yang kini tempatkan untuk mengurusi resort barunya.

"Ya, sudah seharusnya seperti itu," ucap Joana dengan tegas. Dia tidak pernah main-main untuk bisnisnya.

Karangan bunga dan ucapan selamat sudah banyak berjejer di halaman toko hingga sampai pinggir jalan, kiriman dari para kolega dan kolega ayah Joana juga terus berdatangan sejak kemarin hingga pagi ini menjelang waktu peresmian.

Waktu menunjukkan tepat pukul sembilan pagi, tamu undangan dan kolega serta keluarga Joana sudah datang.

"Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, Grizelle Spring resort ini resmi saya buka," ucap Joana seraya melakukan pemotongan pita.

Beberapa saat kemudian, setelah selesai acara potong pita, gemuruh tepuk tangan dan ucapan selamat pun ramai menyambut Joana. Setelah itu baru Joana dan para pegawainya, mengawali pembukaan resort dengan membawa tamu undangan pergi mengelilingi sekitar resort dan melayani banyak pemesanan kamar.

Dan ternyata, dalam waktu singkat para pengunjung Grizelle Spring resort sudah kehabisan kamar yang kosong. Hingga membuat banyak pengunjung yang harus gigit jari dan kembali melakukan reservasi di lain waktu.

Tanpa terasa waktu pun menunjukan pukul lima sore, waktunya untuk pulang.

'Hari ini sangat melelahkan, aku harus segera pulang,' ucap Joana seraya masuk kembali masuk ke dalam mobilnya.

Beberapa saat kemudian Joana berhenti di sebuah restoran tempat favoritnya yang sudah jadi langganannya sejak dulu.

Restoran itu sudah berdiri sejak dua puluh tahun yang lalu dan selalu menjadi inspirasi bagi Joana, untuk selalu dapat terus berkembang, karena restoran mereka selalu ramai setiap hari. Tentunya dengan review yang baik dari para pelanggan mereka.

Saking ramainya, mobil Joana harus terparkir di tempat yang cukup jauh dari restoran. Hal itu dikarenakan begitu ramainya restoran itu, dan juga fasilitas tempat parkir yang amat luas. Dari kejauhan nampak seorang lelaki yang sudah tersenyum manis menyambut Joana.

Dia adalah pelayan di restoran itu.

"Selamat datang Ms. Joana ... Bagaimana kabarmu hari ini? Aku harap harimu menyenangkan," sapa pelayan itu, dia adalah pelayan Mark yang sudah sangat hafal pada Joana.

"Kabarku hari ini cukup baik. Dan kau tahu, hari ini adalah hari pembukaan resort baruku, sungguh sangat melelahkan tapi aku sangat menikmatinya," jawab Joana santai, saat pelayan Mark dengan sopannya menarik kursi untuk Joana dan segera mempersilahkannya duduk.

"Bagaimana Anda tidak menikmatinya Ms. Joana, aku yakin tidak lama lagi Anda akan mendapatkan hasil dari jerih payah anda hari ini," ucap pelayan Mark dengan mimik wajah yang hangat , seperti kakak pada adiknya.

Beberapa pelayan lain datang dan membawa sebotol sampanye.

"Biar ku tuangkan sampanye kesukaanmu Nona, tapi kumohon. Jangan terlalu banyak minum karena kau masih harus menyetir, oke," ucap pelayan Mark mewanti-wanti tamunya itu.

"Hahaha ..." Tawa Joana mendengar ucapan pelayan Mark. Seakan-akan pelayan Mark benar-benar kakak laki-laki Joana.

Pelayan Mark hanya nyengir kuda, ditertawakan seperti itu.

Setelah menyelesaikan makan malamnya dia segera meminta bill dan membayarnya lalu kemudian pergi pulang. Namun mungkin Joana sudah sedikit mabuk. Sehingga kesadarannya sedikit terganggu, tapi dia ingat jika hari ini dia membawa mobil berwarna merah. Setelah keluar dari restoran, sontak Joana langsung mendatangi sebuah mobil di parkiran itu.

'Aduh, mengapa kunci mobil ini tidak bisa membuatnya terbuka?' gumam Joana, sambil sedikit sempoyongan.

'Bahkan, mengapa mobil ini tak berkedip saat aku memencet tombolnya?' tanya Joana pada dirinya sendiri, sedikit ngelantur.

'Hmmm, apa mungkin mobilku sedikit error? Seperti orangnya? Hehehe ...' ucap Joana sambil tertawa pada dirinya sendiri.

Joana tidak tahan lagi, akhirnya dia memanggil pelayan Mark tadi untuk membantunya.

"Maaf Ms. Joana sepertinya ini bukan mobilmu," ucap pelayan Mark.

"Iya, ini mobilku memang sedikit eror."

Pelayan Mark keheranan mendengar penjelasan Joana, tentang kemungkinan jika mobilnya eror.

Karena dipaksa akhirnya, berbunyi—lah alarm dari mobil merah itu. Hingga banyak mata menatap Joana dan pelayan Mark.

Sesaat kemudian, seorang pria tampan datang pada mereka berdua.

"Maaf, ada apa ini? Apa yang kalian lakukan pada mobilku?" tanyanya keheranan.

"Apa tuan Leon? Ini mobil anda?" tanya Pelayan Mark.

"Hah!? Apa? Mobil anda? Hei ...! Ini mobilku, jangan asal mengakuinya ya ..." ucap Joana dengan sedikit emosi, sepertinya Joana sudah benar benar mabuk.

"Maaf, Ms. Joana, sepertinya anda benar-benar sudah mabuk, mari saya bantu anda untuk mencari mobil anda di area lain parkiran ini," ucap pelayan Mark dengan bijak.

"Maaf tuan Leon, Ms. Joana yang salah. Mungkin dia sudah mabuk berat, segala kerugian anda hari ini. Akan saya tanggungkan pada Ms. Joana esok hari," ucap pelayan Mark dengan bijaknya.

"Baiklah kuharap dia akan baik-baik saja," ucap pria itu dengan sabar.

"Ku—ucapkan terimakasih padamu tuan atas pengertiannya," sahut pelayan Mark lagi dan undur diri.

Dan benar saja, ternyata mobil Joana berada di parkiran paling belakang yang terletak agak jauh dari restoran, tapi sayangnya Joana sudah terlalu mabuk untuk menyadari itu. Malam itu Joana diantar pulang pelayan Mark yang baik hati itu.

***

Pagi harinya, Joana terbangun saat sinar mentari terang menyilaukan matanya yang masih belum sepenuhnya terbuka.

'Hmmm ... Dimana ini? Ah ... Kepalaku pusing sekali,' pertanyaan pertama yang muncul di kepala Joana.

Perlahan matanya memastikan di mana dia berada.

'Ah sepertinya ini kamarku sendiri. Tapi siapa yang mengantarku pulang semalam?' tanya Joana sambil mengucek matanya yang masih pekat.

Lalu tiba-tiba Joana menemukan secarik kertas di atas meja di samping tempat tidurnya.

'Apa ini?'

Nona Joana, ini aku pelayan Mark. Semalam aku yang membawamu pulang. besok, saat anda sudah merasa lebih baik. Datanglah ke restoran, ada yang ingin aku sampaikan. —Pelayan Mark.

Joana menepuk jidatnya setelah membaca isi secarik kertas tadi.

'Astaga, apa yang sudah aku lakukan semalam. Mengapa aku tidak mengingat apapun? Apakah aku melakukan hal konyol semalam? Aku sepertinya harus bertanya kepada bik Sora, mungkin dia tahu sesuatu,' pikir Joana sambil bergegas turun mencari bik Sora.

Bik Sora, adalah asisten rumah tangga satu-satunya di rumah Joana. Dan juga satu-satunya orang kepercayaan Joana, dialah yang menghandle segala sesuatunya ketika Joana sedang tidak berada di rumah.

"Anda memanggil saya Nona Joana?" sahutnya tenang.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel