Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. DARI HATI KE HATI

Pandangan Oma menyapu ke seluruh ruangan kemudian tatapannya berhenti pada meja belajar cucunya. "Kamu sedang belajar?"

"Iya, banyak sekali tugas kuliahku," jawab Aldo mendekati Oma. "Ada apa Oma ke sini?"

"Apa Oma tidak boleh ke sini?" Ucap Oma balik bertanya.

"Bukan tidak boleh, hanya saja tidak sepertinya biasanya Oma ke sini. Apalagi kamarku ada di atas, Oma harus hati-hati jika menaiki tangga. Suruh saja Bibi untuk memanggil aku kalau Oma perlu sesuatu denganku," jawab Aldo.

"Oma ini masih kuat untuk menaiki tangga. Kamu pikir Oma ini sudah sangat tua sampai tidak sanggup menaiki tangga?" Ucap Oma sambil duduk di sofa.

Aldo tersenyum langsung duduk di samping Oma. "Bukan begitu maksudku."

"Lalu?"

"Biar Oma tidak lelah saja," jawab Aldo bingung.

"Sama saja, kamu anggap Oma ini sudah tua," jawab Oma merengut.

Aldo tertawa kecil. "Siapa bilang Oma sudah tua? Katakan padaku, siapa yang bilang kalau Oma ini sudah tua? Biar nanti aku yang tonjok bibirnya."

Oma tersenyum menatap wajah cucu kesayangannya. "Kamu memang cucu Oma yang sangat perhatian."

"Iya dong Oma."

Oma melihat di atas meja ada beberapa kue dan secangkir teh yang masih utuh belum tersentuh. "Teh kamu sudah dingin. Kenapa tidak meminumnya?"

"Aku lupa Oma," jawab Aldo.

"Minta Bibi untuk menggantinya dengan yang hangat dan makan kuenya. Mommy kamu sengaja membuat kue kesukaanmu, hargai hasil jerih payahnya."

"Iya Oma, nanti aku makan," jawab Aldo. "Sekarang sedang tidak ingin makan apapun."

Oma menatap wajah Aldo. "Apa kamu sedang ada masalah?"

"Tidak," jawab Aldo membuang muka melihat ke arah lain. "Kenapa Oma bertanya seperti itu?"

"Kamu tidak bisa bohong sama Oma. Menatap mata Oma saja kamu tidak berani, berarti kamu memang sedang ada masalah. Ceritakan ke Oma, ada apa?"

Aldo tidak bicara lagi, bibirnya terkunci dengan pandangan jatuh ke lantai yang ada di bawah kakinya.

"Kenapa diam? Biasanya kamu selalu menceritakan semua masalahmu pada Oma. Bahkan sebelum cerita ke Mommy, kamu sudah lebih dulu cerita ke Oma."

Aldo menghela napas kemudian perlahan menyandarkan kepalanya pada bahu Oma yang lebih pendek dari tubuhnya.

"Ada apa?" Oma mengulang pertanyaannya.

"Oma," ucap Aldo pelan tetapi kemudian tidak meneruskan kalimatnya.

"Kalau tidak mau cerita, Oma tidak memaksa. Tapi setidaknya dengan kamu bercerita, itu akan meringankan beban yang ada dipikiranmu setidaknya Oma bisa memberimu nasehat atau jalan keluar."

Aldo menghela napas. "Apa Oma pernah jatuh cinta pada laki-laki lain selain pada Opa?"

"Pernah, sebelum bertemu dengan Opamu, Oma pernah dekat dengan laki-laki lain. Kenapa kamu menanyakan hal itu? Apa kamu sedang jatuh cinta?"

"Apa kekasih Oma sebelumnya adalah dari teman Oma yang sudah lama Oma kenal atau orang baru?" Tanya Aldo tanpa menjawab pertanyaan Oma.

"Ada dari teman yang sudah lama Oma kenal dan ada dari orang yang baru Oma kenal," jawab Oma mencoba membaca apa yang sedang dipikirkan cucunya.

"Apa perasaan itu sama?"

Oma mengernyitkan alisnya, tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Aldo. "Maksudnya?"

"Mantan Oma yang dari teman dan yang dari orang baru, apa rasanya sama?" Tanya Aldo.

Oma tertawa kecil. "Kalimatmu seperti sedang menayangkan rasa dari sebuah minuman. Apakah rasanya sama?"

"Aku serius Oma!" Ucap Aldo menggeser tubuhnya dan perlahan kepalanya direbahkan dipangkuan Oma.

"Apa kamu sedang jatuh cinta?" Tanya Oma mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.

"Tidak," jawab Aldo singkat.

"Kalau tidak, kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Oma.

Aldo terdiam, terlihat sekali wajahnya sedang memikirkan sesuatu.

"Masalah apa yang sedang kamu pikirkan? Ceritakan pada Oma, siapa tahu Oma bisa membantu."

"Pertanyaanku tidak Oma jawab," ucap Aldo pelan.

"Cinta itu tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta karena hati yang akan bicara. Kamu mengerti?" Tanya Oma.

Aldo diam tidak menjawab, menunggu Oma melanjutkan kalimatnya.

"Apa kamu pernah jatuh cinta?" Tanya Oma sambil tangannya terus mengelus lembut rambut cucunya.

"Belum pernah," jawab Aldo datar.

"Atau kamu sedang jatuh cinta?"

"Tidak juga," jawab Aldo.

"Atau ada yang jatuh cinta padamu?" Tanya Oma mencoba menebak.

Aldo diam, pikirannya teringat dengan teman dekatnya Karin.

Oma tersenyum. "Dengan kamu diam seperti itu, berarti ada gadis yang menyukaimu. Siapa gadis itu?"

"Tidak ada," jawab Aldo.

"Wajahmu tidak bisa bohong. Katakan pada Oma, siapa gadis itu?" Tanya Oma penasaran.

"Tidak ada Oma," jawab Aldo.

"Apa kamu menyukainya?" Tanya Oma.

Aldo diam tidak menjawab, wajahnya datar tapi terlihat pikirannya sedang berada jauh.

"Kenapa harus malu, jika kamu juga menyukai gadis itu. Siapa gadis yang beruntung itu?" Tanya Oma semakin penasaran.

"Aku tidak punya perasaan apa-apa padanya," jawab Aldo mulai mau bicara.

Oma mengernyitkan alisnya. "Kenapa?"

"Aku hanya menganggapnya teman, tidak lebih dari itu."

Oma mengangguk-angguk kepalanya pelan. "Sekarang Oma mengerti, kenapa beberapa hari ini wajahmu murung. Apa karena hal itu?" Tanya Oma.

Aldo tidak menjawab, hanya mengerjapkan matanya pelan.

"Kamu merasa tidak enak hati padanya karena kamu tidak punya perasaan yang sama padanya. Dan Oma tebak, gadis itu adalah teman dekatmu."

"Iya," jawab Aldo.

"Pantas saja kamu tadi menanyakan rasa teman baru dan rasa teman lama," kata Oma tersenyum. "Apa Oma mengenalnya?"

"Iya," jawab Aldo datar.

"Biar Oma tebak!" Oma nampak berpikir, mengingat semua teman-teman gadis cucunya.

"Oma beberapa kali bertemu dengannya," ucap Aldo pelan.

"Apa gadis itu Karin?" Tanya Oma.

Aldo menghela napas tanpa menjawab tapi Oma tahu kalau itu sebuah jawaban. "Gadis itu cantik. Kenapa kamu tidak menyukainya?"

"Aku hanya menganggapnya teman, tidak lebih dari itu. Tidak ada perasaan apa-apa padanya," jawab Aldo.

"Padahal dia gadis yang cantik dan Oma juga lihat, gadis itu sangat baik," kata Oma.

"Tapi aku tidak ada perasaan padanya Oma," kata Aldo.

Oma tersenyum. "Memang benar kalau hati itu tidak bisa dipaksakan tapi apa kamu sama sekali tidak punya perasaan apa-apa padanya? Padahal yang Oma lihat, gadis itu sangat dekat denganmu. Mungkin orang yang tidak mengenalmu bisa mengira kalau Kiran itu adalah kekasihmu."

"Dekat juga, aku hanya menganggapnya teman saja tapi semakin ke sini, aku melihat Karin semakin menyukaiku," kata Aldo.

"Darimana kamu tahu kalau dia menyukaimu?"

Aldo diam tidak bicara lagi, menatap wajah Omanya.

"Apa dia mengungkapkan perasaannya padamu?" Tanya Oma.

Aldo terlihat mengernyitkan alisnya, tatapannya jatuh pada wajah Oma tetapi pikirannya sedang mengingat kejadian beberapa hari yang lalu antara dirinya dan Karin.

"Hai!" Oma menepuk pipi Aldo. "Kenapa malah bengong? Ceritakan pada Oma, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Karin?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel