Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. ALDO KANTINO VINCENZO

Jauh dari tempat tinggalnya Lili Ercilia Alegra, di sebuah kota yang penuh dengan hiruk pikuk orang-orang yang mencari secercah harapan, terlihat seorang pria muda dengan paras tampan sedang duduk merenung sendiri di dalam kamar yang bernuansa putih. Matanya menatap kosong ke arah lukisan yang terlihat abstrak, entah apa yang sedang dipikirkannya.

"Aldo!" Pintu kamar terdengar diketuk dari luar.

Pandangan Aldo beralih ke arah pintu kamar yang bercat coklat. "Iya Mom!"

"Buka pintunya sayang!"

Perlahan Aldo bangun dari sofa yang sudah lama dia duduki kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Lama sekali buka pintunya," terlihat wajah wanita keibuan sedang tersenyum begitu pintu kamar terbuka.

"Masuk Mom," ucap Aldo membuka pintu lebar-lebar.

"Sedang apa kamu?" Tanya Mommy langsung masuk berjalan dengan anggunnya melewati Aldo yang sedang berdiri memegang daun pintu.

"Tidak sedang apa-apa," jawab Aldo menutup kembali pintu kamarnya.

Mommy menyapu pandangannya melihat keadaan kamar yang sedikit berantakan. "Kenapa kamarmu kacau sekali Aldo?!"

"Kacau apanya? Tidak ada yang kacau," jawab Aldo duduk kembali di sofa yang tadi ditinggalinya.

Mommy masih berdiri melihat beberapa kepalan kertas yang berserakan dilantai. "Itu apa?!"

"Hanya kertas," jawab Aldo santai.

"Lalu itu?!" Tanya Mommy lagi begitu melihat beberapa baju yang tergeletak begitu saja di atas tempat tidur.

"Hanya baju," jawab Aldo datar.

"Selalu jawabanmu hanya dan hanya," ucap Mommy mendekati tempat tidur yang berantakan.

"Mommy mau apa ke sini?" Tanya Aldo.

"Memangnya Mommy tidak boleh ke sini, masuk ke kamarmu?" Tanya Mommy mengambil satu per satu pakaian yang ada di atas tempat tidur.

"Bukan tidak boleh. Hanya saja, tidak biasanya Mommy mencariku. Biasanya menyuruh Bibi untuk memanggilku," jawab Aldo.

"Bibi sedang ke supermarket membeli kebutuhan dapur," jawab Mommy.

"Sudahlah Mom, biarkan saja pakaian itu. Biar nanti Bibi yang merapikannya," ucap Aldo melihat Mommy yang kerepotan merapikan tempat tidurnya.

"Dasar jorok! Bagaimana mungkin kamu betah tinggal dalam kamar yang berantakan begini," omel Mommy. "Nanti suruh Bibi untuk mengganti seprei yang sudah bau ini."

"Iya," jawab Aldo datar. "Mau apa Mommy mencariku?"

"Hanya ingin melihatmu saja," jawab Mommy mengalihkan pandangannya pada meja belajar yang juga berantakan.

"Biarkan saja itu Mom!" Cegah Aldo begitu melihat Mommy berjalan ke arah meja belajarnya. "Aku sedang mengerjakan banyak tugas dari kampus."

"Memangnya tidak bisa ya, kalau meja belajarmu itu rapi?" Tanya Mommy.

"Bisa kalau sudah selesai," jawab Aldo dengan polos.

Mommy hanya bisa menghela napas, niatnya untuk merapikan meja belajar Aldo diurungkannya karena Aldo melarangnya. "Ya sudah, kamu rapikan sendiri!"

"Tenang saja, nanti Aldo rapikan."

Mommy duduk disamping Aldo. "Apa kamu banyak tugas kuliah akhir-akhir ini?"

"Iya."

Mommy melihat wajah Aldo yang terlihat murung. "Apa kamu ada masalah?"

"Maksud Mommy?" Aldo balik bertanya.

"Kenapa wajahmu kusut seperti baju yang belum disetrika Bibi?"

"Aku hanya lelah saja, baru selesai mengerjakan tugas. Mommy lihat sendiri bukan? Meja belajarku yang berantakan," jawab Aldo menghindari tatapan Mommy.

"Kamu tidak bisa bohong dari Mommy. Kamu memang sedang ada masalah. Ceritakan pada Mommy, ada apa?"

"Tidak ada," jawab Aldo.

Mommy tersenyum menatap wajah anaknya. "Baiklah kalau kamu tidak mau cerita, Mommy juga tidak akan memaksa."

"Memang tidak ada," ucap Aldo berusaha tenang.

Mommy bangun dari duduknya. "Mommy tadi membuat kue kering kesukaanmu. Turunlah! Kita duduk di taman sambil minum teh."

"Aku malas ke luar," jawab Aldo.

"Kalau begitu, nanti Mommy suruh Bibi mengantar kue dan tehnya ke sini." Mommy langsung pergi meninggalkan Aldo yang duduk sendirian di sofa.

Aldo menghela napas, apa yang tadi dikatakan Mommy memang benar jika dirinya memang sedang ada masalah tapi dirinya tidak bisa menceritakan apa yang sedang dipikirkannya.

Ke luar dari kamar Aldo, Mommy langsung pergi mencari asisten pribadinya di dapur. "Bibi! Bi Suti!"

"Iya Nyonya," jawab Bi Suti dari belakang.

"Bawakan kue dan teh hangat tawar ke kamarnya Aldo."

"Iya Nyonya," jawab Bibi segera menyiapkan apa yang telah diminta majikannya.

"Bibi."

"Iya Nyonya," jawab Bibi.

"Apa kamu tahu, kenapa Aldo murung?" Tanya nyonya rumah.

Bibi mengernyitkan alisnya. "Tuan muda Aldo murung?"

"Iya, tadi aku baru saja ke luar dari kamarnya. Terlihat jelas wajahnya murung."

"Bibi tidak tahu Nyonya. Tapi yang Bibi lihat tadi, sepertinya Tuan muda Aldo baik-baik saja," jawab Bi Suti.

Nyonya rumah menghela napas. "Baiklah Bi, segera bawa kue dan teh hangatnya ke kamar Aldo."

"Iya Nyonya, ini juga sudah siap. Mau Bibi antar ke kamar Tuan muda," jawab Bibi. "Permisi Nyonya." Bibi langsung pergi meninggalkan majikannya di dapur.

Mommy menghela napas. "Ada apa dengan anakku? Sepertinya dia sedang ada masalah tapi aku tidak bisa memaksanya untuk menceritakan apa yang sedang dipikirkanya. Biarlah dia sendiri yang menceritakannya padaku nanti."

Melihat Bi Suti telah hilang dari pandangannya, Mommy segera pergi melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya.

"Tuan!" Panggil Bi Suti begitu sampai di depan pintu anak majikannya.

"Masuk Bi!" Terdengar suara jawaban dari dalam.

Bi Suti dengan perlahan segera membuka pintu kamar. "Teh hangat dan kuenya Tuan. Nyonya yang meminta Bibi untuk membawanya ke sini."

"Iya Bi. Simpanlah di atas meja," jawab Aldo yang sedang duduk menghadap meja belajarnya.

Bi Suti segera menyimpan teh yang masih mengeluarkan asap putih dan kue di atas meja kemudian pandanganya melihat tumpukan baju di atas sofa. "Tuan."

"Apa Bi?" Jawab Aldo tanpa melihat.

"Apa ini pakaian kotor?" Tanya Bi Suti.

"Iya, cuci semua itu Bi," jawab Aldo. "Di kamar mandi juga masih ada."

"Bukankah setiap hari Bibi selalu mengambil pakaian kotor, kenapa ini banyak sekali pakaian kotornya Tuan?"

Aldo tidak menjawab, pandanganya fokus melihat layar laptop yang ada didepannya.

Tanpa banyak bicara lagi, Bibi segera masuk ke dalam kamar mandi dan tidak lama kemudian sudah ke luar lagi dengan membawa keranjang pakaian kotor. "Tuan, apa hanya ini saja pakaian kotornya?"

"Ada jaket yang aku gantung di kamar mandi. Itu juga kotor," jawab Aldo.

Bibi masuk lagi ke dalam kamar mandi untuk mengambil jaket majikannya. "Ini sudah Bibi ambil."

"Bibi, apa Mommy ada di bawah?" Tanya Aldo.

"Iya Tuan," jawab Bibi, pandangannya melihat kertas-kertas kepalan yang berserakan di lantai. "Tuan, Bibi mau membersihkan kertas-kertas ini."

"Nanti saja Bi, aku juga belum selesai. Nanti kotor lagi," jawab Aldo. "Kalau Bibi sudah selesai, ke luar saja."

"Iya Tuan," jawab Bibi kemudian pergi meninggalkan Tuan mudanya yang masih fokus melihat layar laptop.

Tidak lama kemudian terlihat ponsel berwarna silver yang ada disampingnya bergetar menandakan ada panggilan telepon masuk. "Siapa yang meneleponku?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel