Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 3 Pemotongan Kue Pernikahan

Acara terus berlanjut,

“Hadirin dan tamu undangan sekalian. Kini tiba saatnya kedua mempelai akan melakukan pemotongan kue pernikahan,” seru sang MC dengan sangat antusias.

Acara potong kue di pernikahan antara William Danielson dan Amelia Joanna Lewis, tiba juga. Semua mata tertuju pada kue yang dipajang di tengah ruangan. Kue pernikahan itu begitu mewah dan mengagumkan, membuat semua tamu dan undangan sangat terpesona.

Kue tersebut berdiri tinggi di atas meja dengan lapisan krim putih yang sempurna. Setiap lapisan kue terlihat begitu lembut dan menggoda, seolah-olah memanggil semua orang untuk mencicipinya. Kue ini benar-benar sebuah karya seni yang menakjubkan.

Warna putih murni dari krim kue itu dipadukan dengan sentuhan emas yang elegan. Di sekeliling kue, terdapat hiasan bunga-bunga segar yang cantik, memberikan sentuhan alami yang menambah keindahan kue tersebut. Bunga-bunga tersebut terdiri dari mawar merah muda, anggrek putih, dan daun hijau yang segar. Mereka memberikan aroma yang harum dan memikat, membuat semua orang terpesona.

Tidak hanya itu, kue ini juga dihiasi dengan berbagai macam buah-buahan segar. Potongan stroberi merah yang segar dan manis, irisan kiwi hijau yang segar, dan potongan anggur ungu yang menggoda, semuanya terhampar di sekitar kue. Buah-buahan ini memberikan sentuhan segar dan sehat pada kue yang begitu mewah.

Kue ini memiliki banyak lapisan yang terlihat begitu sempurna. Setiap lapisan terbuat dari kue yang lembut dan lezat, diisi dengan krim yang lembut dan manis. Setiap gigitan pasti akan memberikan kenikmatan yang tak terlupakan.

Di puncak kue, terdapat patung pengantin yang terbuat dari coklat putih. Patung ini begitu detail dan terlihat seperti miniatur William dan Amelia. Mereka berdiri berdampingan dengan senyum bahagia di wajah mereka, seolah-olah keduanya benar-benar hidup di dalam kue tersebut.

“Olin, Eve. Kue pernikahan Willy dan Amel sungguh begitu memukau, ya!” celetuk Marsha salah satu sahabat dari Amelia.

“Yes, aku juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Marsha,” sambung Olin, yang dibalas anggukan oleh Eve.

Semua tamu dan undangan memang sungguh terpesona dengan keindahan kue ini. Mereka beramai-ramai mengambil kamera untuk mengabadikan momen ini. Suasana penuh kegembiraan dan kekaguman mengisi ruangan saat William dan Amelia bersama-sama memegang pisau untuk memotong kue.

“Kami persilahkan kedua mempelai untuk memotong kuenya,” ujar MC itu lagi.

Saatnya tiba waktunya bagi William dan Amelia untuk memotong kue pernikahan mereka. Keduanya berdiri berdampingan di depan kue yang megah, dengan senyum bahagia di wajah keduanya. Semua tamu dan undangan mengamati dengan antusias, menahan napas menanti momen ini.

Dengan hati-hati, William dan Amelia menggenggam pisau bersama-sama. Mereka saling menatap dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Seolah-olah dunia di sekitar mereka berhenti sejenak, hanya ada mereka berdua dalam momen ini.

"Dengan ini, saya William Danielson dan istri saya, Amelia Joanna Lewis akan mulai memotong kue pernikahan kami sebagai tanda awal perjalanan hidup bersama yang akan kami lewati dengan indah," ujar William dengan suara yang penuh emosi kebahagiaan.

Amelia tersenyum lembut, menatap William dengan penuh cinta.

"Iya, ini adalah momen yang kita tunggu-tunggu. Bersama-sama, saya dan William akan menjalani kehidupan yang penuh cinta dan kebahagiaan," balas Amelia dengan suara yang penuh keyakinan.

“Ayo semua para hadirin tamu dan undangan. Kita mulai berhitung untuk memulai aba-aba agar kedua mempelai memotong kue pernikahan ini,” seru sang MC lagi.

“Satu … dua … tiga ….!” teriak MC dan semua orang yang ada di dalam ballroom tersebut serentak.

Seiring dengan itu William dan Amelia kemudian meluncurkan pisau itu ke dalam kue, memotongnya dengan hati-hati. Lapisan demi lapisan kue terbuka, mengungkapkan kelezatan yang ada di dalamnya. Semua tamu dan undangan bertepuk tangan dengan antusias, memberikan semangat dan kebahagiaan kepada pasangan pengantin baru ini.

“Mari kita berikan tepuk tangan kepada kedua mempelai! Silahkan untuk berikutnya Anda berdua bisa saling berhadapan dan suap-suapan,” ucap sang MC lagi.

Setelah memotong kue, William dan Amelia saling menatap dengan penuh cinta. Mereka mengambil potongan kue dengan sendok kecil, lalu saling memberikannya satu sama lain. Dalam setiap suapan, keduanya saling menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang mendalam.

"Sungguh, aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai pasangan hidupku, Amelia … Sayangku," ucap William dengan suara lembut, sambil memberikan suapan kue pertamanya kepada sang istrinya dan menggenggam tangan Amelia dengan sangat erat.

Amelia tersenyum dan ikut menggenggam tangan William dengan lembut.

"Aku juga merasakan hal yang sama, William. Setiap hari bersamamu adalah anugerah terindah bagiku," balas Amelia dengan suara yang penuh kasih kepada suaminya.

Saat keduanya saling suap-suapan, tatapan mereka penuh dengan cinta dan keintiman. Pasangan pengantin itu menghabiskan setiap suapan dengan penuh kebahagiaan, menikmati momen indah ini dengan sepenuh hati. Semua tamu dan undangan melihat dengan penuh kekaguman dan terharu.

David dan Adam, kedua sahabat dari William ikut senang melihat sahabatnya berbahagia hari ini.

Suara tepuk tangan yang meriah mengisi ruangan, menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan semua orang dalam momen ini. Semua tamu dan undangan turut merasakan kehangatan dan cinta yang terpancar dari William dan Amelia.

Namun tidak dengan Julius, yang menatap sinis kepada kedua mempelai. Terlebih pria itu melihat ke arah William dengan tidak suka.

“Tunggu saja pembalasanku, William!” geramnya dalam hati.

Ternyata bukan hanya sang pria satu-satunya orang yang tidak menyukai pernikahan William dan Amelia. Amber, gadis yang pernah singgah di hati William ikut tidak terima dengan pernikahan sang mantan kekasih dengan Amelia.

“Cih! Apa cantiknya tuh Si Amelia! Cantikan juga aku! Mata William pasti sudah juling! Masa lebih memilih dia daripada aku! Awas saja! Aku akan mengacaukan pernikahan kalian!” kesalnya dalam hati.

Kembali ke acara pemotongan kue pernikahan,

“Untuk kedua mempelai, dipersilahkan agar memberi suapan kue ulang tahun kepada para orang tua,” ujar sang MC kepada mereka.

Setelah saling suap-suapan dengan penuh cinta, tiba saatnya William dan Amelia memberi suapan kue pernikahan itu kepada orang tua mereka. Orang tua William, Daddy Amos dan Mommy Martha, serta orang tua Amelia, Daddy Hans dan Mommy Stella, keempatnya segera berkumpul di sekitar meja dengan hati yang penuh haru dan bahagia.

William dengan lembut mengambil sepotong kue pernikahan dan mengulurkannya kepada Daddy Amos, sambil berkata,

"Ini untukmu, Daddy. Terima kasih atas semua dukungan Daddy selama ini. Aku sangat beruntung memiliki seorang ayah seperti Daddy."

Daddy Amos tersenyum bangga dan menjawab,

"Terima kasih, William. Kamu adalah putra Daddy yang luar biasa. Daddy sangat bahagia melihatmu akhirnya menemukan cinta sejatimu."

William kemudian mengambil sepotong kue dan memberikannya kepada Mommy Martha sambil berkata, "Mommy, ini untukmu. Terima kasih atas semua nasihat dan cinta yang Mommy telah berikan selama ini. Aku sangat berterima kasih memiliki seorang ibu seperti Mommy."

Mommy Martha tersenyum penuh haru, tangannya gemetar sedikit saat menerima suapan kue dari putranya William.

Sang ibu berkata dengan suara yang penuh emosi,

"William, kamu adalah anak yang luar biasa. Mommy sangat bangga denganmu."

Lalu tiba-tiba giliran Amelia memberi suapan kue untuk ayah dan ibunya.

“Daddy ini kue spesial untuk Daddy dariku,” tutur Amelia sambil mencoba menahan air matanya.

“Putri, Daddy … berbahagialah bersama William. Dia pria yang tepat bagimu,” ucap sang ayah juga turut terharu.

Kemudian Amelia memberikan kue ulang tahun untuk ibunda tercinta.

“Mommy .. ini kue untukmu,” seru Amelia. Air matanya seketika mulai jatuh dari pelupuk matanya. Dia sudah tidak dapat membendungnya lagi.

Mommy Stella pun menerima suapan kue dari putrinya. Kemudian setelah itu, Mommy Stella memeluk Amelia dengan.

“Mommy, terima kasih untuk semua kasih sayang dan cinta kasih dari Mommy untukku,” lirih Amelia kepada ibunya.

“Iya, Amel. Mommy akan selalu berdoa untukmu dan William. Semoga pernikahan kalian langgeng selamanya,” ujarnya penuh haru.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel