Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 6

BAB 6: TRUTH REVEALED

ADEGAN 1: KEJUTAN - PENGUNGKAPAN KEBENARAN

Sella bertarung dengan sebisanya menggunakan teknik yang diajarkan Mike. Gerakannya elegan dan tepat, membuat Hans terpojok. Dalam kemarahan, Hans menyuruh tiga anak buahnya yang tersisa menghalangi Sella.

SELLA (melempar dua pisau terbang dengan akurat)

"Sial! Jangan kabur kau! Hiyaa…"

JREEP .. SREEP.. Dua anak buah Hans terkena pisau di bahu dan paha, tapi satu yang tersisa segera mendekati Sella dan mereka duel 1 lawan 1 dengan sengit.

Sementara itu, Mike diikat di kursi di ruangan sebelah, tapi matanya masih berbinar penuh harap. Hans yang berhasil lolos dari Sella masuk dengan wajah marah.

HANS (menghadapi Mike)

"Di mana dokumen aslinya, Mike Ompong? Cepatlaah…?? Jangan buat waktu!"

MIKE (tersenyum tenang, percaya diri)

"Sella sudah datang yah? Dan kau kira Sella datang sendirian?"

Tepat saat Hans akan memukul Mike, sirine polisi berbunyi keras. Bukan cuma satu atau dua, tapi belasan mobil polisi. Pintu terbanting, puluhan polisi berseragam dan berpakaian preman masuk dengan senjata terhunus.

KAPOLRES (50an) masuk dengan langkah tegap.

"Sudah cukup, Hans. Kami sudah awasi kalian selama 6 bulan."

ADEGAN 2: PENGAKUAN HERY - MOMEN ROMANTIS

Sebelum konfrontasi terakhir dengan Hans, Hery menarik Sella sebentar ke ruangan samping. Wajahnya sangat serius—jarang terlihat seperti ini.

HERY (memegang bahu Sella)

"Sel... ada yang mau aku bilang. (tarik napas) Kalau... sesuatu terjadi padaku nanti..."

SELLA (langsung memotong, wajah khawatir)

"Jangan bilang begitu! Kita akan baik-baik saja! Kita selalu bisa mengatasi semuanya bersama!"

HERY (memegang tangan Sella, suara lembut tapi tegas)

"Dengarin dulu. Aku... dari SMP selalu naksir sama kamu. (Sella terkesima) Tapi takut merusak persahabatan kita. Takut kalau kita pacaran lalu putus, persahabatan kita hancur."

SELLA (terkejut, wajah memerah)

"Ry... aku... aku tidak pernah menyangka..."

HERY (tersenyum manis)

"Gak usah jawab sekarang. Cuma pengen kamu tau aja. (menatap mata Sella) Aku fight hari ini bukan cuma karena Mike... tapi karena kamu. Karena masa depan kita."

Sella terdiam, tapi tangannya menggenggam tangan Hery lebih erat. Sebuah pemahaman baru tercipta antara mereka.

ADEGAN 3: PERTARUNGAN TERAKHIR - PENYELESAIAN

Hans mencoba kabur melalui jendela. Tapi Fred sudah menunggu di sana dengan pasukan kecil—beberapa teman lama Mike yang masih setia.

FRED (berdiri dengan bangga, lengan masih diperban)

"Sudah cukup, Hans. Ini sudah berakhir. Turunkan senjatamu."

HANS (tertawa sinis)

"Ah, udah luka aja masih tengil kau.. ayooo… coba hentikan aku!"

Hans melompat, tapi dari atas atap, Hery yang sudah bersiap menembakkan peluru karet tepat ke bahu Hans.

DOOR! Hans terjatuh kesakitan, tapi masih berusaha melawan.

ADEGAN 4: REDEMPTION - PENGAMPUNAN

Hans terbaring kesakitan, perutnya berdarah. Mike berlari mendekatinya, memeluk tubuh Hans yang sekarat—bukan dengan kemarahan, tapi dengan kasih sayang.

MIKE (suara bergetar, penuh penyesalan)

"Anakku... maafkan Om. Om seharusnya lebih memperhatikanmu. Om seharusnya jelaskan semuanya dulu, bukan menghilang begitu saja."

HANS (tersedu-sedu, darah di mulutnya)

"Om Mike... aku... aku hanya ingin... jadi sepertimu... ingin kau bangga padaku..."

Hans pingsan di pelukan Mike. Air mata Mike jatuh pertama kalinya dalam dua puluh tahun—air mata penyesalan dan kelepasan.

HERY (mendekati Fred sambil menatap Hans)

"Lah, anaknya? Ponakannya kali? Atau anak didik? Gimana sih ini ceritanya?"

FRED (menggeleng)

"Bodooh, itu tadi adegan giliranku hajar Hans, eh malahan kau yang tembak.. serakah deh..."

HERY (merangkul Fred)

"Kelamaan sih nungguinmu... hahaa... lagian kau masih luka, musti istirahat."

Mereka berdua tertawa, melepas ketegangan yang sudah menumpuk berhari-hari.

oke lanjutkan dan kasih aku beberapa bonus atau suprise juga boleh

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel