Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4. Membuat perkataanmu menjadi kenyataan

"Dasar gadis yang sangat ceroboh! Apa yang kau lihat anak kecil?" ucap Arkan yang merasa kesal karena ulah kecerobohan dari gadis berseragam abu-abu yang menabraknya, membuat ponsel miliknya terjatuh.

Zaara tidak berkedip menatap ke arah pria yang baru saja membuka kaca mata hitamnya, ia mengamati pria berparas tampan dengan rahang tegas, netra pekat dengan bulu mata lentik serta alis tebal berwarna hitam dan hidung mancung, serta bibir tebal yang membuatnya terlihat sangat keren dan maskulin.

Karena merasa sangat gugup, ia mulai mengeluarkan suaranya yang tercekat di tenggorokannya. "Maaf Om, aku tidak sengaja karena tadi terburu-buru."

"Kembalikan ponselku! Apa kamu mau membawanya kabur? Kamu bukan pencuri kecil yang berkeliaran di bandara dengan memakai seragam SMA kan?" Arkan mengamati penampilan dari gadis di depannya mulai dari ujung kaki yang masih memakai sepatu sekolah itu sampai ke ujung kepala.

Netra pekatnya berhenti pada 1 titik di wajah baby face dengan mata bulat dilengkapi bulu mata lentik dan hidung mancung, serta bibir tipis yang seolah menunjukkan belum pernah dijamah oleh kaum Adam.

"Gadis ini terlihat cukup menarik untuk seumuran ABG," gumam Arkan.

"Maaf Om, aku bukan pencuri seperti yang Om tuduhkan. Akan tetapi ...."

Zaara tidak melanjutkan perkataannya karena ia sedang berakting dengan cara menampilkan wajahnya yang memelas untuk mencoba mencari perhatian dari pria yang sangat membuatnya tertarik.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tanpa perlu susah-susah mencari, akhirnya aku menemukan pria yang aku cari. Aku harus membuatnya mau menerimaku sebagai sugar baby, batin Zaara.

Arkan mengerutkan keningnya, karena merasa penasaran dengan perkataan dari gadis di depannya yang tidak melanjutkan perkataannya. "Akan tetapi? Kenapa tidak dilanjutkan?"

Zaara langsung memegangi tangan pria yang tengah menatapnya. "Aku memang berniat mencuri ponsel Om tadi, karena akan menjualnya untuk biaya sekolah aku, Om. Aku sudah menunggak SPP 5 bulan karena Ayahku hanya tukang ojek, sedangkan Ibuku sudah meninggal 5 tahun yang lalu." Menampilkan wajahnya yang sudah berkaca-kaca dan juga berpura-pura memelas.

Arkan masih berwajah datar dan masih mencerna perkataan dari gadis berseragam abu-abu itu dan sesekali melihat penampilannya yang sama sekali tidak membawa apa-apa.

"Jadi benar kamu adalah seorang pencuri yang berkeliaran di bandara? Astaga ... petugas di sini tidak bisa bekerja dengan baik?" Arkan mengarahkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju seragam SMA gadis di depannya dan membawanya untuk berjalan. "Ayo, ikut aku! Kamu harus diserahkan pada yang berwajib agar diberi pengarahan."

Mendengar perkataan dari pria tampan yang akan menyerahkannya kepada petugas keamanan, membuat jantung Zaara seketika berdetak sangat kencang karena merasa ketakutan.

Mati aku, jika sampai Papa tahu aku berakhir di kantor polisi, aku akan dihukum berat dengan tidak diizinkan keluar kamar nih. Astaga, ini Om benar-benar nggak punya hati ya! Kalau nggak tampan, sudah kutonjok mukanya dan langsung kabur. Menyebalkan, batin Zaara.

Dengan wajah penuh dengan sorot kekhawatiran, Zaara mengamati suasana di sekitar bandara dan berusaha untuk memutar otak agar bisa merubah pikiran dari pria yang sudah menarik kerah bajunya.

"Om, jangan serahkan aku ke pihak keamanan. Aku mohon Om. Ayahku punya riwayat penyakit jantung, aku tidak ingin Ayah kumat gara-gara mendengar putri satu-satunya menjadi seorang pencuri di bandara. Aku mohon, Om!" 

Karena merasa sangat takut mendapatkan masalah, Zaara sudah mengeluarkan jurus andalannya, yakni menangis tersedu-sedu di depan pria tersebut. Dan ia sengaja mengeraskan suara tangisannya agar semua orang di bandara melihat ke arahnya.

"Om, jangan kejam padaku! Ini anakmu Om," ucap Zaara dengan berakting mengusap perutnya disertai suara serak dan masih menangis terisak.

Sontak saja kalimat kebohongan dari gadis di depannya itu berhasil membuat banyak orang yang melintas menatap ke arahnya dengan tatapan penuh kebencian. Tentu saja Arkan merasakan malu yang amat luar biasa karena berhasil dikerjai oleh gadis di bawah umur.

"Bulshit, apa yang sedang kamu bicarakan gadis penipu!" Arkan menatap tajam gadis yang sudah berurai air mata di depannya.

"Aku tidak mau menggugurkan kandunganku ini Om, karena aku sangat mencintai anak kita. Ini adalah buah cinta kasih kita Om," ucap Zaara yang semakin menjiwai aktingnya.

"Astaga, jika ada sutradara yang melihat aktingku ini, mungkin aku langsung diterima menjadi artis. Ternyata 5 tahun sering menangis gara-gara ular betina itu, membuatku pandai berakting karena sangat mudah untuk mengeluarkan air mata," gumam Zaara.

Arkan yang sudah melepaskan kerah seragam gadis kecil itu seketika melayangkan tinjunya ke udara karena merasa sangat kesal. Bahkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa saat dikerjai oleh anak kecil. Karena merasa sangat malu mendapatkan tatapan tajam dari orang-orang yang berada di Bandara, membuatnya langsung menarik pergelangan tangan dari gadis berseragam abu-abu itu ke arah mobil yang baru saja datang untuk menjemputnya. 

"Selamat datang di Jakarta, Bos," ucap pria muda yang merupakan anak buah dari Arkan dan menatap ke arah gadis SMA yang ditarik masuk ke dalam mobil.

Tanpa menjawab salam dari bawahannya, Arkan sudah masuk ke dalam mobil dan menoleh ke arah gadis yang tidak diketahui namanya itu. "Siapa namamu gadis penipu?"

"Zaara Om, maafkan aku yang telah berkata sembarangan tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa, Om. Aku hanya tidak ingin berurusan dengan pihak keamanan yang nanti akan menghubungi Ayah yang punya riwayat penyakit jantung. Karena itulah tadi aku tidak ada pilihan lain selain berbohong di depan semua orang agar Om segera pergi dari sana. Maaf Om," ucap Zaara yang memegangi tangan dari pria yang menatapnya dengan tatapan menusuk.

Tanpa memperdulikan rengekan dari gadis kecil di sebelahnya, Arkan menatap ke arah bawahannya. "Cepat pergi dari sini, Kris! Kita ke Marine Hotel."

Pria berusia 25 tahun yang tak lain bernama Krisna itu langsung menyalakan mesin mobil begitu mendapat perintah dari atasannya. "Baik Tuan Arkan!"

Sementara itu, Zaara yang mendengar kata hotel dari pria tampan incarannya itu membuatnya merasa merinding bulu kuduknya.

Ini Om keren dan maskulin namanya Arkan rupanya, sangat cocok dengan wajahnya yang sangat tampan. Akan tetapi, kenapa dia mau ke hotel? Memangnya Om Arkan nggak punya rumah? batin Zaara.

Zaara menatap ke arah pria di sampingnya yang terlihat tengah memejamkan kedua matanya. "Om, ngapain ke hotel? Turunkan saja aku di depan sana, biar aku naik angkot."

Arkan sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan dari gadis yang membuatnya merasa sangat marah. Karena ia masih asyik memejamkan kedua matanya sambil bersandar di punggung jok mobil.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, membuat Zaara kembali menggerakkan lengan kekar pria tampan itu. "Om, kenapa nggak dijawab sih! Om tidur? Ngapain Om mengajak aku ke hotel? Om tidak berniat untuk memperkosaku kan?" 

Awalnya Arkan tidak ingin memperdulikan rengekan dari gadis yang masih tidak berhenti menggerak-gerakkan lengannya. Namun, lama kelamaan ia merasa sangat terganggu dengan perbuatan dari anak di bawah umur itu. Ia pun langsung membuka kedua matanya dan menoleh ke arah gadis yang bernama Zaara itu.

"Bukankah tadi kamu bilang pada orang-orang hamil anakku? Jadi, aku akan membuat perkataanmu itu menjadi kenyataan." Tersenyum smirk pada gadis di sebelahnya dengan tak lupa mengarahkan tatapan tajam.

Zaara langsung membulatkan kedua matanya begitu mendengar kalimat bernada vulgar yang membuatnya seketika merinding. Niatnya memang untuk menjadi seorang sugar baby, tapi bukan untuk melakukan hubungan terlarang, karena setahunya yang namanya sugar baby hanyalah menemani om-om kemana pun mereka inginkan. 

"Gila, Om hanya bercanda kan? Akan tetapi, bagaimana jika dia tidak main-main dengan ucapannya? Bisa mati aku. Mana dompet ada di dalam tas dan ketinggalan di mobil lagi. Jadi, aku nggak bisa pulang naik taksi. Sial! batin Zaara.

TBC

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel