Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Hobi Berbahaya

Bab 2 Hobi Berbahaya

Teddy berdiam diri di kamarnya setelah pulang sekolah. Ia jarang sekali untuk bermain yang hanya sekedar duduk-duduk bermain gawai dengan teman-teman. Namun, jika Ethan sudah mengajak, Teddy pasti langsung bergegas.

Sejauh ini belum ada kenakalan remaja yang parah dilakukan oleh Teddy. Ibunya bersyukur akan hal tersebut dan selalu memperingatkan anak lelakinya itu. Tak jarang Jessica juga meminta tolong kepada Grizelle agar membimbing adiknya.

Teddy dan Grizelle bisa dibilang sangat jarang bertemu, bahkan ketika musim liburan. Kakaknya sudah memiliki keluarga sendiri, dan sibuk bekerja. Teddy hanya akan mengirimkan pesan atau bercerita melalui telepon.

Walaupun jarang sekali bertemu, namun Teddy sangat menyayangi dan mengagumi kakaknya itu. Bahkan Teddy mewarisi banyak buku pelajaran yang bisa dibilang sebagai motivasi untuknya. Teddy pun menjadi gila belajar, namun tetap santai seperti anak remaja pada umumnya.

Teddy sesekali masuk ke kamar lama kakaknya yang masih dipenuhi oleh buku-buku atau barang-barang lainnya. Kadang ia di sana sambil tiduran dan juga menelepon kakaknya atau melakukan panggilan video. Biasanya ia juga akan menemani atau bisa dibilang mengganggu kakaknya bekerja.

“Kakak tidak mau membawa buku-buku ini? Ada buku dari Belanda, semuanya menarik,” ujar Teddy pada panggilan video.

“Kamu saja yang membacanya kalau mau. Tapi kakak jadi penasaran, apakah ada buku yang belum sempat kakak baca?” lanjut Grizelle.

“Ada.” Teddy beranjak dari duduknya dari kursi yang ada di kamar Grizelle, ia lalu mengambil sebuah buku yang masih terbungkus rapi, dan menunjukannya kepada kakaknya. “ini.”

“Ah, buku itu. Kakak sampai lupa pernah memilikinya. Nanti akan kakak ambil, ya,” ujar Grizelle.

Teddy pun mengangguk dan memberikan sedikit penampakan bagaimana kamar itu sekarang. Semua masih tampak bagus dan tertata rapi karena Teddy selalu di sana. Bahkan pekerja rumah tidak merubah letak sama sekali setelah bertahun-tahun.

Tidak diubahnya kamar itu juga atas perintah dari Jessica. Ia tahu jika Grizelle menghabiskan waktu di kamar ini, dan masih berharap anak sambungnya itu datang dan menginap untuk beberapa saat. Jadi, masih ada tempat jika Grizelle menginap di rumah orang tuanya.

*

“Malam minggu ini jangan lupa, Bro,” ujar Ethan kepada Teddy sebelum pulang dari sekolah.

“Sip. Tapi aku bakal izin menginap di tempat kamu,” jawab Teddy.

“Staycation saja, Bro.” ujar Ethan.

“Baiklah.”

Mereka adalah sama-sama anak dari kalangan berada, sehingga apa yang mereka inginkan sekali sebut akan terwujud. Orang tua mereka juga tidak akan melarang ke mana pun mereka pergi asalkan menjaga satu sama lain. Pertemanan mereka memang benar-benar sangat dekat dan akrab sekali.

Namun, ada hal lain yang tidak orang tua mereka ketahui tentang kedua anak lelaki ini. Keduanya menyembunyikan kegiatan mereka dari orang tua karena pasti akan ditentang habis-habisan. Menginap bersama itu adalah sebuah kedok mereka untuk melancarkan kegiatan tersebut.

Setahun belakangan ini Teddy dan Ethan menyukai sebuah hobi yang bisa dibilang berbahaya. Mereka sering melihat dan melakukan balapan liar di pinggiran Jakarta-Bogor. Karena kegiatan itu dilakukan tengah malam, maka mereka akan berpamitan untuk menginap di rumah kawan mereka.

Ethan dan Teddy akan bergantian untuk menjemput satu sama lain agar tidak ada kecurigaan dari orang tua mereka. Namun, jika ada kesempatan mereka akan membawa motor mereka masing-masing agar gampang jika ingin ikut dalam balapan. Semua cara mereka lakukan agar bisa keluar untuk balapan tersebut.

Untuk motor sendiri, sebenarnya Teddy tidak dibolehkan mengendarai motor atau membeli motor. Namun, Teddy tetap memaksa, dan menunjukan jika dia tetap berprestasi dan layak untuk mendapatkan apa yang ia minta. Ibundanya pun menuruti apa yang diminta oleh anak lelaki satu-satunya.

Grizelle juga sebenarnya tidak setuju dengan adanya motor tersebut. Namun, dari dia mau memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP), saat Alan sering mengajaknya ke Bandung, Teddy sudah meminta diajari mengendarai motor. Alan yang ingin lebih dekat dengan Teddy pun menuruti permintaan tersebut.

Saat menginjak SMA, Teddy mengetahui jika ada balapan motor, namun awal-awal ia tidak tertarik. Sekarang, ia dan sahabatnya jadi ikutan dan semakin berambisius untuk menjadi yang terhebat di antara yang lainnya. Mereka juga menabung atau meminta dana dari orang tua untuk memperbagus motor mereka.

*

Teddy berada di ruang musik untuk bermain gitar sendirian. Ujian sudah selesai, sehingga mereka tidak ada kegiatan belajar lagi selain melakukan perbaikan nilai atau mengetahui nilai mereka. Teddy yang yakin jika nilainya akan baik-baik saja memilih untuk tidak ikut dalam keramaian teman-temannya.

Alunan gitar yang dimainkan oleh Teddy begitu merdu, dan nadanya tidak ada yang mengetahui dari lagu terkenal apa. Nada itu diciptakan oleh Teddy sendiri ketika ia berada sendiri di kamarnya atau di kamar kakaknya. Saat ia tengah menyempurnakan nada itu, Nicole pun masuk ke ruangan musik.

“Alunan itu indah sekali,” ujar Nicole.

“Kamu menyukainya?” tanya Teddy.

“Ya, seperti sebuah alunan untuk mengobati rasa kesepian,” ujar Nicole.

Teddy tersenyum mendengar ucapan Nicole tersebut, dan kembali fokus melihat gitarnya. Ruangan musik itu menjadi tempat nyaman mereka untuk kembali mengobrol setelah terakhir berbincang di acara pernikahan kolega ayah mereka. Nicole pun mengambil salah satu gitar yang ada dan mencoba memainkannya.

“Kamu jago juga bermain gitar,” ujar Teddy.

“Tidak sejago kamu,” ujar Nicole tersenyum menatap lelaki di hadapannya. Lalu, tiba-tiba, Nicole melihat ke jendela ruang musik itu. Seorang gadis tengah mengintip dan memandangi mereka. “Kamu sangat popular dan banyak disukai, ya.”

Teddy bersekolah di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) internasional kelas XII. Ia pintar, jago gitar, dan basket, memang tidak bisa dipungkiri banyak yang mengagumi. Terlebih lagi ia memiliki wajah yang rupawan, sehingga banyak teman-teman perempuan yang mengincarnya.

Teddy pun melihat ke arah jendela tersebut, dan mendapati perempuan yang pernah ia tolak sebelumnya. Teddy menjadi malu dengan Nicole karena kasusnya itu pernah ditanyakan oleh Nicole sebelumnya. Karena perempuan itu juga Teddy menjadi perhatian banyak perempuan dan juga teman lelaki di sekolah.

“Aku tidak merasa begitu,” ujar Teddy.

“Kenyataan berkata lain,” lanjut Nicole memetik beberapa senar.

Teddy pun merasa tidak enak karena ada yang memperhatikan mereka di ruang musik. Padahal ruangan musik itu sangat sepi dan seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk mereka. Nicole pun menaruh gitarnya dan pamit kepada Teddy.

*

Dari kedekatan yang dilakukan Nicole pada saat di ruang musik, ternyata berlanjut. Nicole juga terus memberikan perhatian kepada Teddy yang bisa dibilang untuk menarik anak lelaki satu-satunya keluarga Edward tersebut. Namun, Nicole bisa menyamarkan pendekatan itu dengan baik.

Dari pendekatan tersebut, Teddy menjadi semakin penasaran kepada Nicole. Ia pun menyambut pendekatan Nicole tersebut dengan baik karena tidak agresif sama sekali. Teddy pun selalu mengajak Nicole jajan bersama.

Hari ini, Teddy ingin mengajak Nicole untuk pulang bersama dengannya menggunakan motor. Teddy sudah membawa helm cadangan agar Nicole mau ikut pulang bersamanya. Namun, tawaran itu harus ditolak dengan berat hati oleh Nicole.

“Aku minta maaf, tapi sepertinya tidak bisa hari ini,” ujar Nicole.

“Em, apakah kamu tidak biasa dengan motor?” tanya Teddy.

“Oh, bukan, tapi aku mengenakan rok,” jawab Nicole.

Teddy tidak berpikir sejauh itu tentang rok sekolah yang dikenakan oleh murid perempuan. Ia pun merasa malu dengan ajakan tersebut. Namun, Nicole mengatakan besok ia akan membawa baju olah raga, jadi mereka bisa pulang bersama dengan mengenakan motor.

Dari ajakan itu juga Teddy dan Nicole semakin dekat dan akrab. Bahkan mereka berteleponan setiap malamnya sebelum tidur. Keduanya sudah tampak semakin dekat, dan Nicole sangat pandai menarik perhatian Teddy dengan samar.

Teddy merasa kedekatan mereka dan keyakinannya terhadap Nicole sudah cukup. Sehingga ia mengutarakan perasaannya dan meminta Nicole menjadi kekasihnya yang sah. Ini juga strategi Teddy agar tidak lagi mendapat gangguan dari perempuan-perempuan yang terus saja mencari perhatiannya.

Nicole pun dengan senang hati menerima Teddy sebagai kekasihnya. Sejak saat ini mereka resmi berpacaran. Teddy pun berencana untuk menceritakan hal ini kepada Ethan dan ingin mengetahui reaksi sahabatnya itu.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel