Pustaka
Bahasa Indonesia

Young Lawyer

98.0K · Tamat
Romansa Universe
80
Bab
485
View
9.0
Rating

Ringkasan

Menjadi seorang lawyer terkenal seperti ayahnya sebenarnya bukan cita-cita Theodore atau Teddy. Memilih menjadi pembalap liar dan akhirnya terpuruk karena sohibnya meninggal, dan membuat seorang anak kehilangan ibunya mengubah semua tentang hidupnya. Kehidupannya selanjutnya dirusak karena minuman keras, membuat Teddy harus bekerja keras meraih impiannya dan cinta sejati yang semakin sulit menerima seluruh dosa masa lalu Teddy.

RomansaMetropolitanKeluargaLawyer

Bab 1 Teddy

Bab 1 Teddy

“No! Kamu tidak boleh begitu dong. Sepintar-pintarnya kamu, juga pasti ada kelemahannya, bukan?” ujar Grizelle dari ujung telepon.

“So, what should I do? Aku tidak mau terus menjadi perhatian,” jawab Teddy.

Grizelle adalah tempat yang sangat nyaman untuk membagi semua hal tentang kehidupannya. Meskipun kakaknya itu sibuk dengan keluarganya sendiri, namun ia berusaha untuk selalu ada dan mendengarkan cerita Teddy. Grizelle tahu ini adalah masa di mana Teddy mencari jati diri, Grizelle tidak mau adiknya itu salah dalam pergaulan.

Kali ini Teddy menolak dan membuat seorang gadis yang menyukainya di sekolah menangis. Ia bukan bermaksud untu menyakiti hati perempuan itu, namun memang dirinya tidak menyukai seseorang yang terlalu agresif. Dan Teddy terbiasa untuk mengatakan sesuatu sesuai dengan pikirannya, berbeda dengan Grizelle. Teddy bisa dekat dengan siapa saja, namun masih dalam batas yang wajar.

“Kamu bisa berbicara baik-baik, bukan? Dia cuma berusaha mengungkapkan perasaan saja. Kamu tahu, memendam sesuatu itu tidak enak,” ujar Grizelle. Wanita yang sudah banyak mengalami pahit, manisnya kehidupan itu paham betul bagaimana rasanya memendam perasaan. Ia yang dulu seorang wanita yang pendiam berusaha untuk menerima saja perlakuan dari semua orang kepadanya.

Grizelle merasa paham betul bagaimana perasaan gadis itu ketika menerima penolakan. Tak seharusnya juga Teddy membuatnya menangis. Gadis itu juga seharusnya tidak dengan agresif dan terang-terangan mengutarakan perasaannya tanpa ada pendekatan.

Theodore Edward yang dipanggil teman-temannya Teddy, 17 tahun, anak laki-laki satu-satunya dari pengacara terkenal Edward. Theodore adalah adik sambung laki-laki Grizelle dari Ayah yang sama, namun beda ibu. Mereka berdua mempunyai selisih umur 13 tahun lebih karena saat ayah Grizelle menikah lagi, ia sudah berusia 12 tahun.

Di SMA-nya Teddy sangat terkenal, dan menjadi the most wanted boy, anak pengacara terkemuka, dan berotak cerdas. Ia bagaikan idaman bagi semua kalangan wanita, bahkan kakak dari temannya juga ada yang mengagumi anak lelaki satu-satunya itu. Namun, belum ada yang bisa membuatnya luluh.

Di sekolah itu juga Teddy memilik seorang teman bernama, Ethan, mereka berdua teman yang sangat dekat. Teddy dan Ethan adalah idola di SMA mereka dan banyak menjadi perhatian banyak gadis. Satu sekolah tidak ada yang tidak mengenal mereka berdua karena pesona mereka begitu menghipnotis.

*

Sebagai pengacara terkenal, ayah Teddy dan Grizelle selalu mendapatkan undangan ke acara-acara mewah. Dengan posisinya sebagai anak lelaki satu-satunya, ditambah lagi kakaknya sudah menikah, Teddy harus merelakan dirinya untuk ikut ke acara-acara tersebut. Ia akan menjadi anak yang paling dibanggakan.

Hari ini ada acara pernikahan salah satu kolega Edward – ayah Teddy, dan mereka akan pergi satu keluarga. Teddy begitu gagah dengan setelan jas yang sama dengan ayahnya, ia terlihat begitu gagah. Tak lupa, Teddy juga memberikan foto dirinya kepada Grizelle sebelum ia berangkat.

Sepertinya akan banyak yang mengagumiku, tulis Teddy kepada Grizelle bersama dengan fotonya.

Grizelle pun hanya mengirimkan sebuah emoticon tertawa untuk adiknya. Semakin besar, Teddy semakin percaya diri, dan melakukan hal konyol di depan kakaknya. Tetapi hal konyol itu hanya dengan kakaknya saja.

Di acara itu sangat ramai sekali, bahkan Teddy bertemu dengan beberapa teman sekolahnya. Di acara itu juga Teddy bertemu dengan Nicole – teman perempuan yang satu sekolah dengannya. Mereka baru tahu pada acara tersebut jika kedua orang tua mereka saling mengenal satu sama lain.

Saat kedua orang tua mereka sedang berbincang bersama, Teddy dan Nicole pun memisahkan diri. Mereka bisa langsung akrab karena satu sekolah, jadi banyak hal yang bisa mereka bahas. Termasuk pembahasan terkait dengan gadis yang menangis karena penolakan dari Teddy beberapa waktu lalu.

“Jadi, bagaimana dengan Reta?” tanya Nicole.

“Reta?” Teddy tertawa. Ia tak menyangka jika Nicole bisa mengetahui banyak tentang Reta dan dirinya.

“Iya, sudah banyak yang tahu dia menangis karena penolakanmu itu,” lanjut Nicole tersenyum.

“Aku tidak suka dengan gadis yang begitu agresif,” ujar Teddy tanpa melihat Nicole.

Nicole mengangguk mendengar jawaban dari Teddy tersebut, ia pun membahas tentang yang lainnya. Teddy pun menanggapi gadis di hadapannya dengan baik, dan ia berusaha menjalin pertemanan yang baik. Semua obrolan mereka sangat nyambung satu sama lain, sehingga bisa berlama-lama berbincang.

Orang tua mereka pun senang melihat anak-anak mereka bisa berteman dengan baik. Orang tua Nicole yang kagum dengan Teddy seperti berharap anaknya bisa semakin dekat dengan anak lelaki Edward itu. Hubungan Edward dan orang tua Nicole yang sangat baik, membuat orang tua Nicole berharap jika Teddy bisa bersama anaknya.

*

Setelah pertemuan di acara pernikahan kolega ayah mereka, Nicole dan Teddy semakin berteman dekat. Mereka selalu tampak bersama ketika istirahat maupun pulang sekolah. Ethan yang heran pun bertanya kepada sahabatnya tentang hubungan keduanya.

Tetapi, Teddy seperti mengelak akan kedekatannya bersama dengan Nicole. Namun, Ethan mencium ada yang tidak sesuai antara perkataan Teddy dengan sikapnya kepada Nicole. Ethan pun terus menggoda temannya itu.

“Come on, Bro, kalau memang sedang pendekatan katakan saja. Kamu seperti sedang berbicara kepada siapa saja,” ujar Ethan.

“Ah, sudahlah, aku tidak ada apa-apa dengan Nicole,” ujar Teddy.

“Yang benar saja? Dia cantik seperti itu kamu tidak mau apa?” tanya Ethan.

“Kalau kamu mau ambil saja,” jawab Teddy.

“Kalau dia mau denganku, pasti sudah aku dekati. Tapi, sepertinya kamu lebih menarik perhatiannya ketimbang aku,” ujar Ethan tertawa.

Sesaat setelah pengelakan Teddy tersebut, Nicole dan teman-temannya melewati kedua sahabat itu. Nicole pun melirik kepada Teddy dan tersenyum manis kepada lelaki itu, dan Teddy pun membalas senyuman itu. Mereka terlihat benar-benar tidak biasa, seperti ada yang terpendam satu sama lain.

“Hei.” Senggol Ethan.

Teddy yang terkejut pun seperti menyadarkan dirinya, dan kembali mengajak Ethan untuk pergi dari daerah itu. Merka pun menuju ke lapangan basket sekolah untuk sekedar iseng saat jam istirahat. Kali ini permainan mereka tidak berat karena masih ada jam lain setelah ini, dan mereka tidak ingin berkeringat parah.

Saat keduanya bermain basket, para anak perempuan akan melihat keduanya dari atas, atau duduk, dan berdiri di pinggiran lapangan. Kadang ada yang menyoraki mereka karena begitu kagum dengan keduanya. Ada juga yang akan meletakan minuman untuk keduanya di pinggir lapangan dan memanggil mereka.

Untuk menghargai segala pemberian dari teman-teman perempuan mereka, Teddy dan Ethan akan mengambilnya, walaupun tidak diminum. Teddy terkadang risih, dan menolak saat Ethan mengajaknya bermain di lapangan. Namun, Ethan yang santai terus memaksa, dan berusaha untuk meyakinkan temannya agar tidak mempedulikan orang-orang yang memperhatikan mereka itu.

*

Sepulang sekolah, Teddy bergegas ke kamarnya dan melewati ibunya. Ibu Teddy yang menyadari Teddy sudah pulang langsung menegur putranya itu. Teddy pun langsung memeluk ibunya, dan kembali ke kamar.

“Hai, Mom, love you,” ujar Teddy.

“Sudah lihat Mommy, tapi tidak memanggil, memang kamu!” ketus Jessica – ibunda Teddy.

“I’m sorry, Mommy-ku, hanya ingin cepat istirahat saja,” ujar Teddy tertawa.

“Sudah, makan dulu sana.”

Teddy hanya menganggukan kepalanya, lalu berjalan kembali ke kamarnya. Ia pamit untuk berganti baju terlebih dahulu. Jessica pun menyiapkan makanan di meja makan agar bisa disantap dengan nyaman oleh putranya. Masakan kali ini adalah buatannya sendiri, dan makanan kesuakaan putranya.

Jessica sangat jarang memasak, namun ketika sedang dalam suasana hati yang baik, maka ia akan memasak makanan yang sangat enak. Bahkan Grizelle yang tak lain adalah anak sambungnya juga menyukai masakan Jessica. Walaupun, Grizelle tidak secara terang-terangannya memuji masakannya.

Setelah berganti baju, Teddy pun keluar dan duduk di kursi meja makannya. Jessica juga duduk di sana untuk sekedar menemani anaknya. Tak lupa, Jessica menanyakan hari yang sudah dilewati oleh putranya.

“Sekolah kamu aman?” tanya Jessica.

“Seperti biasa, Mom,” jawab Teddy.

“Hari ini ada bertemu Nicole tidak?”

Teddy yang sedang melihat makanannya sambil mengunyah melihat ke arah ibunya. Ia tak menyangka pertanyaan itu akan muncul setelah pertemuan di acara kolega ayahnya. Teddy pun tersenyum kepada Jessica sebagai jawaban tak berarti.

***