Pustaka
Bahasa Indonesia

WILD LOVE

121.0K · Ongoing
Downhill
88
Bab
33.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Kisah ini cerita mengenai sebuah percintaan yang tidak seharus nya terjadi namun semua kesalahan pasti bisa di perbaiki. jika kita yakin bisa pasti akan ada penolong seperti Dian menolong arya untuk berhenti dari percintaanya dengan ibu nya dan sebalik nya arya yg menolong dian dari kehidupan suram nya. Serta kejahatan besar satu persatu yg selama ini di rahasiakan ternyata pelaku kejahatan besar yg selama ini terjadi pelaku nya adalah ayah arya sendiri. Apaka arya bisa mengatasi masalah yg datang bertubi-tubi dan bisakah arya melindungi keluarga kecil nya dari kejahatan besar,, yuk simak aja cerita nya.

SupernaturalAktorWanita CantikTuan MudaRomansaPernikahanRevengeKampusKeluargaDewasa

Bab 1

WILD LOVE????

Pagi yang cerah di kota yang masih kental dengan adat dan budaya daerahya. Sesosok wanita lemah gemulai nan lembut menaiki tangga rumah menuju lantai dua. Ya wanita dengan menggunakan kebaya biru dengan jarit berwarna coklat bermotif batik keris.

Tok tok tok tok....

"Nak, udah selesai apa belum?", tanya ibu kepadaku.

"Udah bu, sebentar sedang ganti pakaian, sebentar gih bu", balas ku dari dalam kamar.

"Ya udah cepat gih, sarapan sudah siap, segera sarapan sudah jam setengan tujuh dan ditunggu romo kamu di bawah", balas ibuku.

"Inggih bu", balasku.

Segera ibuku kembali ke bawah menuju ruang makan yang tentunya sudah ada romo di bawah. Aku mempercepat ganti pakaianku , dan jebret jebret langsung turun ke bawah dengan sedikit tergesa-gesa. Jujur romo merupakan termasuk orang terhormat di wilayah kota ini, dan hmmm aku takut juga jika ntar romo menasehatiku panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume.

"Pagi Romo", sapaku kemudian mencium tangan romoku

"Pagi nang", balas romoku, Romo ku mengenakan pakaian putih dengan bawahan hitam layaknya seorang sales tapi bisanya kalau sudah di kantor

beliau menggunakan Jas hitam kebanggaannya.

"Kamu itu harusnya bangun lebih pagi lagi dan cepat beres-beresnya, jangan merepotkan Ibumu, tiap hari harus naik ke kamarmu Cuma untuk ingatkan kamu", nasehat romo kepadaku.

"Inggih romo", jawabku sambil tertunduk, takut? Jelas aku emang paling takut ama romoku, walaupun kalo di ajak berkelahi aku yang menang tapi ya begitulah seorang anak yang patuh pada orang tua.

"Pagi bu", sambil melangkah ke arah ibuku kemudian mencium tangan ibuku.

"Iya pagi, dah cepet sana segera makan gih", jawab ibuku, Ahhh Ibuku cantik, tampak seperti wanita berumur 27 Tahun, sangat cocok dengan kebaya birunya. Segera aku makan pagi bersama mereka tanpa sepatah kata keluar dari mulut kami. Tepat jam 7.00 aku pamitan kepada romo dan ibu untuk berangkat kuliah.

"Romo saya berangkat dulu", sambil mencium tangan romo yangkemudian aku ke arah ibuku

"Saya berangkat dulu bu", sambil mencium tangan ibuku dan sun pipi kanan dan kiriku dari ibuku.

Aku langsung melangkah menuju garasi rumah untuk menemui Revi motorku yang paling cantik dan aduhai. Tapi Ada yang aneh dengan pagi ini, motorku agak sedikit rewel aku starter bolak balik tapi tetap saja tidak mau menyala, mungkin harus utak atik sebentar. Aku menuju pintu garasi dan kubuka pintu garasi suapaya ada cahaya yang masuk, masak ngutak-atik Reva di tempat yang gelap, apa kata orang nanti. Aku buka bagian busi dan coba aku bersihkan. Selama utak atik di garasi aku mendengan percakapan Romo dan Ibuku. Jarak antara garasi dengan ruang makan memang agak sedikit jauh, hanya kedengaran suara mereka saja.

"Di-mas, nanti kang mas pulang agak larut malam ya mungkin pulang besok pagi mungkin juga pulang lusa", ucap romoku membuka pembicaraan

"Ada acara apa to kang mas?kok sekarang banyak sekali acara, acara kantor apa acara buatan sendiri" jawab ibuku dengan nada agak sedikit marah

"Ini acara kantor, ya mas berharap kamu mengerti, sekarang ini banyak audit dari pemerintah pusat, karena sekarang lagi marak-maraknya korupsi, ini kantor daerah kita mau di audit" jawab Romoku

"Halah paling juga kang mas mau main saja, bilang saja sudah tidak betah dirumah" jawab Ibuku ketus

"Aduh duh duh kok tambah cantik ini dimas-ku kalo lagi marah, begini lho untuk mempersiapkan dokumen-dokumen itu dibutuhkan waktu lama maka dari itu semua pegawai kantor dikumpulkan untuk mempersiapkan ditambah lagi juga ada penyamaan persepsi untuk semua jajaran pegawai biar nanti kalo ditanya auditor jawabannya serempak sama maka dari itu ada kemungkinan menginap bersama, kan kang mas kerja juga buat dimas dan anak lanang to" jawab Romoku dengan penjelasan yang sangat detail.

"Ya udah pulang seminggu lagi juga tidak apa-apa Mas, terserah mas saja, kalo memang itu alasan Mas, diajeng Cuma berharap semua itu benar yang diucapkan sama Mas, ndak maen kemana-mana" jawab ibuku sedikit ketus

"Ha ha ha ha ya udah dimas, Kang Mas berangkat dulu", jawab Romoku

Breeeeng breeeeng breeeeeeng....akhirnya si Revi udah bisa nyala, ah ternyata businya untung saja aku langsung bersihkan businya. Dengan sigap aku naiki tubuh Reva, dan siap untuk berangkat.

"Romo, Ibuku sayang, anakmu paling ganteng berangkat dulu gih" teriakku dari garasi

"Iyo, ati-ati le" jawab ibuku ("iya hati-hati nak")

Aku berangkat menuju Universitasku, Universitas yang terkenal di daerahku, ya Universitas Saberbari yang kepanjanganya adalah Universitas Satu Februari Baru Berdiri.

Apa sebenarnya percakapan tadi pagi itu, ah aneh sekali, tidak biasanya Ibu menjawab ketus setiap perkataan romo. Adakah masalah? Hmmm..... Masa bodoh lah, sekarang aku harus sampai kampus dulu. Perjalanan ke kampus paling tidak memakan waktu 60 menit, aku tidak mau terlambat karena hari ini ada mata kuliah yang dosennya mempunyai insting membunuh. Akhirnya sampai juga aku di fakultas sains tempat dimana aku kuliah, tepatnya ditempat parkir. Ooops lupa.... Perkenalkan namaku Arya Mahesa Wicaksono seorang mahasiswa semester 5, umurku sekarang 20 tahun lebih sedikit, Jangan banyak-banyak ntar dikira mahasiswa semester dinosaurus. Seorang mahasiswa biasa dengan tampang yang biasa gantenng dan motor yang biasa kinclong setiap harinya. Tambahan lagi akademikku juga biasa dapat IP 3,5 yang paling parah aku adalah laki-laki biasa yang biasa jomblo sejak lahir. Mungkin biasa tidak punya daya tarik he he he he. Ibuku bernama Ayu Diah Pitaloka merupakan wanita keturunan karena Kakek dari Ibuku berasal dari Jerman dan Ibuku orang daerah asli. Romoku bernama Mahesa Wicaksono, ya itu memang nama belakangku tapi itu juga nama Romoku. Terus siapa yang berhak dengan nama itu? Ya jelas romoku lah, karena beliau lebih dulu lahir sebelum aku. Dan Revi? Penasaran ya? Dia sibodi montok dan menggariahkan, Revo Ireng (hitam) yang kemudian aku singkat Revi.

Kulepas Helm dan kutaruh pada spion kanan Revi. Dan tiba-tiba.....

Buuuuuuuuuk buk buk buk...................

"Aduh...." akupun menoleh ke belakang

"Gila kamu kang, bisa-bisa patah ini lengan aku" kataku.

"Ha ha ha ha....ente juga sich, tadi waktu ane panggil pas di gerbang masuk, main ngeloyor aja" jawab Rahman. Ya Rahman Kapoor, anak keturunan Indonesia-Arab-India, susah juga jelasinnya. Yang jelas Kakeknya orang Arab menikah dengan neneknya orang daerah asli, Kemudian Ayahnya menikah dengan wanita keturunan India, jadi ya namanya ada India-Indianya gitu. Rahman adalah sahabatku sejak pertama kali aku kuliah disini. Aku biasa memanggilnya Kang, karena dia 3 bulan lebih tua dari aku.

"Ha ha ha.....biasa kang fokus sama jalan, biar tidak menabrak kang" jawabku.

"Yaelah emangnya enten orang yang tertib ma lalu lintas? Helm aja ga SNI gitu ha ha ha ha" ejek rahman

"Wah ini anak, apa tidak lihat tulisan segede ini di Helm aku?" sambil menunjukan stiker SNI berukuran hampir setengah helm yang ada di bagian belakang, helmku.

"Itu akal-akalan ente, ya udah ayo kuliah, udah hampir jam setengah sembilan, dosennya killer, ntar ditelan mentah-mentah kallo kita telat" sambil merangkul bahuku dan mengajakku ke gedung kuliah tercinta.