Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Flashback

Flashback zaman old

Beberapa kawanan siluman muda sedang berburu di sebuah hutan tak jauh dari istana.

Mereka berlarian melompat menaiki sebuah bukit yang lebih tinggi agar mempermudah mengawasi calon mangsa.

"Kalian lihat gadis dari klan peramal yang sedang berlatih memanah di dekat air terjun itu? Dia manis sekali," ucap Arsen —sang raja— mengawasi.

"Wah … wah … wah ... Sang Raja muda kita sedang jatuh cinta rupanya," kelakar Lamont, siluman serigala yang berwajah kalem dengan mata tajam.

"Sepertinya dia akan kenyang tanpa makan malam hanya dengan menatap gadis itu," ujar Gavin, siluman elang (yang dipanggil Elang).

"Rajaku, kenapa Anda lebih menyukai manusia, suatu saat mereka akan menua dan mati. Harusnya kita perbanyak keturunan dengan menikahi sesama bangsa siluman," kritik Elard, siluman harimau. Siluman yang populer di kalangan bangsa siluman dan manusia, walau berperilaku dingin wajah tampannya itu cukup membuat para gadis dan wanita terpesona.

"Aku tau kenapa kamu berkata demikian, pasti karena cinta adikmu calon ratu yang dipilihkan oleh tetua bertepuk sebelah tangan pada Sang Raja," bisik Fazwan sang siluman kera mengolok.

"Itu bukan urusanmu. Grrrr!" Elard, Harimau menggertakkan gigi yang bertaring menatap tajam siluman kera.

"Apa yang kalian lakukan, kita sedang berburu. Bukan untuk adu kekuatan apa lagi memandangi seorang gadis manusia," cibir seekor unicorn yang tiba-tiba muncul. Bulu dan sayapnya putih bersih seputih salju.

"Ah, setiap kali kamu muncul aku pasti selalu kagum dengan bulu putih bersihmu. Ingin sekali aku naik di punggungmu unicorn cantik," ucap siluman Serigala memecah ketegangan.

"Enyahlah, aku hanya tunggangan Sang Raja." Unicorn yang dapat berbicara itu mengepakkan sayap untuk terbang. Kawanan siluman itu pun mulai melompat merubah dirinya menjadi binatang berlarian menyusuri hutan mencari mangsa.

*****

Malam semakin larut binatang serigala dan siluman serigala mulai mengaung bersaut-sautan bersama binatang malam lain.

Sang raja muda duduk termenung memandang bintang di atas langit di sebuah bukit belakang istana.

"Saya mencari Anda di seluruh istana tapi Anda malah termenung di sini sendirian," ujar Gavin mengagetkan.

"Aku sedang bingung, sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada gadis peramal itu," jawab Arsen sang raja. "Aku sempat menemuinya beberapa kali ketika dia sedang berlatih memanah di dekat air terjun. Dia gadis manis yang sederhana, dan wajahnya semakin cantik saat tersenyum. Terlebih kami saling jatuh cinta pada pandangan pertama," lanjutnya.

"Rajaku, Anda pasti tahu ada sebuah tradisi di mana sang raja dan keturunannya tidak bisa menikah dengan bangsa manusia. Kalian hanya dapat menikah dengan sesama klan siluman singa atau dengan bangsa siluman lainnya." Siluman Elang mengingatkan.

"Itu masalahnya Gavin, ibunda dan para tetua sudah menjodohkan aku dengan putri siluman harimau. Aku tau dia putri yang cantik, dia baik, dia selalu bersamaku sejak kecil tapi aku tidak mencintainya. Kenapa harus ada peraturan seperti ini?" keluhannya.

"Saya tidak bisa berkomentar akan masalah Anda, Rajaku. Saya hanya berharap keputusan yang Anda ambil adalah yang terbaik untuk Anda dan klan kita."

"Terima kasih saudaraku sudah menemani berbincang. Sepertinya aku tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Mari kita kembali ke istana dan temui para tetua," ujarnya berlari melompat dan merubah diri menjadi seekor singa. Lompatannya panjang dan kuat dalam berpijak.

"Firasatku buruk," gumam Gavin menggelengkan kepala.

Dia mendongakkan kepala dan memejamkan mata, muncul sayap-sayap bercahaya kebiruan di balik punggungnya. Dikepakkan sayap itu dan terbang melesat menembus langit malam.

***

Atas perintah raja rapat dilaksanakan malam itu juga di aula istana. Anggota kerajaan duduk melingkar (seperti rapat meja bundar) dengan bangsa siluman berada di dekat pintu masuk aula. Para tetua berdiri di sebelah kiri dan untuk ketua setiap klan duduk di kursi yang disiapkan di depan meja bundar dengan bangsa manusia berdiri di belakangnya.

"Aku tidak akan berlama-lama, aku akan langsung mengutarakan pendapatku sekarang juga." Arsen berkata lantang. "Aku akan menikah dengan putri klan siluman harimau dan menjadikannya ratu, tapi dengan sebuah syarat." Sang Raja menghentikan ucapnya. Setelah itu aku akan mengangkat seorang selir dari klan manusia peramal," lanjutnya.

Aula berubah menjadi riuh tidak terkendali mereka sangat terkejut mendengar keputusan sang raja.

"Tapi Nak, tidak ada tradisi selir dalam Kerajaan Nigella kita sejak dulu, apalagi menikahi bangsa manusia … itu melawan tradisi," keluh Sang Ratu —ibunda raja—.

"Ibunda bukankah dengan menjadikan salah satu manusia sebagai selir akan mempererat hubungan bangsa siluman dan manusia. Bukankah ini hal yang baik untuk kita semua," terang Sang Raja. Semua kembali diam, hening, berpikir.

"Bagaimana jika sebaiknya kita tanyakan kepada Anantari, putri dari klan Harimau, apakah dia mau menerima? Karena dia yang akan menjalani nantinya," saran seorang tetua lelaki.

Semua mata tertuju pada putri siluman harimau. Gadis cantik berkebaya putih itu menghela napas berat. "Aku bersedia dan aku akan menerima wanita selir pilihan Anda rajaku," ujar Anantari nampak sedih.

"Dan bagaimana dengan gadis dari klan peramal apakah kau bersedia menjadi selir dari kerajaan ini?" tanya seorang tetua wanita.

"Saya bersedia menjadi selir Anda, Rajaku," jawab gadis manis itu tersenyum.

Arsen tersenyum puas, 'Aku mencintaimu, Zemira,' bisik sang raja memperhatikan gadis peramal tersebut.

Dengan demikian rapat berakhir, bahkan Arsen tidak mempedulikan ada hati yang sedang remuk redam.

*****

Beberapa hari kemudian seluruh Istana dan sekitarnya menjadi riuh bersorak-sorai mempersiapkan pernikahan raja muda mereka. Rakyat Nigella menyambut bahagia. Akan tetapi, siluman Elang malah tampak gelisah, dia memutuskan keluar istana. Menyusuri hutan, menuju ke sungai yang sangat jernih. Di tempat tersebut, siluman Elang sering merenung dan duduk lama-lama di bebatuan. Namun, tampaknya kali ini dia tidak sendiri, ada seorang gadis muda di tepi sungai yang sedang mencuci pakaian.

"Kenapa ada manusia di sini, tempat ini jauh dari kediaman penduduk. Dia berjalan mendekat. "Siapa kau?" tanya Elang yang membuat gadis itu terkejut.

"Aaaa!" teriak gadis itu, dan. Byur! dia jatuh ke dalam sungai. Siluman Elang bukan menolong, malah menertawakannya. Gadis itu mendelik ke arahnya.

"Maaf apa kamu baik-baik saja," ujar Siluman Elang mengulurkan tangan.

Gadis itu tidak mempedulikannya dia berusaha naik merangkak ke atas batu dengan tangannya sendiri.

"Kamu marah?" tanya siluman Elang. Gadis itu tidak menjawab dia memalingkan wajah dan memasukkan seluruh cucian ke dalam wakul yang cukup besar dan gegas pergi. "Hei tunggu," mohon siluman Elang, dia menarik tangan gadis itu membuat wakul yang dibawanya jatuh dan pakaian yang dicuci berhamburan.

"Jangan sentuh saya," pekik gadis itu.

"Memangnya kenapa?" tanya siluman Elang mengerutkan kening. Dia semakin berani memegang lengan gadis itu dengan kedua tangan.

Gadis itu tiba-tiba tersentak mata hitamnya berubah merah dia mulai bicara merancau. Siluman Elang panik dibuatnya.

"Aku melihat banyak kematian di sekelilingmu, akan ada malapetaka yang menghampiri bangsa siluman," ucap gadis itu.

Siluman Elang melongo bingung mendengar ucapan gadis itu. "Kau, kebohongan apa yang kau katakan, hah?" desis Gavin. Belum hilang keterkejutan pada siluman elang. Gadis itu kemudian pingsan sebelum menjawab pertanyaan, membuat Gavin panik.

Bersambung….

@lovely_karra

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel