Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Dia Mengkhianati Lancelot

Calista menjadi penasaran melihat tampang misteriusnya, "Kamu katakan dulu, sebelum aku putuskan untuk pergi atau tidak."

Silas menghela napas, "Kak, bukan misteri lagi kalau aku mengatakannya."

Calista tertawa ketika melihat tampangnya.

Ketika Lancelot keluar, dia melihat seorang pria sedang membisikkan sesuatu di telinga Calista.

Calista tertawa bahagia dan matanya terlihat cerah.

Lancelot awalnya ingin masuk ke mobil, tapi dia berhenti sejenak untuk melihat pasangan itu dengan tatapan sedingin es.

Sejak keduanya menikah, Calista tidak pernah tersenyum seperti ini.

Calista selalu menceritakan masalah sepele tanpa henti dan selalu menatapnya dengan hati-hati.

Dia sebenarnya tidak suka tampang Calista yang seperti itu.

Tidak diduga dia terlihat berubah seperti orang lain setelah bercerai, dirinya bersinar dari luar dan dalam.

Apakah karena pria itu?

Lancelot tersenyum dingin.

Wanita yang berselingkuh dan tidak mencintai dirinya sendiri tidak pantas dilihat!

"Tuan?" Asisten Roger berkata dengan hati-hati karena melihat bosnya tidak naik ke mobil sejak tadi.

Lancelot menarik tatapannya dan masuk ke mobil, "Mari pulang."

Tidak tahu kenapa asisten Roger merasa Lancelot sangat marah dan wajahnya mengerikan ...

Calista baru saja duduk di kursi depan dan sudut matanya melihat Lancelot yang pergi.

Setelah mobil melaju, dia melihat pohon-pohon yang dilewati dengan linglung.

Silas melihat ekspresinya sehingga bertanya, "Kak, apa yang kamu pikirkan?"

Calista sadar kembali dan tersenyum, "Tidak apa-apa."

Wajah Silas terlihat sedikit berdarah campuran.

Dulu, Lancelot adalah idola di kampus, tapi Silas tidak kalah sama sekali. Tubuhnya tinggi dan badannya bagus, sebanding dengan model internasional.

"Kenapa kamu memilih dunia modeling?" Karena nilainya bagus, Calista pikir dia akan bergerak di bidang yang ada hubungannya dengan nilai akademiknya.

"Waktu itu, aku iseng mengikuti audisi, tapi tidak disangka berjalan di dunia model sejak saat itu." Dia melihat Calista melalui kaca mobil dan pura-pura bertanya secara tidak sengaja, "Kakak, apakah kamu tidak suka dunia modeling?"

Calista menggelengkan kepala dan matanya terlihat lembut, "Bukan, semua bidang sama saja selama bisa sukses."

Silas terlihat tersenyum, lalu mengerem, "Kakak, kita sudah sampai."

Di depannya ada bangunan dua lantai yang bergaya barat dan ada seorang pria tua beruban duduk di kursi rotan sambil minum teh.

Pria tua menoleh dan tersenyum padanya, "Gadis tengik."

Calista tercengang dan terlihat tidak percaya.

Pria tua menghela napas, "Aku sudah tahu semua masalahmu. Kamu sudah menderita cucuku."

Matanya perih dan memeluk lutut pria tua itu, "Kakek, ke mana saja Anda selama ini?"

Enam tahun lalu, dana Grup Solidture dicuri dan bukti mengarah kepada ayahnya sehingga dia dipecat oleh dewan direksi juga ada kemungkinan akan dipenjara.

Karena ibu tiri dan adik tirinya melarikan diri dengan uang itu, lalu ayahnya melompat dari gedung karena marah.

Kakek berkata, "Aku terus menyelidiki pencurian dana perusahaan dan menemukan kalau hal itu ada kaitannya dengan Grup Fairecho. Ayahmu dijadikan kambing hitam."

Grup Fairecho adalah perusahaan real estat paling besar di Kota H dan ketua dewan komisarisnya adalah Durwin Kusnadi, ayah Nydia.

Saat Calista merenung, kakek mengeluarkan sebuah dokumen dan meletakkan di tangannya, "Cucuku, ini adalah 51 persen saham Grup Solidture, jangan tanya bagaimana aku mendapatkannya. Aku tahu kamu membutuhkannya."

Calista mengatupkan bibirnya dan terlihat serius, "Aku akan mencari tahu orang yang menjebak ayah untuk membersihkan namanya. Aku pasti tidak akan mengecewakan Anda."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel