Bab 3 Pergi Ke The Solstice
Griswald Loekito adalah teman Calista sejak kecil yang merupakan anak orang kaya.
Dia bertanya, "Apakah benar-benar sudah membuat keputusan?"
"Aku belum pernah seyakin ini sebelumnya." Calista tersenyum sejak keluar.
Wajahnya cantik, senyuman ini sepertinya menghilangkan kesuraman selama bertahun-tahun dan berubah menjadi ceria.
Griswald menghela napas, "Aku pikir kamu tidak akan pernah sadar lagi. Aku terus mengkhawatirkanmu selama enam tahun ini. Kenapa kamu bisa menyukai pria bajingan seperti itu?"
Calista mengangguk, "Benar, kenapa aku begitu bodoh?"
"Untung saja kamu bisa sadar. Kamu sudah jadi nenek-nenek kalau sadar enam tahun lagi." Griswald bercanda.
Dia berkata, "Sebelumnya aku berpikir, kalau kamu diusir setelah tua nanti, aku terpaksa menikahimu karena kita sudah berteman sejak kecil."
Calista memelototinya, "Dasar."
"Oh ya, ini adalah surat perjanjian perceraian yang kamu minta aku siapkan. Lihatlah."
Calista mengambil tumpukan surat perjanjian itu dan membaliknya secara asal, "Aku tidak akan mengambil barang apa pun dari Lancelot. Aku tidak berhutang padanya dulu dan sekarang juga tidak."
Dia menuliskan namanya tanpa ragu.
Griswald tertawa ketika melihatnya begitu santai, "Bagus, sikapmu sangat tegas."
Calista menyimpan pena dan mengerutkan keningnya, "Pergi ke Rumah Sakit Rakyat."
"Baik, Nona besar ..."
Lantai teratas rumah sakit adalah lantai khusus pasien VIP.
Setelah menemukan kamar 1203, Calista mengetuk pintunya dan masuk ke dalam.
Wanita cantik di atas ranjang ketakutan saat melihatnya, dia bersembunyi di dalam selimut sambil menangis.
Wajah Lancelot langsung suram dan suaranya terdengar sedingin es, "Kenapa kamu datang ke sini?"
Calista mengeluarkan surat perjanjian perceraian dari dalam tas dengan santai, lalu menyodorkan ke depannya, "Tandatangani surat ini dan aku akan segera pergi."
Lancelot mengambil dan melihatnya, ekspresinya terlihat semakin suram, "Kamu mau bercerai?"
"Menurutmu?" Calista menyelipkan rambut ke telinganya, lalu tersenyum lembut tapi terasa asing, "Kamu sudah menderita selama enam tahun ini. Bukankah kamu akan bebas setelah tanda tangan?"
Lancelot mengerutkan alisnya, wajahnya dingin dan kaku. Dia tidak tahu permainan apa yang sedang dilakukan Calista kali ini.
Saat ini, terdengar suara Nydia yang lemah, "Lancelot ..."
Suara ini seolah semacam petunjuk.
Lancelot melihat Nydia, lalu melihat wajah Calista lagi, tenggorokannya bergerak, "Kita bicarakan ini nanti. Kamu keluar dulu, jangan mengganggu Nydia."
Calista tersenyum tipis, "Aku serius, lagi pula kamu akan segera membawa nona Nydia kembali. Bukankah bagus kalau aku pergi? Agar tidak merusak pemandangan kalian."
"C-a-l-i-s-t-a!" Suara pria itu dingin dan berat, tampak seperti tidak ada kesabaran lagi untuknya.
"Nona Nydia sedang melihatnya, jangan-jangan ... kamu jatuh cinta padaku, jadi tidak bersedia bercerai?" Senyum di wajah Calista terlihat elegan dan menawan.
Nydia melihat Lancelot dengan tampang kasihan dan mencoba menguji pikiran pria itu, "Lancelot, ada apa denganmu?"
Calista melihat pria itu dengan dingin dan menunggunya membuat pilihan.
"Baik, aku akan tanda tangan!" Lancelot mengatupkan bibirnya, ekspresi wajahnya dingin.
Calista tersenyum puas dan pergi dengan surat perjanjian yang telah di tandatangani pria itu. Dia pergi dengan santai tanpa ragu sama sekali.
Namun, begitu keluar dari kamar pasien, air matanya mengalir tak terkendali.
Enam tahun pernikahan dan delapan tahun cinta berakhir tanpa hasil.
Hati manusia bukan terbuat dari besi, bohong saja kalau dirinya tidak sedih.
Hatinya sakit seolah ditusuk ribuan jarum.
