Chapter 6 Serangan Diam-diam
Keduanya menaiki tangga menuju lantai atas. Suasana di antara mereka terasa canggung, tapi hangat—seperti dua orang yang perlahan menyesuaikan diri.
Di tengah langkah, Ling Shuiying tiba-tiba menoleh.
Tatapannya serius, diselimuti rasa ingin tahu.
"Ketika kau menyelamatkanku... aku melihat kilatan cahaya. Apa kekuatan supermu sebenarnya?"
Lin Yu tak banyak bicara. Ia hanya mengangkat tangannya. Dalam sekejap, petir biru melingkupi jarinya, mengeluarkan suara mendesis halus.
"Elemen petir," jawabnya singkat.
Ling Shuying menatapnya lekat-lekat. Ada keterkejutan yang sekilas melintas di matanya, sebelum berganti menjadi senyum kecil penuh arti.
"Begitu ya..." Semburat cahaya muncul di tubuhnya. Tangan kanannya perlahan berubah—bulu putih yang lembut menjalar, diikuti cakar tajam di ujung jemarinya.
"Transformasi Harimau," katanya, anggun namun mengandung kekuatan. Ia mengangkat tangan bercakar itu, lalu menatap Lin Yu dengan ekspresi setengah menggoda, setengah memperingatkan.
"Kalau suatu hari kau berani mempermainkanku... aku tidak akan ragu meninggalkan jejak di wajahmu."
Nada suaranya lembut, namun tegas, membawa tekanan yang tak bisa diabaikan.
Sudut mulut Lin Yu sedikit berkedut, tapi ia tetap diam. Tatapannya yang dalam tidak menunjukkan ketakutan, hanya ketenangan.
Ling Shuiying tersenyum tipis, lalu melangkah lebih dekat. Ia menggenggam lengan Lin Yu dengan gerakan ringan tapi tak memberikan kesempatan untuk mengelak.
"Kita tunangan. Sudah sewajarnya aku memegang hakku,"
ucapnya santai, nada bicaranya alami namun berisi rasa memiliki yang kuat. Lin Yu sempat tertegun, namun akhirnya membiarkan dirinya dituntun.
Wajahnya tetap tenang, namun di dalam hati, debar jantungnya terdengar begitu keras.
Sudah berapa lama... sejak terakhir kali ada seorang wanita mendekatinya seperti ini? Apalagi, wanita itu adalah Ling Shuiying—dewi kampus, kebanggaan semua orang.
Bagi Lin Yu, yang bahkan belum pernah menggenggam tangan seorang wanita sebelumnya, sentuhan ini terasa membakar darahnya.
Ling Shuying mungkin terlihat begitu percaya diri.
Namun dalam hatinya, ia sama gugupnya.
Ini kali pertamanya ia menggandeng seorang pria.
Namun ia tahu satu hal dengan pasti—Lin Yu bukan lagi pemuda yang dulu hanya diam mengejar bayangan Bai Xue. Kini, dia adalah pria yang tajam, kuat, dan misterius.
Dan Ling Shuying bertekad... pria ini tidak akan ia lepaskan.
Dan tak akan membiarkan nya tertipu oleh wanita jahat Bai Xue.
..............
Di sisi lain, Bai Xue yang sedang duduk di kelas tiba-tiba bersin. “Hachoo!” Ia mengerutkan kening. “Aneh... bukankah aku punya kekuatan es dan tahan terhadap dingin?”
. . .
Langkah kaki mereka sampai di lantai lima ketika jarum jam menunjuk pukul lima sore.
Tak ada orang di koridor lantai 5, nyata nya tak banyak orang yang berani untuk tinggal di lantai dekat dengan kabut.
Belum satu hari sejak kabut tentu orang-orang masih sangat takut dengan kabut merah itu.
Jadi pakaian Lin Yu yang bernoda darah sama sekali tak menarik perhatian orang-orang.
Sambil bergandengan, Lin Yu membuka pembicaraan, suaranya tenang.
“Menurutmu... kita akan bermalam di mana malam ini?” Ling Shuiying sempat terdiam sejenak.
Lalu, seolah teringat sesuatu, ia tersenyum kecil.
“Aku tahu tempat yang cocok. Tempat sahabatku—dia pengelola klub penggemar novel.”
“Klub novel?” tanya Lin Yu dengan alis terangkat sedikit.
“Iya. Ruangannya nyaman, ada sofa, bahkan tempat tidur lipat. Dulu sering kupakai untuk tidur siang saat malas pulang ke asrama.”
Mata Lin Yu berbinar tipis, ekspresinya tetap kalem namun jelas setuju. Lin Yu merasa ia sedikit engan untuk tidur dilantai yang dingin.
“Kalau begitu, ayo kita ke sana.”
Ling Shuiying mengangguk setuju.
....................
Ling Shuiying membawa Lin Yu ke ujung koridor lantai lima—tempat sunyi yang bahkan tidak tampak seperti bagian dari kampus.
Hanya tembok polos tanpa pintu, tanpa jendela. Lin Yu menyipitkan mata, sedikit bingung.
“Di mana ruangannya?” tanyanya penasaran.
Ling Shuiying hanya tersenyum, tidak menjawab. Ia melangkah mendekati dinding, lalu menekan satu titik kecil di permukaannya.
Klik. Terdengar bunyi mekanik halus. Seketika, tembok itu bergeser ke samping, menampakkan pintu masuk tersembunyi yang menyatu dengan dinding.
Saat pintu terbuka, udara hangat keluar dari dalam. Aroma kayu dan sedikit harum teh menguar.
Mata Lin Yu menyipit, ekspresi terjaga.
“Ruang rahasia?” Ling Shuiying melirik ke arahnya.
“Sahabatku yang membangunnya. Dia punya sedikit... koneksi, dan sedikit waktu luang.”
Lin Yu tidak langsung masuk. Matanya mengamati setiap detail pintu otomatis yang menyatu dengan tembok itu.
Di benaknya, muncul satu pertanyaan besar—siapa sahabat Ling Shuiying sampai bisa membangun fasilitas tersembunyi seperti ini di kampus ?
Dia tahu satu hal pasti, Untuk membuat ruangan rahasia seperti ini, dibutuhkan lebih dari sekadar uang.
Koneksi, pengaruh, dan kemampuan menyembunyikan jejak.
Dan anehnya, bahkan sebagai pewaris keluarga Lin, dia sama sekali tak pernah mendengar keberadaan ruangan ini.
Saat mereka melangkah masuk, aroma lembut teh dan parfum samar menyambut mereka.
Ruangannya terang, luas, dan jauh dari kesan klub buku biasa.
Sofa empuk berjejer, rak-rak penuh novel langka berjejer rapi, dan bahkan ada tempat tidur lipat tersembunyi di balik sekat kayu.
Namun saat hendak melangkah masuk, tubuh Lin Yu menegang. Tatapannya berubah menjadi tajam.
“Ada yang mengawasi.”
Ia menghentikan langkah Ling Shuiying dengan satu gerakan tangan, meanatap sekeliling dengan waspada.
Ling Shuiying menurut, tanpa suara, Wajahnya berubah waspada.
klick
Tiba-tiba, terasa dinginnya logam menempel di punggung Lin Yu. Sebuah suara wanita terdengar tegas.
"Jangan bergerak!!!"
Di belakang Lin Yu, seorang wanita perlahan-lahan muncul seperti kamuflase alam seolah menyatu dengan tembok dan furnitur.
mengenakan seragam taktis hitam-hijau. Rambutnya dikuncir tinggi ke belakang, memberi kesan tegas dan enerjik.
Matanya tajam seperti elang, penuh keyakinan dan rasa percaya diri.
Ia saat ini menodongkan sebuah pistol tepat di punggung Lin Yu.
Namun Lin Yu sama sekali tak panik langsung berubah menjadi kilatan petir.
Dalam sekejap, ia muncul di samping wanita itu. Salah satu belatinya telah bersandar di leher gadis itu, ujungnya menggores kulit.
Wanita itu sama sekali tak bereaksi karena Lin Yu terlalu cepat untuk di tangkap nya.
Semuanya terjadi dalam waktu kurang dari satu detik.
Namun wanita itu tidak panik, bahkan, ia tersenyum tipis berkata dengan nada bercanda.
"Ling Shuiying… sepertinya tunanganmu cukup cepat."
Ling Shuiying melangkah mendekat, menepuk bahu Lin Yu dengan lembut, seolah mengingatkan agar tidak terlalu serius dalam menghadapi kejadian ini.
"Baiklah, Lin Yu... Jangan menganggapnya begitu serius, ia sahabatku,"
kata Ling Shuiying dengan nada tenang, meskipun tatapan matanya tetap pada wanita itu, yang kini tampak lebih santai.
Mendengar ini Lin Yu juga menarik pedang nya menyarungkan nya di pinggang belakang nya.
Ia akhir nya tahu siapa dalang di balik ruangan rahasia ini.
Lin Yu mengenalnya itu merupakan putri dari keluarga Ye salah satu dari empat keluarga besar dan berpengaruh selain Lin, Ling, dan Bai.
Dari ingatan pemilik tubuh sebelum nya Lin Yu mengetahui beberapa informasi tentang keluarga besar di kota ini.
Seperti Keluarga Lin dan Ling yang berfokus sebagian besar memiliki pengaruh di administrasi pemerintahan.
Keluarga Bai, Bai Xue fokus dalam bisnis sedankan Keluarga Ye berfokus dalam militer dan kepolisian.
Ketiganya lalu duduk di sofa empuk. Lin Yu, dengan wajah datar, menatap Ye Qing tajam.
Suasana masih sedikit canggung akibat kejadian barusan.
Ling Shuiying mencoba meredakan ketegangan.
Namun Ye Qing tidak seperti orang yang menyukai kedamaian.
Ia menatap Lin Yu lurus ke matanya.
“Menarik,” katanya pendek dan sedikit provokasi.
beri penilaian dan rating
Judul bab apa yang cocok menurut teks di atas?
