Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Merayumu

Menyembunyikan sesuatu yang dapat membuat hidupmu tidak tenang hanya akan meninggalkan rasa bersalah di dalam hati, kegelisahan, ketakutan, dan terus merasa bersalah.

Hal tersebut di rasakan Andre sekarang, sudah tiga hari ia selalu bertengkar dengan Diandra hal tersebut membuat kepalanya pusing. Ia memang berselingkuh, tapi ia berusaha untuk bersikap adil. Ia selalu pulang ke rumah walau sebelumnya mampir ke apartemen sang kekasih. Seperti malam ini, ia dan Selvia makan malam di salah satu restoran.

"Sayang, makannya kok ga semangat?" tanya Selvia.

"Diandra, marah - marah terus di rumah. Aku males pulang," keluh Andre.

Selvia tersenyum. Ia mengerti bagaimana perasaan Andre. "Bicarakanlah baik - baik dengan Diandra. Jangan menyakitinya."

"Aku tak tahan kalau harus selalu bertengkar setiap hari. Sudah 3 hari kami bagaikan kucing dan anjing."

Selvia menggelengkan kepalanya. "Jangan kamu sama dirimu dengan anjing atau kucing, Yang. Kamu adalah kamu, Andre ku yang selalu menghajarku di ranjang. Selalu minta sex lagi dan lagi sampai aku jadi budak sex mu."

"Sayang... kalau kamu membicarakan sex, aku jadi pengen kan." Rajuk Andre.

"Ayo kita bercinta di mana sayang? Aku pengen sesuatu yang menantang bukan hanya di ranjang saja." Selvia mengerlingkan matanya menatap Andre.

"Kamu memang selalu menantang sayang. Kita kali ini bercinta suatu tempet yang menantang mau ga?" tanya Andre sambil mengelus - elus punggung tangan Selvia.

Dengan sengaja Selvia menggesekkan kakinya ke dalam paha Andre dan mengigit bibirnya memandang kekasihnya seperti ingin menuntaskan nafsu birahinya yang selalu ingin melakukan hubungan intim lagi dan lagi tanpa mengenal tempat.

Begitu mereka selesai makan malam, Andre akan mengatarkan kekasihnya kembali ke apartemen, tapi Selvia menahannya.

"Sayang, aku pengen," ucap Selvia manja.

"Tapi, aku harus pulang cepat. Nanti Diandra akan curiga," ujar Andre memohon pengertian Selvia.

"Hanya sebentar sayang."

"Kalau aku sudah bercinta denganmu, aku akan lupa waktu, sayang."

"Tidak akan lupa waktu. Aku janji."

"Baiklah jika memang ini mau mu."

Andre membawa Selvia ke belakang mobil. Di ruangan yang kecil itu mereka memadu kasih dengan cepat. Walau Andre tak begitu menikmati percintaan mereka kali ini. Ia diburu waktu, tak ingin Diandra menunggunya pulang tengah malam lagi. Suasana menantang di parkiran mobil restoran membuat Andre dan Selvia seakan terpacu waktu. Ada yang berbeda saat bercinta di tempat umum.

"Kamu memang selalu nikmat, sayang," ujar Andre setelah mereka selesai bercinta.

"Tentu dong, sayang... jika aku tak nikmat susah untuk membuatmu puas."

Andre tertawa. Selvia memang mengerti kebutuhan biologisnya yang mampu membuatnya melupakan sejenak masalah dengan Diandra. Setelah ia mengantarkan Selvia kembali ke apartemen dengan secepatnya kembali ke rumah. Andre tak ingin membuat Diandra marah padanya lagi.

"Keira, Richie, Papa pulang." Andre memanggil putra dan putrinya dengan semangat.

Keira dan Richie sedang bersama Diandra berada di dalam kamar. Begitu mendengar suara Andre, Keira dan Richie sangat bersemangat.

"Ma, Papa sudah pulang," ujar Keira.

"Iya Ma. Itu suara Papa." Richie dan Keira langsung turun dari ranjang menuju lantai bawah menemui Andre.

"Papa," teriak Richie dan Keira bersamaan.

Andre memeluk kedua anaknya, ia merindukan pelukkan putra putrinya. Ada perasaan bahagia bisa bercengkrama dengan keluarganya. Diandra juga ikut turun walau hanya menatap Andre dengan dingin, tapi ia juga tersenyum saat Richie dan Keira bersama Andre.

Mas, kenapa kamu seperti itu lagi. Aku tahu kamu selingkuh walau aku belum menemukan bukti - bukti perselingkuhanmu. Kasihan anak - anak kita Mas kalau kamu belum juga berubah. Diandra berkata dalam hatinya.

Perasaan Diandra begitu sakit. Ingin sekali ia marah pada Andre, tapi tak tega jika membuat Richie dan Keira bersedih. Kebahagiaan anak - anaknya lebih dari segalanya, walau ia harus menahan rasa sakit.

Biarlah aku yang sakit asal jangan anak - anak. Kebahagiaan mereka merupakan kebahagiaanku juga. Diandra berkata dalam batinnya dengan sedih.

"Papa, sudah selesai kerjanya? Ga pulang malam - malam lagi, 'kan?" tanya Keira.

"Ga dong. Papa kemarin - kemarin itu sibuk banget, Nak. Tapi Papa janji mulai hari ini dan seterusnya ga akan pulang malam - malam lagi," ucap Andre sambil melirik ke arah Diandra.

Diandra hanya menatap Andre dengan dingin. Ia tak boleh luluh dengan sikap Andre yang sepertinya kembali seperti dulu. Andre yang sangat mencintai keluarganya.

Semoga kamu sadar Mas. Aku mohon Mas jangan mengulangi kesalahan yang dulu lagi, aku ga sanggup Mas kalau kamu berselingkuh lagi. Diandra hanya mampu berkata dalam batinnya.

"Papa, mau mandi dulu yaa... nanti setelah Papa mandi akan bacakan cerita sebelum kalian tidur," ucap Andre.

"Siap Bos," ujar Keira dan Richie bersamaan.

Andre tertawa mendengar coletahan putra putrinya. Ia merindukan kedua anaknya setelah beberapa hari ini selalu dengan Selvia. Ia menuju kamarnya ingin membersihkan keringat sisa - sisa percintaannya di mobil. Diandra juga berada di dalam kamar, ia menyiapkan baju ganti untuk suaminya.

"Di," panggil Andre.

"Kamu mandi saja dulu Mas. Aku panaskan makan malam," ucap Diandra dingin.

Diandra melangkahkan kakinya menghindari Andre, tapi Andre langsung memeluk Diandra dari belakang.

"Di." Andre memanggil Diandra lagi, tapi kali ini dengan lembut.

"Lepas Mas. Aku mau ke bawah," ujar Diandra yang tak ingin dipeluk Andre.

"Maafkan aku, sayang. Aku salah ke kamu, tapi aku tidak melakukan apa yang ada dalam pikiranmu. Aku mencintaimu, Diandra," ucap Andre sambil memejamkan matanya.

Andre memeluk Diandra, tapi dalam pikirannya ia membayangkan Selvia. Tangannya memegang buah dada Diandra dengan lembut membuat tubuh Diandra meneramang.

"Aku mau menghangatkan makan malam, Mas," ucap Diandra sambil menggigit bibirnya. Ia tak ingin Andre mendengar desahannya.

"Aku tidak membutuhkan makan malam, Di. Aku sudah makan dan sekarang aku ingin memakanmu. Aku merindukanmu, Sayang," ucap Andre lagi.

"Aku tak ingin di makan," ujar Diandra dingin dan pandangannya datar.

Andre terkejut. Ia tak menyangka dan baru kali ini Diandra menolaknya dengan dingin, biasanya Diandra akan luluh saat ia merayunya, tapi kali ini ia harus berjuang ekstra keras membujuk istrinya agar kembali seperti dulu. Ia merindukan senyuman istrinya yang selalu menyambutnya pulang dari kerja.

"Sayang, mandi kan aku. Aku sudah lama ga dimandikan sama kamu. Mandiin aku yaa sayang, please," ujar Andre sambil mengerlingkan matanya.

Diandra sudah paham betul kelakuan Andre. Jika ia memandikan Andre hanya akan berujung desahan di dalam kamar mandi.

"Kamu sudah besar Mas. Ngapain aku mandiin kayak anak kecil saja, kamu bukan Keira atau Richie yang terkadang masih aku mandikan. Minggir Mas, aku mau ke kamar anak - anak," sentak Diandra sambil melepaskan tangan Andre dengan kesal.

Andre terdiam. Kali ini Diandra benar - benar marah padanya. Ia harus melakukan berbagai macam cara agar Diandra percaya lagi padanya agar perselingkuhannya dengan Selvia tidak ketahui Diandra, istrinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel