1. I Love You Om
[Salam kenal ya om…] sebuah pesan yang muncul di chat Messenger, saat aku baru saja on line, segera aku balas.
[Salam kenal juga..]
[Ganggu gak om…?] dia kembali membalas Pesan ku, aku pun kembali membalas pesannya.
[Gak juga sih… emang kenapa?] balasku lagi.
[Aku cuma mau bilang terima kasih aja om.. ] balasnya
[Terima kasih untuk apa? ] tanyaku merasa aneh, gak dikasih apa-apa kok mengucapkan terima kasih? Pikirku saat itu.
[itu lho om… om kan sudah confirm permintaan pertemanan ku.. hehehe.. aku senang banget om sudah mau kenalan..] balasnya.
Sambil terus chat, aku coba buka profilenya, mencari tahu imformasi tentang dirinya. Sementara dia terus mencecar pertanyaan yang aneh-aneh. namanya Noni evengelesta, umurnya 18 tahun, masih kuliah. Kalau lihat fotonya cantik juga. Tapi, aku curiga sama namanya, pastilah ini nama hanya di dunia maya.
Setelah itu dia kembali kirim pesan,
[Om aku boleh minta no telpnya Ga?] aku mulai mikir, ini anak kalau dikasih nomor hape ntar malah telepon terus. Ujung-ujungnya minta duit seperti kebanyakan akun ABG di medsos pikirku. Aku kembali balas pesannya dengan bertanya,
[Buat apa..?] aku mencoba menyelidik.
[Tuh.. kan! pasti Ga boleh nih… ya untuk ditelponlah, kok nomor telp aja pelit?] balasnya lagi.
Aku mulai tidak respek sama anak ini, jujur aku takut jangan-jangan nanti aku jadi korban penipuan lewat Facebook lagi. Akhirnya aku pamit untuk offline.
Besoknya kembali aku membuka FB, ada satu pesan masuk di messenger-ku, pengirim pesannya Noni, masih anak yang kemarin.
[sory om ganggu lagi.. kenapa sih om kayaknya ga mau kasih aku no telp? padahal aku pengen ngobrol sama om.. pliiis.. deh om! suer aku gak akan macam-macam deh..] cukup panjang isi pesannya.
Aku bertanya dalam hati, apa sebetulnya yang diinginkan anak ini? aku replay pesan singkatnya dengan hanya mengirimkan nomor ponselku.
Aku terus online sambil meng-update status, yang memang sudah beberapa hari ini belum pernah di ganti. Beberapa menit kemudian ponselku ada notifikasi masuk. Tapi, dari unknown number, aku coba angkat,
”Hai.. om, aku senang banget om mau angkat telponku.. hehehe.” Ujarnya sambil terkekeh-kekeh.
“Ada apa non?” Tanyaku dengan malas-malasan.
“Eh om… telpon balik ya! pulsaku gak cukup nih… kan aku dari bandung om..” jawabnya.
Wah mulai nih masalah.. dalam hatiku, dengan berat hati aku coba telpon juga,
“Ada apa non? maaf ya aku gak banyak waktu..” ujarku
“Aku tuh kagum tauk sama kata-kata om yang di status Fb, makanya juga aku add…” Noni mulai memuji aku. Aku tanya lagi dia,
“Kagum kenapa? emangnya kata-kata aku menghipnotismu?”
“Ya…om, kayaknya om bijak banget…” pujinya lagi.
wah aku mulai tersanjung nih, apalagi suaranya yang manja kekanak-kanakan itu. aku yang mulai penasaran ternyata.
“Terus apa lagi.. yang membuat kamu mau kenal sama aku?” aku sengaja membahasakan diri dengan ‘aku’ supaya lebih enak komunikasinya.
“Om fotonya cute banget… kayak anak muda aja…” pujinya sekali lagi.
Alah mak!! mati aku sama pujian anak ini.. kok aku yang deg-degan jadinya? yang tadinya aku gak respek sama sekali, sekarang malah aku yang dibikin penasaran.
“Eh Non.. maunya kamu itu apa sih? kok maunya beteman sama om-om seperti aku?” aku mencoba menyelidik ingin tahu.
“Justeru enakan temanan sama orang seperti om tauk! kalau sama anak pantaran aku cuma dimainin om.. “
“Ya kalau temanan di FB aja sih aku gak keberatan.. anakku juga cewek lo… pantaran kamu juga.” Ujarku.
“Ya gak papa dong.. emang kenapa om? gak mau nih?“ tanyanya dengan manja.
Ini dia nih.. yang dibilang godaan ABG itu lebih berat, apa lagi ada teman yang bilang, kalau berteman dengan ABG itu bikin kita tambah muda.
“Non… udahan dulu ya ngobrol nya, aku mau terusin kerjaan nih.. ”
Aku mau sudahin aja obrolannya, aku takut malah jadi kebawa arus sama alam pikirannya. Apalagi aku gak bisa berbahasa sebagai orang tua menghadapi anak-anak seumuran itu. Tapi, Noni gak mau mematikan teleponnya.
“Tuh kan.. om jahat!! baru sekali ngobrol aja sudah mau menghindar!!” ujarnya dengan sewot.
Aku mencoba mengubah cara berbahasaku, agar dia merasa dianggap sebagai anak,
“Bukan begitu sayang… om kan mau kerja….”
“Apa om? om bilang sayang? aduh om… Noni jadi deg-degan nih….” Ujarnya dengan senang hati.
Mati aku… jadi salah bahasa lagi aku, aku gak tahu lagi harus gimana menghadapi anak ini,
“Ya udah! gitu deh, pokoknya udahan dulu ya, ntar om telepon lagi.” Ujarku.
Aku gak tahu lagi, aku cuma ingin segera mengakhiri saja pembicaraan itu. Tapi, Noni terus ngomong dan akupun sudah mau menutup telepon, tapi tiba-tiba dia ngomong sambil berbisik,
“Om kapan kita ketemu di bandung? mau ya? pliiis….”
“Untuk apa Non? kan om udah bilang kita temanannya di FB aja, kan kita juga baru kenalan…” Jawabku.
“Yaudah… kalo om gak mau, ya gak papa… aku gak maksa, tapi kalo ada waktu kita ketemuan ya…” jawabnya dengan manja.
***
Dua hari ini aku coba online di FB, tapi aku seperti kehilangan Noni. Sudah dua hari ini tidak online, aku mulai penasaran, aku coba kirim pesan ke ponselnya, tapi tidak dibalas. Aku telpon dia, tapi gak nyambung-nyambung, kenapa perasaanku jadi galau gini? Dalam hatiku. Tiba-tiba aku merasa kehilangan dan merindukan Noni.
***
Hari ini adalah hari ketiga kegelisahan ku. Aku mulai merasa kehilangan Noni, aku cuma diam terpaku di depan Laptop. Sekali-kali mataku menatap ke ponsel, kalau-kalau ada telepon yang masuk. Tiba-tiba ponselku bergetar, segera aku raih dan aku lihat dilayar LCD-nya nama anakku, bukanlah nama Noni. Aku bicara sebentar dengan anakku, aku merasa anakku adalah juga Noni. Anakku menyadarkan ku kalau aku adalah seorang ayah, seorang kepala keluarga, dan aku sangat bangga dengan status itu. Tidak ingin aku mengubahnya menjadi orang tua yang tidak tahu akan umurnya.
***
Hari ketujuh setelah perkenalanku dengan Noni, tidak ada juga kabar dari Noni. Tapi aku tidaklah terlalu hirau, aku mulai terbiasa tanpa Noni. Seperti halnya dulu sebelum aku mengenalnya. Ponselku bergetar, ada pesan yang masuk, segera aku baca :
[Om… maaf ya kalo Noni gak kasih kabar.. Noni lagi terbaring di Rumah sakit.. Noni juga gak tahu sakit apa.. Noni kangen sama om, Noni pengen banget ketemu kalau nanti masih ada waktu… I love you om…]
Tiba-tiba aku menjadi begitu sedih membaca pesan dari Noni itu, aku merasa Noni seperti halnya anakku, aku begitu kuatir sama keadaannya.
Aku mencoba telpon Noni, namun ponselnya tidak diangkat. Ada perasaan bersalah dengan Noni salama ini, aku seperti orang kebingungan. Aku mencoba berdoa agar Tuhan menyelamatkan Noni. Tiba-tiba aku merasa takut kehilangan dia. Aku mencoba video call, dan tersambung.
Mungkin seseorang yang menerima VC tersebut. dalam VC itu aku melihat Noni terbaring lunglai dengan selang oksigen dihidungnya.
"Noni.. ini om Danu.. bangun dong.. katanya mau ketemu om.." Aku mencoba membangunkannya. Meskipun dalam keadaan sakit, namun Noni masih terlihat cantik. Dugaanku salah ternyata Noni yang ada di VC adalah Noni seperti yang ada di Fb, bukan Fake Akun. Tiba-tiba mata Noni pelan-pelan terbuka, dengan terbata-bata dia berbicara sambil melambaikan tangannya.
"Haaai.. Ommm.." Airmatanya mengembang dipelupuk matanya.
"Cepat sembuh ya sayang..." Aku pun tidak bisa menahan airmataku melihat keadaan Noni. Dia hanya membalas ucapanku dengan anggukan kepala.
Ingin rasanya aku menemui Noni di rumah sakit di Bandung, cuma kesibukanku di Jakarta tidak bisa ditinggal. Sering aku VC Noni, namun kondisinya belum berubah, Noni masih di rawat di ruang intensive care.
Bersambung
