Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Siapa Yang Tidak Bisa Berpura-Pura Kasihan?

Dia berkata dengan serius dan tatapan polos, tetapi membuat Gu Chulan dan Nyonya Kelima gemetar.

"Gu Chunuan, kamu berbohong! Kamu tidak seperti ini ketika memaksaku minum obat itu!"

"Adik, aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan. Aku tahu aku salah, seharusnya tidak terlambat. Jangan marah lagi, Adik."

Gu Chulan menggila. Kesuciannya telah dihancurkan oleh Gu Chunuan, tetapi Gu Chunuan malah bertingkah sepolos kelinci. Gu Chulan tidak bisa menahan amarahnya, langsung berdiri dan ingin mencekik Gu Chunuan, seolah-olah ingin langsung membunuhnya hidup-hidup.

"Lancang!"

Perdana Menteri Gu menepuk meja dan berteriak keras.

Semua orang tersentak, kecuali Gu Chunuan.

Nyonya Kelima menarik Gu Chulan untuk berlutut, "Tuan Besar, jangan marah. Lan Er gegabah sesaat sehingga keluar bersama Nona Ketiga. Qian Ri Zui itu pasti diberi orang yang berniat buruk."

Nyonya Besar dan Nyonya Ketiga mencibir.

Orang yang berniat buruk? Menyindir mereka?

Nyonya Kelima tidak jarang bersikap sombong dan jahat kepada mereka mentang-mentang dia disayangi Tuan Besar. Kini Gu Chulan kehilangan kesuciannya, mereka akan melihat apa lagi yang bisa Nyonya Kelima lakukan.

Bodohnya lagi, Gu Chunuan sangat penakut dan tidak pernah keluar dari kediaman selain untuk menyembahyangi mendiang ibunya sesekali. Dia juga tidak punya orang terdekat, jadi bagaimana dia mengetahui apa itu Qian Ri Zui? Dan dari mana dia membelinya?

Gu Chulan harus mencari alasan yang bagus bila ingin mencelakai Gu Chunuan.

Apakah kehilangan kesucian membuat orang menjadi bodoh?

Nyonya Ketiga tersenyum samar dan berucap sarkas, "Entah siapa yang memberitahu Tuan Besar bahwa Nona Ketiga melarikan diri ke kuil usang. Gagal mencelakai orang, malah mencelakai diri sendiri."

Raut Nyonya Kelima sangat muram.

Dia menjebak Gu Chunuan demi menjadikan putrinya sebagai Permaisuri Ze. Namun, dia tidak menyangka jika orang yang ingin dia celakai malah putrinya sendiri.

Mengingat kesucian putrinya telah hilang, Nyonya Kelima merasa marah tetapi ekspresi yang ditampilkan adalah sedih.

"Tuan Besar, jika aku ingin mencelakai Nona Ketiga, bagaimana mungkin dengan bodohnya justru mencelakai putri sendiri? Jelas ada orang yang mencelakai kami."

"Gu Chunuan si jalang adalah pelakunya! Ayah, Ayah harus memberiku keadilan."

Nyonya Kelima menarik pakaian Gu Chulan, memberinya isyarat untuk tidak berbicara sembarangan lagi.

Akan tetapi, bagaimana Gu Chulan yang tengah dilanda kemarahan bisa mempertahankan ketenangan?

"Ayah, Ayah harus memberi jalang ini pelajaran. Dia munafik!"

Hingga sekarang, tubuh bagian bawahnya masih sakit. Ini semua salah Gu Chunuan.

"Cukup! Chunuan, katakan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah kamu memaksa adikmu minum Qian Ri Zui?"

Gu Chunuan tersenyum mengejek.

Gu Chulan terus menyebutnya sebagai jalang. Jika dia adalah jalang, lalu Si Tua bermarga Gu ini apa?"

Ayah jalang?

Meskipun demikian, Gu Chunuan tetap berujar dengan sedih, "Adik berkata begitu, maka baiklah ... aku yang melakukannya."

Dada Gu Chulan naik turun saking kesalnya. Jika bukan Nyonya Kelima menahannya, dia mungkin sudah meledak.

"Kalaupun kemarin hari peringatan kematian ibumu, kamu bisa membawa beberapa pelayan. Apa yang kamu lakukan di luar malam-malam?"

"Chunuan juga ingin membawa beberapa orang, te ... tetapi Adik Kelima mengatakan bahwa dia sudah membawa banyak orang, jadi aku tidak perlu membawa lagi. Ada banyak orang yang mendengarnya ketika Adik Kelima mengatakan ini. Jika tidak percaya, Ayah bisa bertanya kepada mereka."

Nyonya Ketiga dengan malas memainkan kukunya yang berwarna sambil berkata, "Nona Kelima memang mengatakan ini, dia bahkan menyuruh pelayan untuk mencegat Qiu Er."

Gu Chukecapig, Nona ketujuh, tidak tahu apa-apa tetapi dia juga segera menimpal, "Aku juga melihatnya."

Nyonya Kelima merasa panik, sepertinya masalah tidak akan beres hari ini.

Perdana Menteri Gu berteriak marah, "Apa yang kamu lakukan pergi malam-malam?!"

"Tuan Besar ...."

Nyonya Kelima ingin menjelaskan namun Perdana Menteri Gu langsung berang, "Diam! Jika bukan karena kamu terlalu memanjakannya, bagaimana hal ini bisa terjadi? Chulan, katakan, mengapa kamu pergi ke kuil usang?"

Setelah marah, Gu Chulan tahu bahwa hal ini tidak menguntungkannya. Dia akan habis bila Ayah tidak menyayanginya lagi.

Gu Chulan menyeka air mata sambil mengadu dengan sedih, "Chulan mendengar bahwa kemarin adalah hari peringatan kematian Ibu Kakak. Sebenarnya, Chulan ingin menemani Kakak tetapi khawatir jika Kakak tidak suka orang lain mengganggu Mendiang Ibunya. Oleh karena itu, Chulan mengajak Kakak bertemu di kuil usang untuk pulang bersama. Mana tahu ...."

Kata-katanya tidak akan dipercaya.

Kehidupan Gu Chunuan di kediaman tidaklah baik. Jika Gu Chulan benar-benar peduli pada Gu Chunuan, dia tidak akan sering mempersulitnya.

Bagaimana mungkin Perdana Menteri Gu tidak tahu bahwa Gu Chulan sedang berbohong? Dia tidak ingin memperpanjang topik ini lagi sehingga menyalahkan Gu Chunuan.

"Semua salahmu. Kalau bukan karena kamu bersikeras menyembahyangi ibumu di Kuil Yun kecapig, hal ini juga tak akan terjadi. Jika ingin sembahyang, sembahyanglah di rumah lain kali."

Gu Chunuan memicingkan mata dengan dingin, lalu meluruskan punggungnya. Senyum sarkas yang sulit disadari menghiasi bibirnya.

"Dalam mimpi, ibuku mengatakan bahwa dia kesepian di bawah sana. Saat itu, Mendiang Ibu juga meninggal dengan mengenaskan. Dia ingin sekali mengunjungi Ayah dan para Nyonya."

"Untuk apa mengunjungi kami?" Punggung Nyonya Kelima merasa dingin.

"Ayah dengan lancang menikahi kalian sebagai selir setelah menikah dengan Mendiang Ibu. Tentu saja untuk melihat apakah kalian hidup dengan baik dan mesra."

Ekspresi semua orang berubah.

Mengingat tatapan penuh kebencian Ibu Gu Chunuan menjelang mati saat itu, mereka merasa merinding.

Nyonya Besar menatap Gu Chunuan dengan curiga. Tatapan Gu Chunuan tadi tidak takut seperti dulu, melainkan tampak dingin dan arogan. Apakah dia salah melihat?

Perdana Menteri Gu berkata dengan kesal, "Sudah, masalah ini sampai di sini. Siapa pun tidak boleh membocorkan tentang Lan Er kehilangan kesuciannya, kalau tidak aku akan memberinya pelajaran."

"Baik," sahut Nyonya Ketiga dan lainnya.

Perdana Menteri Gu menunjuk Gu Chulan dengan marah, "Diam di rumah dan tidak boleh pergi ke mana pun untuk beberapa hari!"

"Baik." Gu Chulan benar-benar sedih.

Kesuciannya hilang begitu saja dan dia dimarahi, sedangkan si pelaku malah bebas di luar. Bagaimana dia bisa menerimanya?

"Kamu juga hati-hati. Jika aku tahu bahwa apa yang dialami Lan Er adalah hubungannya denganmu, aku tidak mengampunimu!"

Gu Chunuan tersenyum mengejek. Siapa yang tidak akan mengampuni siapa masih belum diketahui.

Perdana Menteri Gu meninggalkan tempat itu. Nyonya Kelima khawatir jika Perdana Menteri Gu tidak menyayangi Gu Chulan lagi sehingga meninggalkan putrinya dan menyusul.

Nyonya Besar, Nyonya Ketiga dan Gu Chukecapig tersenyum mengejek pada Gu Chulan sebelum pergi.

Tinggallah Gu Chunuan dan Gu Chulan di aula utama.

Gu Chunuan memandang Gu Chulan dengan angkuh, tidak selemah tadi.

"Kamu out!"

Gu Chulan tertegun, "Apa artinya?"

"Artinya, kamu dieliminasi." Kesucian gadis lebih penting dari nyawa pada zaman kuno. Bukankah kehilangan kesucian sama halnya dengan dieliminasi?

Sebelum Gu Chulan paham apa maksudnya, Gu Chunuan bersiul lalu pergi dengan sombong.

Itu membuat Gu Chulan sangat marah.

Gu Chulan menghancurkan vas bunga di meja lalu meraung, "Gu Chunuan, suatu hari nanti, aku akan membunuhmu! Argh!"

Sialan, bisa-bisanya dia merasa dirinya seperti seekor semut di depan Gu Chunuan tadi, sedangkan Gu Chunuan adalah penguasa tak tertandingi.

Gu Chunuan hanyalah monster yang memiliki gelar Nona Ketiga, sekaligus orang yang paling Gu Chulan remehkan. Bagaimana dia boleh memiliki pikiran seperti itu?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel