Pustaka
Bahasa Indonesia

TRUST

47.0K · Tamat
Hamira Irrier
39
Bab
958
View
8.0
Rating

Ringkasan

Anelis Arkaina- Brokenhome survivor yang berusaha percaya akan adanya cinta. Ia menikah dengan Rajasa kekasihnya. Namun, laki-laki itu justru membuatnya merasakan pilu di kehidupan pernikahan mereka. Dapatkah Anelis bertahan?

PresdirPengkhianatankonflikkebencianPernikahansuamiKeluargaIstriMenyedihkan

Bab 1-Satu

Tak ada yang lebih membuat bahagia. Setelah menunggu begitu lama ia bisa menyaksikan perempuan pujaannya duduk di tepi ranjang miliknya. Ya. benar-benar sebuah ranjang yang sudah disiapkan.

"Terima kasih, Ne. Sudah mau menerimaku. Maaf kita hanya bisa berbulan madu ke sini lagi." Rajasa membelai lembut rambut istrinya.

Seperti biasa Anelis hanya membisu. Sedikit mengukir senyum, lalu kembali asik dengan lamunannya sendiri.

"Kamu mau makan apa, Ne? aku pesankan dari room service," tanya Rajasa lembut.

"Aku mau tidur aja, Mas. Ngantuk," jawab Anelis. Ia enggan menanggapi suaminya. Anelis beringsut. Menarik selimutnya, membelakangi Rajasa.

Sejak melaksanakan ijab qabul, perempuan yang sebelumnya ceria berubah begitu murung seolah dunia sedang mengurungnya. Rajasa ingin sekali segera menikmati puncak asmara yang digemborkan pengantin baru dan lama. Namun, sampai detik ini, ia belum mendapatkannya. Rajasa merasa aneh. Ia paham betul bagaimana cerianya Anelis menerima pinangannya. Empat tahun menjalani hubungan membuat mereka mantap melangsungkan pernikahan. Tak selayaknya istrinya bersikap demikian. Pasti ada sesuatu yang membuat perempuan pujaannya itu bersikap demikian. Ada bagian lain yang selama ini tidak ia mengerti. Rajasa pun memilih sabar menunggu. Karena ia sangat mencintai Anelis.

Malam pun membayang. Usaha Rajasa membawa Anelis ke salah satu hotel terbaik di Borobudur sia-sia. Ia memilih Aman Jiwo Hotel sebagai tempat bulan madu mereka. Mengurus reservasi beserta keperluan lainnya. Harapannya kembali ke alam, bisa membuat mereka lebih tenang. Rajasa ingin menikmati senja dari Candi Borobudur yang nampak agung. Candi Buda terbesar di Indonesia, yang menjadi situs warisan dunia. Selain menikmati panorama Candi, mereka juga bisa menaiki mobil jeep. Menyusuri jalanan desa wisata yang memikat mata. Singgah di beberapa Balkondes unik yang kaya akan sentuhan jawa. Mengabadikan momen dengan kamera miliknya. Akan tetapi, sepertinya itu tak akan terjadi. Malam mereka habiskan dengan diam.

“Mungkin Anelis lelah,” lirih Rajasa pada dirinya.

***

Matahari menghampiri di ufuk timur. Memancarkan sinar jingga yang kaya akan vitamin D. Sejak subuh Rajasa sudah bangun. Melakukan rutinitasnya sebagai seorang hamba. Ia tak berani membangunkan Anelis.

Anelis mengerjapkan mata. "Jam berapa Mas?" tanya Anelis dengan masih mengantuk.

"Jam delapan pagi," ujar Rajasa jahil.

"Ya udah. Aku bablas aja nggak usah solat." Anelis kembali menarik selimut.

"Masih jam enam. masih bisa solat subuh," ucap Rajasa lembut. Anelis membuka selimut lantas beranjak dari tempat tidur. Mengambil air wudu sebelum mengerjakan rutinitasnya.

Kembali Rajasa melihat diri Anelis yang menimbulkan tanda tanya. Kenapa urusan dengan Rabbnya juga begitu bergeser? Rajasa urung mengajukan pertanyaan. Selesai melipat mukena, Anelis kembali menarik selimutnya. Rajasa memilih pergi. Menikmati sekeliling hotel yang terletak dekat perbukitan ini. Ia menenteng kamera kesayangannya. Suara burung berkicau menemani langkah kaki Rajasa. Sesekali ia membidik kerumunan burung di angkasa. Melihat kembali hasil jepretannya. Ia menggeser panah ke kanan, menemukan kembali wajah ceria Anelis yang hilang sejak malam setelah ijab qabul.

Rajasa mendesah. Apakah menikahinya suatu hal yang salah? Apakah Anelis tidak mencintainya lagi?

Tangannya cepat meraih ponsel. Mencari akun media sosial Anelis. Sejak kemarin, ia tidak menemukan apa pun. Rajasa tidak bisa melacak pikiran Anelis. Ya. Anelis sering mengungkapkan isi kepala juga hatinya lewat tulisan. Ia jarang bicara lugas. Rajasa mensecrol akun instagram Anelis. Melihat foto Anelis beserta Andara dengan caption. -Begitu banyak drama kehidupan kita saksikan. Aku muak dengan keduanya. Kau tahu maksudku, kan? @AndaraArkaina adikku yang kini bersama Ibu. Anelis sedang terluka. Pasti perceraian kedua orang tuanya memengaruhi pemikirannya tentang rumah tangga.

Rajasa pun berlari. Kembali menuju kamar yang ia pesan. Mengedarkan pandangan. Mencari Anelis. Kamar sudah begitu rapi. Selimut sudah tertumpuk beserta bantal. Rajasa menangkap sosok gadis muda pujaannya. Anelis mengacak rambutnya dengan handuk. Aroma sampo menyeruak keluar. Rajasa buru-buru menghampiri. Memeluk Anelis yang baru keluar dari kamar mandi.

"Woy...woy woy, apaan, Mas? jatuh aku nanti," refleknya begitu cepat. Anelis mundur satu langkah. Rajasa begitu paham. Setiap akan dipeluk pasti begitu. Perlindungan dirinya terhadap orang luar begitu kuat.

"Maafin aku Ne, aku nggak memahamimu. Hari ini aku udah paham. Aku akan lebih bersabar. Persis empat tahun lalu awal aku mengenalmu." Rajasa tetap memeluk Anelis. Tak ada penolakan. Anelis pasrah dipelukan suaminya. Dicintai begitu tulus membuatnya lara. Tak seharusnya Rajasa mendapatkan ini semua. Tak seharusnya Rajasa jatuh cinta padanya.

"Aku yang minta maaf, Mas, aku yang salah. Sampai hari ini aku belum bisa melakukannya," ujar Anelis.

"Tidak, tidak. Kamu tidak perlu minta maaf. Aku yang seharusnya lebih mengerti tentang kondisimu. Aku sayang kamu, Ne." Rajasa mengecup rambut Anelis mesra.

Anelis membiarkan air matanya mengalir. Mengairi hatinya yang kering. Ia berharap bisa seperti wanita pada umumnya.